Latest News

Showing posts with label Kompendium Katekismus Gereja Katolik. Show all posts
Showing posts with label Kompendium Katekismus Gereja Katolik. Show all posts

Thursday, October 17, 2013

Terima Sakramen via Media Komunikasi

Oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, banyak hal yang semakin dimudahkan dan jarak tempuh seolah semakin diperpendek. Namun, ada hal negatif yang muncul dalam kehidupan umat yaitu kecenderungan untuk merasa cukup mengikuti Misa Kudus dari TV atau dari menonton rekaman Misa Kudus. Anggapannya adalah dengan mengikuti Misa Kudus dari TV, kita sudah hadir dan berpartisipasi dalam Misa Kudus. Selain itu, muncullah juga keinginan untuk mengakukan dosa dalam Sakramen Tobat melalui telepon, e-mail, video-chatting, dan sebagainya. Keinginan ini muncul karena keseganan dan ketakutan untuk mengakukan dosa secara langsung sehingga berpikir untuk mencari jalan pintas yang lebih mudah.

 
Sedikit intermezzo, coba bayangkan kalau penerimaan sakramen-sakramen dapat dilakukan melalui perantara media komunikasi. Bayangkan seorang imam menikahkan sepasang pria wanita melalui perantara media video-call di mana si imam sendirian berada di suatu Gereja di Jakarta dan sepasang pria wanita ini sedang berada di Medan. Bayangkan saat kita sedang sakit keras dan imam juga menggunakan video-call untuk memberikan Sakramen Pengurapan Orang Sakit, mengolesi layar laptopnya sendiri dengan minyak urapan orang sakit. Bukankah hal-hal tersebut adalah hal yang tidak wajar dan aneh?

Tentu saja bila ditinjau dari aturan Gereja mengenai Perayaan Sakramen, Gereja sama sekali tidak memberi ruang untuk penggunaan media-media komunikasi sebagai perantara dalam pemberian Sakramen. Gereja tidak mengizinkan Sakramen diberikan melalui media-media komunikasi. Hal ini sudah sangat jelas. Namun, hendaknya kita tidak hanya ikut-ikutan taat pada aturan ini tapi kita taat karena aturan ini memiliki pesan penting yang hendak diungkapkan.

Tampaknya keinginan-keinginan di atas timbul karena umat mulai kehilangan pemahaman yang benar mengenai Sakramen-sakramen secara keseluruhan, dan secara khusus Sakramen Ekaristi dan Sakramen Pengakuan Dosa. Menghadiri Misa Kudus mulai dianggap sekadar rutinitas belaka dan mengakukan dosa dianggap tidak diperlukan lagi. Mari kita mengingat kembali ajaran Gereja Katolik mengenai Sakramen. Berikut ini adalah tanya jawab mengenai Sakramen yang terdapat di Kompendium Katekismus Gereja Katolik (KKGK), sebuah buku yang memuat ringkasan ajaran Gereja Katolik dalam bentuk tanya jawab yang lebih mudah dipahami. Perhatikan pada bagian yang ditebalkan.

Apa itu Sakramen dan ada berapa macam?
Sakramen-sakramen yang ditetapkan oleh Kristus dan dipercayakan kepada Gereja merupakan tanda yang mendatangkan rahmat yang dapat ditangkap oleh pancaindra. Ada tujuh Sakramen, yaitu Pembaptisan, Penguatan, Ekaristi Kudus, Tobat, Pengurapan Orang Sakit, Imamat dan Perkawinan. (KKGK 224)

Apa hubungan antara Sakramen-sakramen dengan Gereja?
Kristus sudah mempercayakan Sakramen-sakramen kepada Gereja-Nya. Sakramen-sakramen itu adalah Sakramen-sakramen Gereja dalam arti ganda: Sakramen-sakramen itu �dari Gereja� sejauh merupakan tindakan Gereja, yang pada gilirannya merupakan Sakramen tindakan Kristus, dan �untuk Gereja� sejauh Sakramen-sakramen itu membangun Gereja. (KKGK 226)

