Latest News

Showing posts with label Perawan Maria. Show all posts
Showing posts with label Perawan Maria. Show all posts

Saturday, September 7, 2013

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria dirayakan setiap tahun pada tanggal 8 September. Sudah menjadi kebiasaan Gereja untuk merayakan pesta seorang santo atau santa pada tanggal kematian mereka karena tanggal kematian ini adalah �die natalis�(hari kelahiran) mereka yang sesungguhnya, hari yang diperingati sebagai kelahiran mereka ke dalam kebahagiaan selama-lamanya. Tetapi, Bunda Maria, lahir ke dunia ini tanpa noda dosa melalui pengandungan tanpa noda (Immaculate Conception) dan merupakan anak sulung yang ditebus oleh Kristus. Kelahiran Bunda Maria merupakan sebuah sukacita yang besar karena menjadi �fajar keselamatan�sebagaimana Paus Paulus VI tulis dalam dokumen Marialis Cultus tahun 1972.
 

Tidak ada rujukan dalam Kitab Suci mengenai kelahiran Bunda Maria. Hal-hal yang diketahui tentang kelahiran Bunda Maria ditemukan dalam kitab Proto-Injil Yakobus, sebuah kitab apokrif (tidak semua kitab apokrif itu sesat) yang telah ada antara tahun 100-200 M. Kitab ini memberikan informasi detail mengenai kelahiran Bunda Maria, ditulis mulai dari bab ke-5 kitab tersebut. Kitab ini bahkan memberikan percakapan rinci antara Ibu Santa Perawan Maria, St. Anna, dengan seorang bidan yang membantu persalinannya.

Dokumen terawal yang berisi informasi tentang perayaan pesta ini berasal dari abad ke-6. Pesta Kelahiran Bunda Maria diyakini berasal dari Yerusalem karena di sana terdapat bukti sebuah gereja yang didedikasikan kepada St. Anna. Sofronius, Patriark Yerusalem, pada tahun 603 meneguhkan bahwa gereja ini adalah tempat kelahiran Santa Perawan Maria. Umum diyakini bahwa tanggal 8 September dipilih untuk merayakan Kelahiran Santa Perawan Maria karena kalender sipil dimulai pada 1 September di Konstantinopel. Para sarjana (cendikiawan) percaya bahwa tanggal ini dipilih karena pesta Kelahiran Santa Perawan Maria adalah simbol dari permulaan karya keselamatan Allah sehingga layak untuk diperingati pada hari ke-8 dari tahun tersebut di mana angka 8 dalam Kitab Suci dapat berarti permulaan era baru. Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda kemudian ditetapkan pada tanggal 8 Desember, 9 bulan sebelum September, mengacu pada Hari Kelahiran Santa Perawan Maria.

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria diperkenalkan di Roma dari Gereja Timur pada abad ke-7. Paus yang berdarah Siro-Sisilia, Paus St. Sergius I, menyusun sebuah litani dan prosesi yang menjadi bagian dari perayaan liturgi pada hari pesta ini. Paschasius Radbertus (+860) menulis bahwa Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria disebarluaskan ke Gereja di seluruh dunia dan menjadi hari raya wajib di Gereja Latin pada tahun 1007 M. 

Tema utama yang digambarkan dalam Perayaan Kelahiran Santa Perawan Maria adalah bahwa dunia telah lama berada dalam kegelapan dosa dan dengan kedatangan Bunda Maria, muncullah seberkas terang. Terang yang muncul pada kelahiran Santa Perawan Maria mengawali kedatangan Kristus, Terang Dunia. Kelahiran Bunda Maria menjadi awal dari dunia yang lebih baik, �Origo mundi melioris�. Antifon dalam Ibadat Pagi pada pesta ini menggambarkannya: �Kelahiranmu, Oh Perawan Bunda Maria, mewartakan sukacita ke seluruh dunia karena dari engkau lahir Terang Keadilan yang mulia, Kristus Allah kita. Ia membebaskan kita dari kutukan kematian dan memenuhi kita dengan kekudusan. Ia menghancurkan maut dan memberikan kita kehidupan abadi.� 

Homili St. Andreas dari Crete yang merupakan homili tertua yang masih ada mengenai Hari Kelahiran St. Perawan Maria menggambarkan pula hari ini sebagai hari di mana Allah menciptakan bait-Nya, yaitu Bunda Maria itu sendiri. "Pesta ini membentuk hubungan antara Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pesta ini menunjukkan bahwa Sang Kebenaran menggantikan simbol-simbol dan figur-figur serta bahwa Perjanjian Baru telah menggenapi Perjanjian Lama. Oleh karena itu, semua ciptaan bernyanyi dengan sukacita, memuliakan dan berpartisipasi dalam kebahagiaan hari ini. Hari ini, pada kenyataannya, adalah hari di mana Pencipta dunia membangun bait-Nya. Hari ini adalah hari di mana oleh sebuah karya yang luar biasa, ciptaan menjadi tempat berdiam yang diinginkan Sang Pencipta." � St. Andreas dari Crete

Keberadaan Bunda Maria tidak terpisahkan dari Yesus Kristus. Bunda Maria dianugerahkan peran yang unik dalam karya keselamatan Allah bagi manusia. Kelahiran Bunda Maria menjadi salah satu bagian penting dalam Sejarah Keselamatan umat manusia. 

