Latest News

Tuesday, January 28, 2014

Download Gratis Buletin Lentera Iman

Pada halaman ini, para pembaca sekalian bisa mendownload gratis ebook buletin Katolik Lentera Iman. Anda sekalian bisa menikmati berbagai katekese, informasi dan lain-lain mengenai Gereja Katolik termasuk tulisan-tulisan dari Indonesian Papist di dalam buletin ini. 


Buletin Lentera Iman ini adalah buletin Katolik non-profit dan para penulisnya secara sukarela menyumbangkan tulisan tanpa dibayar. Buletin Lentera Iman dijual dalam bentuk hardcopy / versi cetak dengan harga Rp 5.000. Keuangan buletin Lentera Iman disokong terutama berkat hasil penjualan versi cetak dan beberapa donatur yang memasang iklan. Buletin Lentera Iman ini sendiri dibagikan secara gratis kepada para katekis atau fasilitator pendalaman iman di  wilayah pedalaman Keuskupan Agung Makassar sebagai referensi atau bahan pengajaran. Bila anda sekalian ingin menyisihkan sebagian uang untuk mendukung karya kerasulan pers ini, anda dapat mengirimkannya ke rekening tujuan yang tertera pada halaman kedua buletin ini. Berikut ini berbagai edisi Buletin Lentera Iman yang dapat anda download dengan gratis dalam bentuk ebook .pdf:

Edisi � Tema

Catatan:
1. Bila ingin menyalin isi artikel ini beserta link download atau me-reupload (upload ulang) ebook Buletin Lentera Iman di situs jejaring sosial, mohon tetap mencantumkan �dikutip dari: www.muntecom.blogspot.com�. Hal ini tidak berlaku bagi mereka yang mendapatkan kiriman ebook Buletin Lentera Iman melalui email dari Paroki St. Theresia Rantepao atau dari anggota Redaksi Buletin Lentera Iman.
2. Beberapa edisi yang belum ada akan segera diupload.
3. Tidak ada imbalan apapun yang saya dapat dari mengupload buletin ini di situs saya. Begitu pula, para pembaca sekalian tidak berhak untuk mengomersialisasikan e-book Buletin Lentera Iman dalam bentuk apapun.
pax et bonum

Saturday, January 25, 2014

Bahaya Menyamakan Konsili Vatikan II Dengan Pembaharuan Liturgi



Oleh : Prof. Peter Kwasniewski
Diterjemahkan bebas oleh : HiFraX

Paus Yohanes Paulus II menunjukkan : �Bagi banyak orang, pesan Konsili Vatikan II dirasakan terutama melalui pembaharuan liturgi� (Vicesimus Quintus Annus, 12)




Itu baru hanya masalah kecil, bukan? Jika pembaharuan liturgi itu sendiri dirusak � dan tidak lagi merupakan suatu kejujuran intelektual untuk menganggap bahwa pembaharuan liturgi tidak dirusak, dalam beberapa hal tertentu yang sangat penting, di saat munculnya kritik-kritik pedas terhadap pembaharuan Liturgi yang buruk dari Gamber, Ratzinger, Nichols, Lang, Mosebach, Robinson, Reid dan kawan-kawan, � dan yang lebih buruk jika pelaksanaannya masih dikompromi lebih jauh lagi dengan memasukkan unsur sekularisme yang berlaku di masyarakat, kita harus bertanya: Versi apa, atau mungkin, karikatur mana dari Vatikan II yang banyak orang terima gagasannya mengenai Konsili itu dan, mungkin secara ekslusif, dari siapa revolusi liturgi itu datang?