Apa hubungan antara Sakramen-sakramen dengan iman?
Sakramen-sakramen tidak hanya mengandaikan iman; unsur kata-kata dan ritual juga mengembangkan, memperkuat, dan mengungkapkannya. Dengan merayakan Sakramen, Gereja mengakui iman yang datang dari Para Rasul. Hal ini menjelaskan asal dari rumusan kuno, �lex orandi, lex credenti�, artinya Gereja meyakini apa yang didoakannya. (KKGK 228)

Mengapa Sakramen itu berdaya guna?
Sakramen itu berdaya guna ex opere operato (melalui kenyataan bahwa tindakan Sakramen itu dilaksanakan) karena Kristuslah yang bertindak dalam Sakramen itu dan mencurahkan rahmat yang ditandakan. Daya dari Sakramen tidak tergantung dari kesucian pribadi pelayannya. Namun, buah dari Sakramen itu tergantung dari disposisi orang yang menerimanya. (KKGK 229)

Apa sebabnya Sakramen-sakramen itu perlu bagi keselamatan?
Bagi orang beriman kepada Kristus, walaupun Sakramen-sakramen itu tidak semuanya diberikan kepada setiap orang beriman, Sakramen perlu untuk keselamatan karena memberikan rahmat Sakramental, pengampunan dosa, pengangkatan sebagai anak-anak Allah, menyelaraskan diri kepada Kristus Tuhan dan keanggotaan di dalam Gereja. Roh Kudus menyembuhkan dan mengubah mereka yang menerima Sakramen-sakramen. (KKGK 230)

Apa itu rahmat Sakramental?
Rahmat Sakramental adalah rahmat Roh Kudus yang diberikan oleh Kristus yang terdapat dalam setiap Sakramen. Rahmat ini membantu orang beriman dalam perjalanannya menuju kesucian dan dengan demikian juga membantu Gereja untuk berkembang di dalam cinta kasih dan memberikan kesaksian kepada dunia. (KKGK 231)

Apa hubungan antara Sakramen dengan kehidupan kekal?
Dalam Sakramen, Gereja sudah �mencicipi� kehidupan kekal, sambil �menantikan penggenapan pengharapan yang penuh bahagia dan pernyataan kemuliaan Allah yang mahabesar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus� (Tit 2:13). (KKGK 232)

Dari banyak tanya jawab di atas bisa kita lihat inti pengajaran Gereja mengenai Sakramen yaitu bahwa Sakramen adalah tanda yang mendatangkan rahmat dan dapat ditangkap pancaindra. Sakramen bukan sekadar ritual tapi adalah sekaligus tindakan Kristus dan tindakan Gereja. Kristus, melalui para imam, adalah yang bertindak dalam Sakramen itu dan mencurahkan rahmat yang ditandakan. Dengan merayakan Sakramen-sakramen, Gereja mengakui iman yang diterima dari Para Rasul (Iman yang apostolik) dan dalam Sakramen-sakramen ini, kita sebagai anggota Gereja �mencicipi� kehidupan kekal.

Dengan melihat pengajaran Gereja di atas, tentu adalah sesuatu yang aneh bila kita sebagai umat Katolik yang memiliki kekayaan sakramen-sakramen untuk keselamatan justru malah menolak untuk berpartisipasi langsung di dalamnya, dan memilih menggunakan media-media perantara. Kita seperti menolak untuk menerima rahmat dari Kristus yang hendak Ia berikan secara langsung dalam sakramen-sakramen. Mari kita analogikan diri kita sebagai seorang yang sedang sakit dan Yesus Kristus sebagai dokter. Bagaimana kita bisa diperiksa, disembuhkan, dioperasi, diobati bila kita sendiri tidak hadir langsung di ruang di mana dokter itu berada?