Santa Perawan Maria Bunda Allah, Doakanlah kami. Amin
Pax et bonum

Monday, July 22, 2013

Santa Perawan Maria Aparecida

Santa Pelindung Brazil
Santa Perawan Maria Aparecida adalah Santa Pelindung Negara Brazil. Aparecida merupakan bahasa setempat yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti �yang menampakkan diri� atau �yang muncul�. Oleh karena itu, Santa Perawan Maria Aparecida artinya adalah Santa Perawan Maria Yang Menampakkan Diri. Gelar lebih lengkapnya adalah Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda Yang Menampakkan Diri Dari Sungai (Our Lady of the Immaculate Conception Who Appeared from the Waters) tapi kemudian disingkat menjadi Santa Perawan Maria Aparecida (Our Lady of Aparecida).

Pada Oktober 1717, Dom Pedro de Almeida, Count of Assumar, berada dalam perjalanan menuju Minas Gerais dari Sao Paulo. Ia akan melewati kota Guarantinqueta, sebuah kota kecil di tepian sungai Paraiba. Penduduk kota tersebut berencana merayakan pesta besar untuk menghormati Count of Assumar dan banyak ikan diperlukan untuk pesta tersebut. Pada 12 Oktober 1717, di antara para nelayan yang mencari ikan untuk pesta tersebut, terdapat tiga nelayan yang selalu berdoa kepada Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Mereka adalah Domingos Garcia, Joco Alves, dan Felipe Pedroso. Sebelum menjala ikan, mereka meminta kepada Allah untuk menolong mereka dalam tugas sulit ini, untuk menemukan ikan yang cukup untuk pesta di saat ikan-ikan sedang jarang atau sedikit. Felipe berlutut dan berdoa juga meminta pertolongan Bunda Maria diikuti oleh kedua temannya. Setelah beberapa jam tidak mendapatkan ikan, para nelayan tersebut sangat depresi. Joco sekali waktu melemparkan jalanya di dekat dermaga Itaguagu, tetapi bukan ikan yang dia dapat. Ia mendapat bagian tubuh dari sebuah patung. 

Jala dilemparkan sekali lagi dan mereka mendapat kepala patung tersebut. Setelah membersihkan patung tersebut, mereka menyadari bahwa patung tersebut adalah patung Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Mereka membungkus patung tersebut dengan kain dan kemudian melanjutkan penjalaan. Domingo berkata: �Kita telah bekerja sepanjang malah dan tidak menemukan ikan.� Felipe mengusulkan: �Mari kita melanjutkan menjala dengan meminta pertolongan Virgin Aparecida.� Sejak saat itu, jala mereka penuh dengan ikan berkat rahmat Allah dan pertolongan St. Perawan Maria Aparecida, Bunda Allah yang muncul dari sungai. Ini adalah mujizat pertama.

Felipe Pedroso membawa patung tersebut ke rumahnya dan memulai penghormatan kepada St. Perawan Maria bersama dengan keluarga dan tetangganya. Pada tahun 1732, ia pindah ke Porto Itaguassu dan membawa patung tersebut ke shrine (tempat penghormatan) yang pertama yang dibangun oleh anaknya, Atanasio. 

Para peziarah menyebarluaskan kisah Santa Perawan Maria Aparecida dan semakin banyak orang melakukan peziarahan ke sana. Orang-orang memustuskan untuk membangun gedung gereja yang lebih besar di puncak sebuah bukit dekat Porto Itaguassu untuk patung tersebut. Gereja tersebut dibuka untuk publik pada tahun 1745. Jumlah peziarah semakin bertambah banyak dan pada tahun 1834 pembangunan gedung gereja yang lebih besar dimulai. Gereja ini selanjutnya dikenal sebagai �basilika lama� ketika basilika baru yang lebih besar mulai dibangun pada tahun 1955. Daerah ini selanjutnya menjadi cikal bakal kota Aparecida.