Mereka mengambil sedikit atau bahkan tidak sama sekali ajaran Konsili yang otentik � ajaran yang menyegarkan bahwa, berdasarkan intensi Yohanes XXIII dan banyak kata-kata dari Vatikan II itu sendiri, sepenuhnya disesuaikan dengan pengajaran dari konsili-konsili ekumenikal sebelumnya, terutama konsili Trente dan Vatikan I. Tetapi bukannya roti, melainkan umat beriman malah diberikan batu. Bukannya isi yang substantif (sesungguhnya), orang-orang beriman malah diberikan sebuah hermeneutic, yaitu sebuah cara untuk melihat Gereja, pengajarannya, tradisinya, liturginya � yang secara pasti itu adalah salah satu perpecahan dan diskontinuitas. Untuk menjadi seorang Katolik di zaman yang memabukkan ini berarti menjadi berbeda, menjadi yang lain, menjadi up-to-date; hal ini tentunya tidak bermaksud untuk menjadi sama, konsisten dengan masa lalu, bergantung pada tradisi. Gereja tidak lagi merupakan Tubuh Mistik dan Mempelai Tak Bernoda dari Yesus Kristus; Gereja sudah memperbaharui diri, memperbaharui diri tanpa sebuah target, bahkan tanpa banyak rencana, memperbaharui hanya demi memperbaharui. Seperti yang dipertanyakan oleh teolog Protestan yang terkenal, Karl Barth, saat kemunculan Konsili : �Kapan Gereja akan mengetahui bahwa dirinya sudah cukup terupdate?� Saya pikir itu adalah yang Anda sebut sebagai pertanyaan retorik.

Tragisnya, generasi klerus (para kaum tertahbis) telah dilatih dalam hermeneutik akan perpecahan dan diskontinuitas yang sama (hermeneutic of rupture and discontinuity), begitu juga dengan hampir seluruh uskup di dunia. Itulah mengapa kebangkitan yang tidak terduga dari bentuk-bentuk iman dan peribadatan yang tradisional (seperti Misa Tridentin / Misa Latin Tradisional) diantara orang-orang muda Katolik, yang seiring waktu meningkat menjadi komitmen yang bersemangat dalam diri orang-orang muda Katolik tersebut, adalah sumber dari kebingungan, kekhawatiran, dan bahkan kemarahan bagi para klerus tersebut. Berdasarkan latihan dan kebiasaan berpikir mereka, klerus-klerus itu menyamakan liturgi zaman sekarang dan penyimpangannya yang beraneka ragam itu dengan Vatikan II dan kemudian menyamakan kecintaan atau pilihan akan liturgi yang tradisional dan budaya yang melingkupinya sebagai penolakan akan Vatikan II. Hal ini mungkin benar bagi sebagian orang, tetapi hal ini tidak benar secara keseluruhan, dan hal ini tidak perlu untuk menjadi benar sama sekali.

Kelihatannya tidaklah penting bahwa liturgi tradisional dan kehidupan utuh Katolik yang faktanya menopang secara teguh dalam harmoni dengan pengajaran terbaik dan terhebat dari Konsili itu � kita hanya perlu memikirkan Lumen Gentium, Dei Verbum, dan bahkan Sacrosanctum Concilium. Tidaklah penting bahwa Paus Benediktus XVI, teolog terhebat yang duduk di Tahta Petrus setelah berabad-abad, melihat keberlanjutan/kontinuitas antara ajaran dan praksis liturginya sendiri dengan yang berasal dari Konsili yang dulunya ia berikan kontribusi besar di sana. Tidak, itu tidaklah penting, karena itu tidak terlihat demikian penting bagi orang-orang Katolik yang tidak peduli pada dokumen-dokumen Konsili, tidak peduli pada warisan liturgis Gereja dan buruknya umat Katolik ini dibentuk demikian oleh hampir 50 tahun pelecehan Liturgi (liturgical abuse).