Gereja juga memandang bahwa dalam pemberian Sakramen, perlu ada perjumpaan antar pribadi, yaitu antara manusia dengan Kristus yang hadir. Dalam Sakramen Ekaristi, Kristus hadir secara nyata dalam rupa Roti dan Anggur yang sudah dikonsekrasi. Dalam Sakramen Ekaristi, kita bisa mengecap betapa sedapnya Tuhan. Dalam Sakramen Pengakuan Dosa, kita merasakan secara nyata besarnya kerahiman Allah dalam absolusi (pengampunan) yang diberikan Allah melalui Imam. Menolak hadir secara langsung dalam Misa Kudus dan Pengakuan Dosa itu sama saja dengan menolak perjumpaan langsung dengan Allah. Perjumpaan dengan Allah dalam Sakramen tidak bisa diwakili oleh alat teknologi informasi dan komunikasi apapun. Paus Benediktus XVI mengatakan: �Sangat penting selalu diingat, bahwa kontak virtual tidak bisa dan tidak seharusnya menjadi pengganti dari kontak manusiawi langsung dengan orang-orang pada semua tingkatan masyarakat kita.� Pesan dari Paus Benediktus XVI juga berlaku dalam kontak kita dengan Allah yang transenden sekaligus imanen yang hadir dalam Sakramen-sakramen.

Sebagai manusia yang utuh, kita tidak bisa berpikir secara parsial, berprinsip �yang penting hati dan pikiran� sementara kita juga memiliki tubuh. Tentu saja tubuh hadir di Perayaan Sakramen tapi hati dan pikiran melayang ke mana-mana bukanlah sesuatu yang tepat. Tapi mengambil posisi ekstrim lainnya �yang penting hati dan pikiran� sehingga mengabaikan partisipasi langsung tubuh dalam Perayaan Sakramen juga tidaklah tepat. Partisipasi kita dalam Perayaan Sakramen baru menjadi penuh bila tubuh dan jiwa kita bersama-sama ikut hadir, berpartisipasi dan mengarah kepada Allah.

Teknologi informasi dan komunikasi  tentu dapat berguna untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan kita akan Sakramen-sakramen. Ada sebuah aplikasi di handphone yang berisi tata cara Pengakuan Dosa yang benar disertai pertanyaan-pertanyaan renungan yang membantu kita memeriksa batin dan mengingat dosa-dosa yang hendak kita akukan dalam Sakramen Tobat. Ada juga aplikasi yang berisi Kalender Liturgi yang berguna bagi kita untuk mengetahui apa saja bacaan Kitab Suci pada hari ini sekaligus mengenang Para Santo-Santa yang pestanya dirayakan pada hari ini. Semoga kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membantu kita semakin menghayati, mendalami, dan menghidupi Sakramen-sakramen Gereja dan bukan malah menjauhkan kita dari Sakramen-sakramen Gereja. Mari menimba rahmat Allah dalam Sakramen-sakramen Gereja.

Friday, May 3, 2013

Gambar dalam KKGK - Khotbah di Bukit

Mengikuti Yesus menuntut ketaatan kepada perintah-perintah Allah. Hukum Lama tidak dihapuskan, manusia diundang untuk menemukannya dalam pribadi Guru Ilahi yang melaksanakannya dengan sempurna dalam diri-Nya, mengungkapkan makna kepenuhannya dan memaklumkan nilai abadinya.b

Lukisan pada bagian ini menyajikan Kristus yang mengajar para murid-Nya dalam Khotbah di Bukit (Mat 5-7). Bagian-bagian penting dari khotbah ini ialah sabda bahagia, pemenuhan hukum lama, doa, doa Bapa Kami, pengajaran tentang puasa dan undangan kepada para murid untuk menjadi garam dan terang dunia.o

Khotbah di Bukit
Gunung dengan ketinggiannya di atas bumi dan kedekatannya dengan langit menggambarkan tempat khusus untuk perjumpaan dengan Allah. Yesus Sang Guru yang duduk di atas batu karang seperti sebuah singgasana dengan jari telunjuk tangna kanan yang menunjuk ke langit, menggambarkan asal ilahi dari Sabda Kehidupan dan Kebahagiaan-Nya. Gulungan kertas yang dipegang-Nya pada tangan kiri melambangkan pemenuhan pengajaran-Nya yang Dia percayakan sepenuhnya kepada Para Rasul yang diundang untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa, membaptis mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.n