Tidak diketahui bagaimana patung tersebut dapat jatuh dan bertahan di dasar sungai tetapi pembuat patung tersebut diketahui bernama Frei Agostino de Jesus, seorang biarawan dari Sao Paulo yang dikenal sebagai ahli pematung. Patung St. Maria Aparecida dibuat dari tanah liat, memiliki tinggi kurang dari 3 kaki dan warnanya sekarang adalah coklat tua, ditutupi dengan mantel kecil yang kaku dan tebal sehingga hanya muka dan tangannya yang terlihat. 
Tampaknya warna coklat tua muncul karena pemudaran warna terhadap patung tersebut selama di dalam sungai. Patung tersebut dimahkotai dengan mahkota kerajaan dengan batu mulia pada tahun 1904 oleh Uskup Agung Sao Paulo, Lino Deodato Rodrigues. Pemahkotaan ini untuk merayakan 15 tahun pendeklarasian dogma Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda. Gereja basilika lama tempat patung St. Perawan Maria Aparecida berada pada tahun 1908 diberikan titel �Basilika Minor� oleh Tahta Suci. Pada tahun 1930, Paus Pius XI memproklamirkan Santa Perawan Maria Aparecida sebagai Pelindung Utama Brazil.

Pembangunan basilika baru dimulai tahun 1955, diarsiteki oleh Benedito Calixto dengan luas area 18.000 meter persegi dan dapat menampung 45.000 orang. Panjangnya 173 m dengan lebar 168 meter. Sementara tinggi gedungnya 40 meter, tinggi menaranya 100 meter dan tinggi kubahnya 70 meter. Basilika St. Perawan Maria Aparecida adalah tempat peziarah Marian terbesar di dunia serta merupakan basilika terbesar kedua di dunia setelah Basilika St. Petrus di Vatikan. Pada tanggal 4 Juli 1980, basilika baru diberkati oleh Beato Paus Yohanes Paulus II dan diberikan titel basilika minor. Sejak saat itu terdapat dua basilika di Aparecida. Pada masa World Youth Day 2013 nanti, tepatnya tanggal 24 Juli 2013, Paus Fransiskus akan merayakan Misa Kudus di Basilika Santa Perawan Maria Aparecida. Pesta St. Perawan Maria Aparecida dirayakan pada tanggal 12 Oktober dan menjadi hari libur nasional di Brazil.

TAMBAHAN: Santa Perawan Maria Aparecida kerapkali dipermasalahkan dan diserang oleh orang-orang karismatik, evangelikal, fundamentalis dan sebagainya yang termasuk dalam aliran pentakostal. Sementara itu Protestan aliran lama seperti Baptis, Lutheran, Metodis dan Presbiterian memiliki relasi yang baik dengan Gereja Katolik. Pada tanggal 16 Mei 1978, seorang Pentakostal mengambil patung St. Perawan Maria Aparecida dari basilika setelah Misa Kudus. Ia dikejar oleh para penjaga dan peziarah. Saat ditangkap, ia menjatuhkan patung tanah liat tersebut dan patung itu hancur berantakan. Sekelompok pengrajin memperbaiki patung tersebut dan akhirnya dikembalikan ke basilika.

Pada 12 Oktober 1995, pada Pesta St. Perawan Maria Aparecida, seorang penginjil televisi fundamentalis, Sergio von Helder dari UCKG (Universal Church of the Kingdom of God) menendang replika St. Perawan Maria Aparecida dalam acara televisinya sebagai bentuk penghinaan. Peristiwa ini dipandang sebagai bentuk intoleransi agama dan Von Helder dipindahkan ke Afrika Selatan.

pax et bonum

Referensi:
marypages.com et traditioninaction.org

Sunday, October 14, 2012

Pengakuan Lutheran Akan Maria Bunda Allah dan Perawan Selamanya

Lutheran Confession menyatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah dan Tetap Perawan.

On account of this personal union and communion of the natures, Mary, the most blessed virgin, did not conceive a mere, ordinary human being, but a human being who is truly the Son of the most high God, as the angel testifies. He demonstrated his divine majesty even in his mother�s womb in that he was born of a virgin without violating her virginity. Therefore she is truly the mother of God and yet remained a virgin. (Formula of Concord, Solid Declaration 8:24)

Friday, October 5, 2012

Kisah Fatuma - Aku Ingin Melihat Bunda Allah



Kisah Fatuma - Aku Ingin Melihat Bunda Allah

Oleh Pater Winfried Schneiderhahn, OSB

St. Maria dari Fatima
Fatuma adalah seorang gadis kecil Afrika. Orangtua dan hampir seluruh penduduk sedesanya adalah orang Islam. Meskipun demikian, dia bersama beberapa anak lain pergi ke sekolah misi yang terdapat di Luagala.

Fatuma, disebut juga Fatima, adalah nama yang populer di antara kaum Ismail, karena itu ialah nama puteri Muhammad.

Meskipun Fatuma hanya berumur 5 tahun, dia suka mendengar cerita-cerita yang diberikan oleh para misionaris di kelas agama.

Suatu hari saya bertemu dia di depan gereja. �Apa yang kamu inginkan di sini, Fatuma?� tanya saya.

�Bapa, saya ingin melihat Mama Wa Mungo, Bunda Allah�,  katanya.