Apa yang penting saat ini adalah untuk menunjukkan - secara sabar, secara gigih, dan secara akurat, dengan kerendahan hati dan kepercayaan diri yang lahir dari pembelajaran yang hati-hati -  bahwa para Bapa Konsili Vatikan II tidak menginginkan atau meminta pembaharuan liturgi yang berasal dari Konsilium Uskup Agung Bugnini, bahwa Misa Novus Ordo tidak dalam kesesuaian penuh dengan Sacrosanctum Concilium (lihat di sinidan di sini), dan bahwa pengajaran dari 16 dokumen resmi Vatican II justru mendukung dan bukannya melucuti teologi dan ulah kesalehan Katolik yang tradisional. Bagaimanapun, hal terakhir yang dapat kita lakukan adalah tidak mengizinkan diri kita untuk terlibat dengan bacaan-bacaan yang memiliki kebenaran setengah-setengah atau bacaan yang bertendesi memperlebar perpecahan, baik bersumber dari para modernis atau tradisionalis [yang berada di luar persatuan dengan Paus].

Benar bahwa ada banyak masalah, kesulitan, dan ambiguitas di dalam dokumen-dokumen konsili. Benar bahwa tidak semua formulasi dalam Konsili Vatikan II adalah kebal terhadap kritik-kritik yang sah � bahkan Ratzinger mengeluh bahwa bagian dari Gaudium et Spes �benar-benar Pelagian�. Dan tidak diragukan lagi bahwa ada Uskup-uskup dan para ahli di dalam Konsili Vatikan II yang meminta untuk memasukkan modernisme ke dalam dokumen-dokumen Konsili dan � sampai pada batas tertentu - sukses dalam mempengaruhi formulasinya. Tapi lebih pasti lagi bahwa dokumen-dokumen final yang direview berkali-kali dan melewati wadah pengawasan dari kepausan dan konsili adalah - dengan sejumlah kecil pengecualian - sehat dalam isi dan formula;  dan inilah yang paling pasti bahwa mereka bebas dari kesalahan dalam iman dan moral, menjadi tindakan resmi dari sebuah konsili ekumenis dan secara agung dipromulgasikan oleh Paus. Kita tidak boleh pernah - seperti dulunya - menelantarkan Konsili kepada para modernis; Konsili ini hanya akan menjadi mainan bagi tangan-tangan iblis.

Bagaimanapun, bukan hanya Konsili yang paling baru ini yang memberikan bagi kita peta dan aturan untuk bergerak, tetapi juga seluruh Tradisi Katolik dan seluruh Magisterium sejak 2000 tahun ini, yang mana Konsili ini hanyalah sebuah bagian kecil dan di dalam Tradisilah dimana kita mengerti Konsili ini secara benar. Kita tahu bahwa di dalam prinsip, tidak ada bacaan dari Vatikan II yang mungkin benar bila menghasilkan pertentangan antara masa lalu dan masa kini. Tetapi kita dibimbing oleh seluruh pengajaran Gereja, tidak hanya dari yang terbaru. Memang, kita beruntung untuk memiliki sebuah �tubuh� yang walaupun ia berkembang seiring waktu tetapi dasarnya tidak dapat berubah secara esensi. Para pendukung dari perubahan abadi bisa saja memiliki liturgi-liturgi aneh mereka dan secara politis mengoreksi katekismus, tetapi mereka bukanlah lagi seorang Katolik.

Teka-teki Silang Katolik - 26 Januari 2014


TTS ini dipersilahkan untuk dibagi, dicetak, atau dimuat di media apa saja dalam bentuk apa saja dengan tetap mencantumkan "Sumber: www.muntecom.blogspot.com". Bila membutuhkan versi cetak beserta kunci jawabannya silahkan download TTS Katolik 26 Januari zip. Bila anda ingin mencobanya secara langsung, silahkan klik aplikasi java Teka-teki Silang yang ada di bawah ini lalu check puzzle untuk mengetahui jawaban anda benar atau salah. Cek edisi lainnya di kategori Teka-teki Silang Katolik - Indonesian Papist. Pax et Bonum.
TTS Katolik - 26 Januari 2014

TTS Katolik - 26 Januari 2014

This interactive crossword puzzle requires JavaScript and any recent web browser, including Windows Internet Explorer, Mozilla Firefox, Google Chrome, or Apple Safari. If you have disabled web page scripting, please re-enable it and refresh the page. If this web page is saved on your computer, you may need to click the yellow Information Bar at the top or bottom of the page to allow the puzzle to load.