Dua belas Rasul yang membentuk suatu lingkaran pada kaki Sang Guru, semuanya mempunyai halo (lingkaran di kepala) untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada Kristus dan saksi kesucian mereka dalam Gereja. Hanya satu dari mereka, setengah tersembunyi, yang mempunyai halo hitam, menunjukkan ketidaksetiannya kepada gambar gembira. Pewartaan Kerajaan Allah oleh Yesus bukanlah kata-kata kosong dan tidak konsisten, tetapi tindakan yang efektif dan berdaya guna. Kisah orang lumpuh di Kapernaum, yang diceritakan oleh ketiga Injil Sinoptik, mempunyai makna dalam hubungan dengan hal ini.u

�Sesudah itu, naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian, sampailah Ia ke kota-Nya sendiri. Maka, dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, �Percayalah, hai anakku, dosamu sudah diampuni.� Maka, berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya, �Ia menghujat Allah.� Tetapi, Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata, �Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: �Dosamu sudah diampuni�, atau mengatakan: �Bangunlah dan berjalanlah� ? Tetapi, supaya kamu tahu bahwa di dunia ini, Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa � lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, �Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu.� Dan, orang itu pun bangun lalu pulang.� (Mat 9:1-7) m

Dalam episode ini, penyembuhan fisik tidak lain tidak bukan daripada wajah yang tampak dari mujizat spiritual pembebasan dari dosa. Penyembuhan dan pengampunan menjadi ciri khas kegiatan pengajaran Yesus, Sang Guru Ilahi.

Kompendium Katekismus Gereja Katolik 145-146.

Wednesday, March 21, 2012

Gambar Minggu Ini - Illustration from the Tetraevangelo


Jacob Copista, Illustration from the Tetraevangelo, Library of the Mechitarist Fathers, Vienna.
Ilustrasi ini menggambarkan Perjamuan Malam Terakhir dengan penetapan Ekaristi dalam sebuah ruang besar dengan permadani menutup lantai (bdk. Mrk 14:15).

�Ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: �Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku�. Sesudah itu, Ia mengambil cawan, mengucap syukur, lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: �Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa�.� (Mat 26:26-28).


Dalam lukisan ini, Yesus duduk bersama para Rasul di sekitar meja yang berbentuk piala. Di meja, terletak roti dan anggur. Ruangan yang digambarkan dengan latar belakang arsitektur yang dikerjakan dengan teliti, bangunan dan tabernakel bundar dengan tujuh tiang melambangkan Gereja, tempat tinggal Kristus Ekaristi. Ada detail yang cukup berarti, Rasul Yohanes menyandarkan kepalanya ke dada Yesus (bdk. Yoh 13:25). Yohanes menampakkan persatuan cinta yang dihasilkan Ekaristi dalam diri umat beriman. Ini merupakan jawaban murid terhadap undangan Sang Guru.

�Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak. ... Tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku� (Yoh 15:5.9-10).

Ekaristi adalah persekutuan dengan Yesus dan makanan rohani untuk menunjang umat beriman dalam perjuangan hidupnya untuk menaati perintah-perintah-Nya.

�Juru Selamat ... selalu dan sepenuhnya hadir bagi mereka yang hidup dalam Dia. Dia mencukupi setiap kebutuhan mereka. Dia adalah segalanya bagi mereka dan tidak akan membiarkan mereka memalingkan muka mereka kepada hal-hal lain atau mencari sesuatu yang terpisah dari-Nya. Bagi para kudus, betul-betul tak ada sesuatu pun yang lain yang mereka butuhkan kecuali hanya Dia; Dia memberi mereka kehidupan dan perkembangan; Dia memberi mereka makan; Dia merupakan cahaya dan napas mereka; Dia membentuk gambaran Diri-Nya dalam diri mereka; Dia menyinari mereka dengan sinar-Nya dan kemudian menampakkan Diri-Nya kepada mereka. Dia sekaligus makanan dan Dia yang memberi makan. Dialah yang memberikan roti kehidupan dan yang Dia berikan itu Diri-Nya, kehidupan dari segala yang hidup, keharuman bagi yang menghirup, pakaian bagi mereka yang akan memakainya. Sekali lagi, Dialah yang membuat kita mampu berjalan dan Dialah jalan dan juga tempat istirahat, dan tujuan akhir. Kita adalah anggota-anggota-Nya, Dia adalah Kepala. Apakah perlu bertempur? Dia bertempur bersama dengan kita, dan Dialah yang memaklumkan kemenangan kepada mereka yang layak menerima kehormatan. Apakah kita menang? Lihatlah, Dialah mahkota kemenangan. Jadi dari setiap arah, Dia membimbing pikiran kita kembali kepada-Nya, dan Dia tidak akan membiarkan kita berpaling kepada hal-hal lain ataupun ditangkap oleh cinta akan sesuatu yang lain. ... Dari apa yang sudah kita katakan seharusnya menjadi jelas bahwa hidup dalam Kristus tidak hanya berkenaan dengan masa yang akan datang, tetapi Dia sungguh sudah hadir bagi para Kudus yang hidup dan berkarya di dalamnya� (N. Cabasilas, Hidup dalam Kristus, 1, 13-15).