�Ya, masuk saja ke gereja!�

�Saya tidak dibolehkan berjalan ke sana, Bapa. Orang tua saya melarang saya. Tetapi saya ingin sekali melihat Mama yang mulia.�

�Kalau kamu tidak boleh jalan ke dalam, saya akan menggendong kamu.�

Gambar yang berada di altar adalah gambar Maria Hitam. Selama dia melihat ke arah gambar Bunda Terberkati, saya bilang bagaimana Mama Wa Mungo mencintai semua orang dan ingin membawa mereka ke surga. �Dan kamu juga, Fatuma,� tambah saya. �Tapi kamu harus selalu sangat mencintai-Nya.�

Beberapa hari kemudian saya mendengar bahwa Fatuma sakit. Saya melihat dia di dalam gubuknya yang kecil yang beralaskan tanah. Saya melihat keadaannya menyedihkan. Dia menderita sakit panas yang berbahaya yang cepat merusak jantung dan ginjal. Maka saya menganjurkan orang tuanya untuk membawa anak yang sakit itu ke rumah sakit misi yang besar di Ndanda.

Suster Tekla, yang adalah dokter misi, menerima dia dengan penuh perhatian dan segera mengasihinya. Fatuma menanyakan suster untuk menceritakan padanya Mama Wa Mungo. Suster itu menceritakan dan juga mengajar tentang kebenaran-kebenaran utama dari iman.

Karena penyakitnya dianggap tak tersembuhkan, maka akhirnya Fatuma meminta dibaptis. Orang tuanya yang Islam, yang seharusnya tidak boleh tahu mengenai Pembaptisan Fatuma itu, membawa dia dalam keadaan parah kembali ke rumah.

Sewaktu saya mendengarnya, saya mengunjungi dia. Dia sangat gembira. Dengan dalih ingin minum air dia mengeluarkan ibunya dari gubuk untuk beberapa saat dan kemudian dia bercerita dengan mata bersinar: �Bapa, saya sudah dibaptis. Nama saya Maria, seperti nama Bunda Allah. Saya sangat berbahagia sebentar lagi saya akan bersama dengannya di surga.�

Hari berikutnya tanggal 15 Agustus, Pesta Maria Diangkat Ke Surga. Mendekati jam 3 sore, terdengarlah suara lonceng tanda kematian, sebagai tanda bahwa Fatuma kecil sudah meninggal. Saya pergi mengunjungi ibunya yang berduka cita dan menyatakan simpati kepadanya.

�Bapa,� katanya, �Kematian Fatuma kecilku adalah luar biasa. Dia berada di pangkuanku dan dia melihat di sudut langit-langit dan berkata: �Ibu, lihat! Apakah bintang terang di atas itu?�

�Itu bukan bintang, melainkan cahaya siang hari. Kamu hanya melihat lubang kecil di atap jerami,� kata ibunya.

�Ya ibu, itu sebuah bintang. Dan bintang itu bertambah besar dan terang. Itu Suster Tekla! Oh, bukan, dia adalah ... !�

�Kemudian wajahnya bergembira dan berseri-seri serta memanggil, �Mama, saya datang!�, mengangguk lalu meninggal. Bapa, saya tidak dapat menerangkan semuanya itu.�

Ibu itu menyelesaikan ceritanya. Saya sendiri menjadi yakin bahwa Bunda Allah telah membawa si kecilnya yang manis ke surga yang semenjak dibaptis menyandang nama tempat penampakan (Fatuma / Fatima) dan kemudian nama Sang Bunda Allah.

Saya sudah sering memanggil nama anak itu di saat perlu dan telah dibantu. Saya meyakini karena perantaraannya, di hari Natal berikutnya, 800 anak menghadiri Misa Kudus, meskipun orang tua yang Islam sangat jarang memperbolehkan anak-anak mereka pergi ke gereja.

Sumber:
P. Winfried Schneiderhahn OSB, Ndunda (Ostafrika � East Africa)
Die sch�nsten Mariengeschichten Heft 2  Seite12 unten bis 14 oben
Hefte Nr. 1 bis 19 erh�ltlich beim Miriam � Verlag 79798 Jestetten

Penerjemah:
Ryanth Atmadja

Lihat juga beberapa artikel mengenai Perpindahan umat non-Katolik ke Katolik

Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter



Tuesday, October 2, 2012

Katekese Berdoa Rosario


Doa Rosario terdiri dari doa-doa yang sangat indah:

1. Salib  yang menghiasi setiap Rosario mengingatkan kita akan cinta Yesus kepada kita, akan sengsara-Nya yang menebus dosa kita, dan akan kesempatan yang diberikan Yesus kepada kita untuk menjadi anak-anak Allah. Kita membuat tanda salib untuk bersyukur kepada Yesus dan untuk mengakui tiga misteri iman kita yang terpenting yaitu Tritunggal Mahakudus, Penjelmaan dan Penebusan. Kemudian dengan mengucapkan �Syahadat Para Rasul�, yaitu kedua belas pokok iman yang diwariskan kepada kita oleh Para Rasul, kita memperbaharui iman yang menjadi pegangan kita selama hidup dan pada saat kita mati.