Sumber: Kompendium Katekismus Gereja Katolik hal 121-122

Pax et Bonum

Wednesday, February 29, 2012

Gambar Minggu Ini - Mosaic on the Wall of the Incarnation di Vatican


Chapel of the �Mother of the Redeemer�, Mosaic on the Wall of the Incarnation, Vatican City.

Kurban salib merupakan sumber tata keselamatan Sakramental Gereja. Dalam lukisan ini, Maria, yang merupakan figur Gereja, mengumpulkan dalam tangan kirinya darah dan air yang mengalir dari luka lambung Kristus yang merupakan simbol Sakramen-Sakramen Gereja.

�Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Dia sudah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi seorang prajurit menikam lambung-Nya dengan tombak dan segera mengalir keluar darah dan air� (Yoh 19:33-34).

Santo Agustinus memberikan komentar ini:

Kristus Tuhan kita, yang dalam penderitaan-Nya memberikan kepada kita apa yang Dia ambil dari kita ketika Dia dilahirkan, dan yang dalam kekekalan telah menjadi yang paling agung di antara para imam, memberikan perintah agar kurban yang kamu lihat ini, yaitu tubuh dan darah, dipersembahkan. Sungguh, tubuh-Nya yang ditikam dengan tombak, mengalirkan air dan darah, dengan itu Dia mengampuni dosa-dosa kita. Dengan mengingat rahmat ini dan melaksanakan keselamatan padamu (yang kemudian Allah bekerja dalam dirimu), mendekatlah dan ambillah bagian dari altar ini dengan takut dan gemetar. Lihatlah dalam Roti ini, Tubuh yang tergantung di salib, dan dalam Cawan ini, Darah yang mengalir dari lambung- Nya. Bahkan, kurban-kurban kuno Umat Allah telah lebih dulu menggambarkan kurban unik ini dalam berbagai cara. Kristus sekaligus domba karena ketulusan dan kemurnian jiwa Nya dan kambing karena dalam daging yang sama dengan daging yang berdosa. Berbagai macam kurban lain yang ada dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada kurban ini yang diungkapkan dalam Perjanjian Baru.

Jadi, ambil dan makanlah tubuh Kristus karena sekarang kamu menjadi anggota Kristus di dalam tubuh-Nya. Ambil dan minumlah darah Kristus. Agar tidak terpisah, makanlah apa yang mempersatukan kamu. Agar tidak menganggap rendah dirimu, minumlah apa yang menjadi harga pribadimu. Sebagaimana makanan ini diubah menjadi dirimu jika kamu memakan dan meminumnya, demikian pula kamu diubah menjadi tubuh Kristus jika kamu hidup dalam ketaatan dan bakti kepada-Nya. Ketika penderitaan-Nya sudah dekat, Dia merayakan Perjamuan Paskah bersama murid-murid-Nya. Diambilnya roti, diberkati- Nya sambil berkata: Inilah Tubuh-Ku yang akan diserahkan bagimu. Demikian pula sesudah memberkati, Dia memberikan piala sambil berkata: Inilah darah perjanjian baru yang akan ditumpahkan bagi semua demi pengampunan dosa. Ini sudah kamu baca dan dengar di dalam Injil, tetapi kamu tidak tahu bahwa Ekaristi ini adalah sungguh-sungguh Sang Putra. Sekarang, dengan hati yang dimurnikan dalam suara hati yang tanpa noda dan dengan tubuhmu yang dimandikan dengan air yang bersih, pandanglah Dia dan kamu akan bersinar dalam kegembiraan dan wajahmu tidak akan merah karena malu� (Khotbah, 228B).