2. Pada biji yang pertama kita berdoa: �Kemuliaan kepada Bapa...� Maka dengan doa ini kita menyatakan secara singkat tujuan hidup dan pekerjaan kita. Menyusul kemudian doa Bapa Kami, doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Dalam Doa ini, kita terutama menghormati Allah dan mohon agar setiap orang boleh mengenal, mencintai dan mengabdi kepada-Nya. Sesudah itu, kita berdoa secara sederhana untuk keperluan dan kepentingan kita sendiri maupun saudara-saudara kita.

3. Pada ketiga biji yang berikut kita berdoa: Tiga kali Salam Maria untuk menghormati Maria secara istimewa Maria adalah Bunda kita karena hubungannya yang istimewa dengan Allah Tritunggal. Ketiga Salam Maria itu dapat kita dahului masing-masing dengan salam berikut ini: Salam Puteri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putera, dan Salam Mempelai Allah Roh Kudus.

4. Pada biji yang kelima kita berdoa seperti pada biji yang pertama; demikian pula pada keempat biji lain yang ada di antara setiap sepuluh kali Salam Maria yang berikut.

5. Doa Fatima, yaitu doa yang diajarkan oleh Bunda Maria pada ketiga anak di Fatima dalam penampakannya tahun 1917, dapat disisipkan pada setiap kali mengakhiri sepuluh kali Salam Maria. Doa ini dimaksudkan untuk mohon berkat dari Allah bagi perdamaian dunia dan keselamatan para pendosa. Doa ini berbunyi: Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa kami! Selamatkanlah kami dari api neraka dan antarlah jiwa-jiwa ke dalam Surga terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu!

Memang, mengulangi terus-menerus Salam Maria mudah membuat pikiran kita melayang-layang. Tetapi berdoa tidak sama dengan komat-kamit. Berdoa ialah mengarahkan hati pada Tuhan. Dengan mengulang-ulang salam Malaikat Gabriel kepada Maria, kita dapat meresapkan arti kata itu dalam hati. Doa ini adalah suatu salam penuh hormat dari Allah sendiri dengan perantaraan Malaikat, utusan-Nya, untuk menyampaikan pengangkatan luhur Maria: �Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu� diikuti kemudian oleh kata-kata yang diilhami Roh Kudus dan yang diucapkan Elisabet kepada Maria: �Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah Buah Tubuhmu, Yesus� Dan akhirnya, Gereja menambahkan doa yang sederhana ini: �Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.�

Cara Berdoa Rosario

1. Cara Pertama sudah disinggung di atas. Cara inilah yang mendasari cara-cara yang lain: Kita mengucapkan satu kali doa Bapa Kami, sepuluh kali Salam Maria dan satu kali Kemuliaan ini sudah merupakan sumber rahmat yang luar biasa. Kita mengucapkan doa yang diajarkan Yesus sendiri dan mohon kepada Maria agar senantiasa mendoakan kita. �Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin� Kita juga minta kepada Maria untuk mendoakan kita agar kita tidak mengabaikan kesempatan yang diberikan oleh Allah sekarang ini. Tobat pada saat sebelum meninggal dunia dapat membukakan pintu surga, tetapi tidak dapat memberikan kembali kehidupan yang kita boroskan selama hidup kita sekarang ini, selama kita masih dapat menang atas air kita sendiri dan selama kita masih memiliki cita-cita suci untuk memperoleh rahmat dan kemuliaan abadi kita dapat meminta dan akan menerimanya. Kita tidak hanya dapat meminta bagi diri kita sendiri, melainkan dapat juga meminta bagi para pendosa lain yang hidup bersama-sama dengan kita. Inilah suatu doa yang suci, yang dapat terus-menerus diulangi. Doa ini agak mirip dengan doa seorang janda dalam perumpamaan Yesus yang terus-menerus �mengganggu� hakim sampai permohonannya dikabulkan. (lihat Luk 18:1-8)

Doa Salam Maria diakhiri dengan permohonan agar kita sekurang-kurangnya pada saat terakhir, dapat mengambil keputusan yang tepat: apapun yang pernah kita perbuat, betapa bodoh kita pernah bertindak dan betapa banyak kesempatan telah kita boroskan, kita dapat meminta pertolongan Maria untuk tinggal dalam persahabatan dengan Allah sewaktu meninggal dunia. Limapuluh kali kita berseru kepada Maria yang doanya begitu berkuasa supaya terluput dari api neraka. Maria menekankan hal itu dalam doa yang diajarkan kepada anak-anak di Fatima. Maka kita dapat merenungkan dalam hati arti kata-kata itu dengan mengambil satu bagian yang kita pikirkan sejenak.

2. Cara Kedua  ialah mengucapkan setiap sepuluh kali Salam Maria untuk menghormati suatu misteri, yaitu suatu peristiwa dalam kehidupan Yesus Kristus. Banyak orang Katolik tidak begitu memperhatikan apa yang telah diperbuat Yesus. Mereka kurang bersyukur, bahwa Yesus telah lahir di sebuah kandang yang hina dan bahwa Ia telah wafat demi mereka di kayu salib. Mereka tidak berusaha untuk memperoleh berkat-berkat yang ditawarkan Yesus bagi mereka melalui misteri hidup, wafat dan kebangkitan-Nya. Keinginan untuk memperoleh kekayaan dan kesukaan duniawi, menghambat kemauan mereka untuk menerima sabda Tuhan �sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.� (Luk 8:14). Maka, tidak mengherankan kalau Yesus berdukacita di Getsemani. Ia sedih karena sikap acuh tak acuh kita yang mau diselamatkan-Nya. Berdoa Rosario akan membebaskan kita dari sikap acuh tak acuh itu. Setiap hari kita dapat memperingati dan menghormati lima misteri dalam hidup Yesus. Kita dapat mengenangkan misalnya: �Putera Allah menjadi manusia karena cinta-Nya kepada kita: oleh sebab itu, kita harus bersyukur dan memuji-Nya, dan mohon rahmat kerjasama dengan-Nya agar usaha-Nya bagi kita tidak sia-sia.� Nah, sambil kita mengenangkan cintakasih Allah, kita mengucapkan doa Bapa Kami, suatu doa pujian dan permohonan yang sungguh-sungguh diikuti kemudian oleh 10 kali seruan pada Santa Perawan Maria, agar dengan perantaraannya kita memperoleh karunia-karunia yang hendak diberikan Yesus kepada kita berkat misteri-misteri itu. Barangsiapa setiap hari menghormati peristiwa-peristiwa hidup Yesus dengan menggunakan cara berdoa ini, dia sungguh-sungguh berusaha meniru apa yang tercantum di dalamnya guna memperoleh apa yang dijanjikan-Nya.

3. Cara Ketiga ialah cara yang dianjurkan oleh  para paus dan juga menjadi bagian pokok buku ini: sementara bibir kita mengucapkan doa, budi kita merenungkan misteri-misteri yang berupa peristiwa-peristiwa penting dalam hidup Yesus yang erat hubungan-Nya dengan Maria, Bunda-Nya. Seperti telah disebutkan di atas, mengulangi doa yang sama mudah menyebabkan pikiran melayang-layang. Tetapi jika doa itu diulangi secara berirama, doa itu akan menjadikan kesempatan yang baik untuk mengarahkan pikiran kita pada nilai-nilai yang luhur. Maka perpaduan antara doa lisan dan doa batin, menjadikan Rosario suatu doa yang sangat sempurna dan mudah, suatu doa yang dapat dilakukan dalam setiap keadaan: waktu kita lelah atau sakit, atau pada saat kita tidak tertarik pada doa-doa yang lain. Justru dengan mengulangi terus-menerus doa yang indah secara berirama, kita akan merasa tertolong untuk mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang mulia. Namun ini tidak berarti bahwa doa demikian itu akan begitu saja mengarahkan pikiran kita pada inti peristiwa-peristiwa yang lebih tinggi dan yang tak dapat dibayangkan secara inderawi itu. Kita kadang-kadang tentu akan mengalami kesulitan juga. Maka perlulah latihan dan semangat, yaitu kerendahan hati dan sikap mau mempercayakan diri pada Allah. Pendek kata, semangat iman yang memandang segala yang duniawi dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari sudut pandangan Allah sendiri. Maka di sini akan terjadi hal-hal yang saling mempengaruhi secara ajaib: Semangat iman memang perlu, tetapi doa itu serentak menjadi jalan untuk membinanya. Dengan bantuan rahmat Allah, kita akan semakin mampu mengembangkan semangat iman itu dalam hati kita.


Referensi: Buku Doa, Januari 1999

Pax et Bonum


Monday, October 1, 2012

Komentar terhadap 1 Raja-raja 2:19-20


Pemahkotaan Bunda Maria Sang Ratu oleh Tuhan Yesus Sang Raja. Perhatikan bahwa Bunda Maria duduk di sebelah kanan Tuhan Yesus.
1 Raja-raja 2:19-20
2:19. Batsyeba masuk menghadap raja Salomo untuk membicarakan hal itu untuk Adonia, lalu bangkitlah raja mendapatkannya serta tunduk menyembah kepadanya; kemudian duduklah ia di atas takhtanya dan ia menyuruh meletakkan kursi untuk bunda raja, lalu perempuan itu duduk di sebelah kanannya.
2:20. Berkatalah perempuan itu: "Suatu permintaan kecil saja yang kusampaikan kepadamu, janganlah tolak permintaanku." Jawab Raja kepadanya: "Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak permintaanmu."