Ket: Situs resmi Vatikan (vatican.va) menyediakan buku elektronik (e-book) Kompendium Katekismus Gereja Katolik dalam bahasa Indonesia yang dapat didownload dengan gratis. Kaum awam sangat disarankan untuk membaca Kompendium Katekismus Gereja Katolik ini.

Pax et Bonum

Monday, February 27, 2012

Kompendium Katekismus Gereja Katolik mengenai Doa Bapa Kami


578. Dari mana asal doa Bapa Kami?
Yesus mengajarkan doa Kristen yang tak tergantikan ini, Bapa Kami, pada hari ketika salah seorang dari para murid-Nya melihat Dia berdoa dan bertanya kepada-Nya, �Tuhan, ajarlah kami berdoa� (Luk 11:1). Tradisi liturgi Gereja selalu memakai teks doa ini dari Santo Matius (Mat 6:9-13).

�RINGKASAN SELURUH INJIL�

579. Apa peranan Bapa Kami dalam Kitab Suci?
Doa Bapa Kami merupakan �ringkasan dari seluruh Injil� (Tertullianus), �doa yang sempurna� (Santo Thomas Aquinas). Doa yang terdapat di tengah-tengah Khotbah di Bukit (Mat 5-7) ini melukiskan inti seluruh Injil dalam bentuk doa.

580. Mengapa doa ini disebut �Doa Tuhan�?
Doa Bapa Kami disebut �Oratio Dominica�, yaitu Doa Tuhan, karena doa ini diajarkan kepada kita oleh Tuhan Yesus.

581. Di mana tempat doa Bapa Kami ini dalam doa Gereja?
Doa Tuhan ini merupakan doa Gereja yang utama. Doa ini �diberikan� dalam Sakramen Pembaptisan untuk menandakan kelahiran baru anak-anak Allah ke dalam hidup ilahi. Makna penuh doa Bapa Kami ini diungkapkan dalam Ekaristi karena permohonan yang ada di dalamnya berdasarkan misteri penyelamatan yang sudah dilaksanakan, permohonan yang akan terdengar secara penuh pada saat kedatangan Tuhan. Doa Bapa Kami merupakan bagian integral dari Ibadat Harian.


�BAPA KAMI YANG ADA DI SURGA�

582.Mengapa kita berani mendekat kepada Allah dengan kepercayaan penuh?
Karena Yesus, Penebus kita, membawa kita ke hadapan Bapa dan Roh-Nya menjadikan kita anak-anak Bapa-Nya. Jadi, kita dapat berdoa Bapa Kami  dengan penuh kepercayaan sebagai anak-anak-Nya, dengan penuh keyakinan dan kerendahan hati, dengan kepastian dicintai dan didengarkan.

583. Bagaimana mungkin menyebut Allah sebagai �Bapa�?
Kita dapat menyebut �Bapa� karena Putra Allah yang menjadi manusia sudah mewahyukan-Nya kepada kita dan karena Roh-Nya membuat Dia bisa kita kenal. Seruan �Bapa� menyebabkan kita masuk ke dalam misteri-Nya dengan perasaan takjub yang selalu baru dan membangkitkan dalam diri kita kerinduan untuk bertindak sebagai anak-anak-Nya. Karena itu, jika kita mendoakan Doa Tuhan ini, kita sadar bahwa kita menjadi anak-anak Bapa di dalam Putra-Nya.

584. Mengapa kita berkata Bapa �Kami�?
Kata �kami� mengungkapkan hubungan dengan Allah yang baru secara total. Jika kita berdoa kepada Bapa, kita menyembah dan memuliakan Dia bersama Putra dan Roh Kudus. Dalam Kristus kita adalah �umat-Nya� dan Dia Allah �kita� sekarang dan selama-lamanya. Kenyataannya, kita juga berkata Bapa �kami� karena Gereja Kristus adalah kesatuan banyak sekali saudara dan saudari yang �sehati dan sejiwa� (Kis 4:32).