Komentar:
Bukankah ini terlihat seperti hubungan Yesus dan Maria. Dalam tradisi Kerajaan Davidik (Kerajaan Daud), Sang Ratu Kerajaan tentulah seorang Ibu dari Sang Raja yang sedang memerintah, bukan istri atau selir Raja.

Yesus Kristus adalah Sang Raja yang memerintah selamanya, Ia adalah seorang keturunan Raja Daud. Dan dengan demikian, hukum Kerajaan Daud (bahwa Sang Ratu Kerajaan adalah Ibu dari Sang Raja) tetap berlaku pula. Allah sendiri telah menjanjikan pada Daud bahwa Kerajaan Daud tidak akan berkesudahan. Bila Yesus Kristus adalah Sang Raja, lalu siapakah Ratu-nya? Jelaslah Sang Ratu Kerajaan itu adalah Ibu-Nya, Bunda Maria sendiri.

Bacaan di atas juga menunjukkan dengan jelas bahwa kita dapat meminta bantuan kepada Bunda Maria supaya meneruskan permintaan kita kepada Kristus. Kristus sendiri mendengarkan permintaan ibu-Nya kala anggur habis saat pesta perkawinan di Kana. "Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak permintaanmu."

Tuesday, February 14, 2012

Gambar Minggu Ini - Holy Mary Exterminatrix of Heresy (St. Maria Pemberantas Ajaran Sesat)



Gambar Minggu Ini edisi Rabu 15 Februari 2012 adalah Holy Mary, Exterminatrix of Heresy � St. Maria Pemberantas Ajaran Sesat. Exterminatrix kurang lebih artinya adalah �Pemberantas�.

Lukisan Santa Perawan Maria Pemberantas Ajaran Sesat yang saya tampilkan di sini adalah hasil karya Giovanni Pagani of Monterubbiano (+ 1545) yang saya temukan dari blog Hermeneutic of Continuity.

Anda bisa memperhatikan sendiri lukisan tersebut. St. Perawan Maria sedang mengayunkan pentungan kepada iblis yang hendak menyesatkan anak-anak kecil. St. Maria menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak kecil tersebut dari penyesatan iblis. Lukisan ini didasarkan pada Wahyu 12:15-17:
12:15 Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.
12:16 Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
12:17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Iblis menyemburkan air dari mulutnya untuk menghanyutkan St.PPerawan Maria. �Air dari mulutnya� si iblis ini menggambarkan kebohongan dan penyesatan yang muncul dari iblis. Taktik ini telah digunakan oleh Iblis untuk menyesatkan Hawaadan ia berhasil. Hawa pun tersesat dan terkalahkan sehingga melakukan dosa.

Iblis ppun hendak menyesatkan Bunda Maria. Iblis dalam Wahyu dii atas digambarkan sedang berusaha menyesatkan Bunda Maria dengan kebohongan dan penyesatannya. Ia menggunakan taktik yang sama dengan yang dia lakukan dulu terhadap Hawa. Tapi, iblis tidak berhasil. Bunda Maria tidak tersesat dan tidak disesatkan karena Bunda Maria penuh rahmat Allah.

Si Iblis pun marah kepada Bunda Maria. Tetapi, ia menyadari bahwa Bunda Maria tidak bisa ia kalahkan dan sesatkan. Oleh karena itu, Ibliss memilih memerangi Putera-puteri Maria yaitu kita. Kita semua yang dibaptis dan berada di dalam Gereja Katolik itulah orang-orang yang berusaha untuk  �menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.� Iblis berusaha menyesatkan kita melalui tipu daya yang keluar dari mulutnya. Tetapi, perlindungan keibuan Bunda Maria bersama kita semua. Maria yang dikandung tanpa noda dosa oleh karena rahmat Allah menjadi tempat perlindungan bagi kita. Lihatlah kembali lukisan di atas dan perhatikan anak laki-laki kecil yang berusaha mencari perlindungan kepada Bunda Maria. Bunda Maria pun memegang erat tangan anak kecil yang ketakutan itu sambil mengusir iblis dengan pentungan/gada. Seperti seorang anak kecil, kita bisa berseru, �Bunda, Bunda, tolonglah aku, doakanlah aku. Iblis itu mengejar-ngejar aku, berusaha menyesatkanku dan menjauhkan diriku dari Kristus dan Bunda. Bunda dekaplah aku.�

Bunda Maria sungguh pantas disebutt Pemberantas Ajaran Sesat (Exterminatrix of Heresy) karena ia berdiri menjadi musuh bagi iblis. Dalam dokumen Ad Diem Illum Laetissimum, Paus St. Pius X menjelaskan bidaah-bidaah (ajaran sesat) seperti materialisme, anarkisme, rasionalisme, dll akan menemukan kehancurannya di bawah Bunda Maria.

Lalu bagaimana kita mencari perlindungan kepada Maria dari ajaran sesat? Dalam janji ketiga dari 15 Janji Bunda Maria kepada mereka yang berdoa Rosario, Rosario menjadi perisai bagi kita untuk mengalahkan kesesatan.
3. Rosario akan menjadi perisai ampuh melawan neraka. Rosario melenyapkan sifat-sifat buruk, mengurangi dosa dan menaklukkan kesesatan.
Yuk, mari kita daraskan Rosario setiap harinya untuk berbagai intensi baik pribadi maupun umum. Bunda Maria tentu akan membantu kita dan mendoakan kita semua. Bunda Maria penuh rahmat dan ia tidak menyimpan rahmat tersebut bagi dirinya sendiri, tetapi juga membagikan dan menyalurkannya bagi kita semua, Putera-puteri Allah dan Gereja.

Bunda Maria Pemberantas ajaran sesat, doakanlah Gereja Kristus, doakanlah kami anak-anakmu, doakanlah dunia. Amin

Pax et bonum

Sunday, January 1, 2012

Katekese di Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah (1 Januari)

Santa Maria Bunda Allah
Bunda Maria adalah Bunda Allah karena ia mengandung, melahirkan dan membesarkan Yesus Kristus, Sang Firman Allah yang adalah Allah (Yoh 1:1) yang telah menjadi manusia (Yoh 1:14). Yesus Kristus yang adalah Allah menjadi manusia, mengambil kodrat manusia tanpa kehilangan kodrat Ilahi-Nya. Inilah Misteri Inkarnasi / Penjelmaan.
Bila Yesus Kristus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia, maka Bunda Maria yang adalah Bunda-Nya pantas kita yakini sebagai Bunda Allah. Bunda Maria sebagai Bunda Allah bukanlah berarti ia setara dengan Allah. Gereja Katolik selalu mengajarkan bahwa Bunda Maria bukanlah Allah atau setara dengan Allah. Gereja Katolik selalu mengajarkan bahwa Bunda Maria adalah sungguh-sungguh manusia yang penuh rahmat dan disertai Tuhan.

Gelar Bunda Maria sebagai Bunda Allah menunjukkan peran serta Bunda Maria dalam Misteri Inkarnasi dan karya keselamatan Allah. Dalam misteri inkarnasi, Bunda Maria-lah yang memberikan kodrat manusia kepada Sang Firman Allah. Dalam karya keselamatan Allah, dengan ketaatannya, ia memberikan rahimnya bagi Sang Firman Allah yang menjadi manusia. Ia menjadi saluran rahmat keselamatan dari Allah bagi manusia. Teologi Tubuh yang dibangun oleh St. Paulus dalam berbagai suratnya menggambarkan Allah sebagai Kepala dan Gereja sebagai Tubuh Mistik-Nya. St. Alfonsus Liguori, Uskup dan Doktor Gereja, dengan cerdas dan indah menggambarkan Bunda Maria sebagai leher yang menjadi saluran rahmat dari Allah, Sang Kepala, bagi anggota Tubuh Mistik lainnya.
Ajaran Bunda Maria sebagai Bunda Allah pada abad ke-5 mendapat serangan dari ajaran sesat Nestorianisme. Pencetus ajaran ini adalah Nestorius dari Konstantinopel. Ia mengajarkan bahwa Sang Firman Allah tidak berinkarnasi, tidak menjelma menjadi manusia melainkan hanya bersatu dengan manusia Yesus Kristus. Dengan kata lain, bidaah ini mengajarkan bahwa Pribadi manusia Yesus Kristus dan Pribadi Sang Firman Allah adalah dua pribadi yang berbeda yang bersatu di dalam Yesus Kristus.
Oleh karena itu, bidaah ini menolak gelar Bunda Allah terhadap Bunda Maria. Bagi mereka, Bunda Maria hanya melahirkan manusia Yesus sebagai Temple of God the Son, manusia Yesus sebagai tempat berdiam bagi Sang Firman Allah. Sedangkan Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria melahirkan Yesus Kristus, Sang Firman Allah yang menjelma menjadi manusia; sungguh Allah sungguh manusia.
Ajaran ini telah dianathema/dikutuk dengan tegas oleh Paus St. Selestinus I melalui Uskup St. Sirillus dari Alexandria pada Konsili Efesus 431 M.

Ajaran Nestorius ini sungguh menyerang tidak hanya Misteri Inkarnasi tetapi juga Tritunggal Mahakudus. Dengan menolak Maria sebagai Bunda Allah, ia telah menolak bahwa Yesus Kristus yang dilahirkan Maria adalah sungguh Allah. Menolak bahwa Yesus Kristus adalah Allah berarti menolak Tritunggal Mahakudus. Bapa Gereja St. Gregorius dari Nazianzus sejak abad ke-5 telah memperingatkan kita akan hal ini, "Menolak Maria sebagai Bunda Allah berarti menolak pula Trinitas."
Pax et Bonum