585.Dengan semangat persekutuan dan perutusan yang bagaimana kita berdoa kepada Allah sebagai Bapa �kita�?
Karena berdoa Bapa �kami� merupakan berkat umum bagi orang-orang yang dibaptis, kita merasakan dorongan yang mendesak untuk bergabung dalam doa Yesus untuk kesatuan para murid-Nya. Berdoa �Bapa Kami� berarti berdoa dengan semua orang dan untuk semua orang agar mereka mengenal satu Allah yang benar dan dikumpulkan bersama dalam satu kesatuan.

586. Apa artinya �Yang ada di surga�?
Ungkapan biblis ini tidak menunjukkan suatu tempat tertentu, tetapi suatu cara berada. Allah mengatasi segala sesuatu. Ungkapan ini menunjuk pada keagungan, kesucian, dan juga kehadiran-Nya di dalam hati orang-orang benar. Surga, atau rumah Bapa, itu tanah air kita yang sejati dan kita sedang menuju ke sana dalam pengharapan sementara kita masih tinggal di dunia ini. �Tersembunyi ber sama dengan Kristus di dalam Allah� (Kol 3:3), kita sudah tinggal di dalam tanah air ini.

KETUJUH PERMOHONAN

587. Bagaimana struktur Doa Tuhan?
Doa Tuhan berisi tujuh permohonan kepada Allah Bapa. Tiga yang pertama lebih berpusat kepada Allah, menarik kita kepada-Nya untuk kemuliaan-Nya, merupakan ciri khas cinta yang pertama-tama berpikir untuk yang dicintainya. Permohonan ini menganjurkan secara khusus apa yang seharusnya kita mohon kepada-Nya: pengudusan nama-Nya, kedatangan Kerajaan-Nya, dan terjadinya apa yang menjadi kehendak-Nya. Keempat permohonan yang terakhir mempersembahkan kepada Bapa yang maharahim, kemalangan dan harapan kita. Yang dimohon dari Bapa ialah: rezeki, pengampunan, perlindungan dari pencobaan, dan pembebasan dari yang jahat.

588. Apa arti �Dimuliakanlah Nama-Mu�?
Memuliakan Nama Allah terutama merupakan sebuah doa pujian yang mengakui Allah sebagai Kudus. Allah sudah mewahyukan Nama-Nya yang kudus kepada Musa dan ingin agar umat-Nya dikuduskan bagi-Nya sebagai bangsa yang kudus dan di dalamnya Dia akan tinggal.

589. Bagaimana membuat Nama Allah Kudus dalam diri kita dan di dunia?
Membuat Kudus Nama Allah, yang memanggil kita kepada �kekudusan� (1Tes 4:7) adalah menghendaki pengudusan Sakramen Pembaptisan menjiwai seluruh hidup kita. Sebagai tambahan, berarti meminta � lewat hidup dan doa kita � agar Nama Allah dikenal dan dipuji oleh setiap orang.

590. Apa yang dimohon oleh Gereja ketika berdoa �Datanglah Kerajaan-Mu�?
Gereja berdoa untuk kedatangan yang terakhir Kerajaan Allah melalui kembalinya Kristus dalam kemuliaan-Nya. Gereja juga berdoa agar Kerajaan Allah berkembang sejak sekarang dan selanjutnya melalui pengudusan umat dalam Roh dan melalui komitmen mereka pada pelayanan keadilan dan perdamaian sesuai Sabda Bahagia. Permohonan ini merupakan seruan Roh dan Mempelai: �Datanglah, Tuhan Yesus� (Why 22:20).

591. Mengapa berdoa �Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga�?
Kehendak Bapa ialah agar �semua orang diselamatkan� (1Tim 2:4). Untuk inilah Yesus datang: untuk melaksanakan dengan sempurna kehendak Bapa yang menyelamatkan. Kita berdoa kepada Allah Bapa kita agar menyatukan kehendak kita dengan kehendak Putra-Nya seturut teladan Perawan Maria yang Terberkati dan para kudus. Kita memohon agar rencana-Nya yang penuh cinta terlaksana sepenuhnya di dunia ini sebagaimana sudah terlaksana di dalam surga. Melalui doa inilah kita dapat mengenal �yang berkenan kepada Allah� (Rom 12:2) dan mempunyai �ketekunan� untuk melaksanakannya (Ibr 10:36).

592. Apa arti permohonan �Berilah kami rezeki pada hari ini�?
Memohon kepada Allah dengan kepercayaan seorang anak untuk makanan sehari-hari yang perlu untuk kita semua berarti mengakui betapa baiknya Allah, mengatasi semua kebaikan. Kita juga memohon rahmat untuk mengetahui bagaimana bertindak sehingga keadilan dan solidaritas menyebabkan kelimpahan beberapa orang digunakan untuk membantu mereka yang kekurangan dan membutuhkan.

593. Apa arti khas Kristen dari permohonan ini?
Karena �manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah� (Mat 4:4), permohonan ini dengan cara yang sama dapat dikenakan pada lapar akan Sabda Allah dan Tubuh Kristus yang diterima dalam Ekaristi sebagaimana juga lapar akan Roh Kudus. Kita memohon dengan kepercayaan penuh pada hari ini � pada kekinian Allah � dan ini diberikan kepada kita terutama dalam Ekaristi yang mengantisipasi perjamuan Kerajaan yang akan datang.

594. Mengapa kita berkata �Ampunilah kesalahan kami seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami�?
Dengan memohon agar Allah Bapa mengampuni kita, kita mengakui di hadapan-Nya bahwa kita adalah pendosa. Sekaligus kita mewartakan belas kasihan-Nya karena dalam Putra-Nya dan melalui Sakaramen �kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa� (Kol 1:14). Namun, permohonan kita akan dijawab hanya jika kita lebih dulu mengampuni.

595. Bagaimana pengampunan itu mungkin?
Belas kasihan cepat memasuki hati kita hanya jika kita sendiri belajar bagaimana mengampuni � bahkan termasuk musuh-musuh kita. Walaupun tampaknya tidak mungkin bagi kita memenuhi tuntutan itu, hati yang mempersembahkan dirinya kepada Roh Kudus dapat, seperti Kristus, mencintai bahkan sampai pada titik penghabisan. Hati demikian dapat mengubah luka menjadi belas kasihan dan mentransformasikan penghinaan menjadi doa syafaat. Pengampunan berpartisipasi dalam belas kasihan ilahi dan merupakan puncak doa Kristiani.

596. Apa arti �Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan�?
Kita memohon kepada Allah Bapa agar tidak membiarkan kita sendirian dan berada dalam kuasa godaan. Kita meminta agar Roh Kudus membantu kita untuk membedakan, di satu pihak, antara pencobaan yang membuat kita berkembang dalam kebaikan dan godaan yang membawa kita pada dosa dan kematian. Dan di lain pihak, membedakan antara digoda dan menyetujui godaan. Permohonan ini menyatukan kita dengan Yesus yang mengalahkan godaan dengan doa-Nya. Ini menuntut kesiapsiagaan dan ketekunan sampai akhir.

597.Mengapa kita menutup dengan permohonan �Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat�?
�Kejahatan� menunjuk pada pribadi Setan yang melawan Allah dan �yang menyesatkan seluruh dunia� (Why 12:9). Kemenangan terhadap Setan sudah terjadi dalam Kristus. Tetapi, kita terus berdoa agar keluarga manusia dibebaskan dari Setan dan pekerjaan-pekerjaannya. Kita juga memohon rahmat kedamaian dan ketekunan sementara kita menantikan kedatangan Kristus yang akan membebaskan kita secara definitif dari Si Jahat.

598. Apa arti �Amin�?
�Pada akhir doa, kamu berseru �Amin� dan dengan kata ini yang berarti: �semoga demikian�, kamu mengesahkan semua yang tertera dalam doa ini, yang diajarkan Allah�
(Santo Cyrillus dari Yerusalem)

Pax et Bonum