Latest News

Sunday, May 26, 2013

Pengakuan Iman Trente - Professio Fidei Tridentinae



 Pengakuan Iman Tridentine (Pius IV)

Pengakuan Iman Tridentine atau yang dikenal sebagai Pengakuan Iman Pius IV, adalah satu dari empat Pengakuan Iman resmi Gereja Katolik. Ia dikeluarkan pada tanggal 13 November 1565 oleh Paus Pius IV dengan bula �Iniunctum nobis� dibawah dukungan Konsili Trente (1545-1563). Ia mengalami perubahan kecil setelah Konsili Vatikan I (1869-1870) untuk memberi penekanan lebih pada definisi dogmatik Konsili. Tujuan utama Pengakuan Iman ini adalah untuk menjelaskan batasan iman Katolik terhadap ajaran-ajaran sesat. Pada masa lalu ia digunakan untuk pernyataan sumpah setia para ahli teologi terhadap Gereja dan untuk mendamaikan orang kristen non-katolik ataupun anggota Gereja yang terkeskomunikasi yang kemudian diterima (kembali) ke dalam Gereja, tetapi kini sudah jarang digunakan. Dibawah ini adalah terjemahan saya (Frater Daniel Pane), jadi dengan sendirinya juga tidak resmi.


Saya �. (nama diri), dengan iman yang teguh mempercayai dan mengakui setiap dan semua yang terkandung dalam Pengakuan Iman yang digunakan oleh Gereja Romawi Kudus yaitu:

Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan akan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan. Dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang tunggal, Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad. Allah dari allah, terang dari terang, Allah benar dari allah benar, Ia dilahirkan bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa: segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita. Ia dikandung dari Roh Kudus dilahirkan Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk kita waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan, pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci, Ia naik ke surga duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati; kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan: Ia berasal dari Bapa dan Putera. Yang serta Bapa dan Putera disembah dan dimuliakan: Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Aku mengakui satu pembaptisan demi pengampunan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat. Amin

Tradisi Apostolik dan Gerejani dan semua penetapan dan konstitusi dari Gereja yang sama itu juga dengan teguh saya pegang dan akui.

Saya juga menerima Kitab Suci menurut arti yang dipercayai oleh Bunda Gereja Kudus, yang adalah hak Gereja untuk menentukan makna dan penafsiran yang sejati dari Kitab Suci. Aku juga tidak akan pernah mempercayai dan menyetujui penafsiran Kitab Suci selain daripada menurut arti yang berasal dari kesepakatan mutlak para Bapa.

Saya juga mengakui Tujuh Sakramen Hukum Baru yang sejati dan benar, ditetapkan oleh Yesus Kristus Tuhan kita, dan bahwa sakramen-sakramen itu perlu untuk keselamatan semua orang walaupun tidak semuanya perlu untuk semua orang, yaitu; Baptis, Krisma, Ekaristi, Pengakuan Dosa, Pengurapan Orang Sakit, Imamat dan Perkawinan; dan bahwa sakramen-sakramen ini menyalurkan rahmat; dan bahwa Baptisan, Krisma, dan Tahbisan tidak dapat diulangi kembali kecuali itu adalah pelecehan. Saya juga menerima dan mengakui tata upacara dalam Gereja Katolik dengan upacara meriah dalam melayani sakramen-sakramen itu.

Saya menerima dan mengakui setiap dan semua yang didefinsikan dan dinyatakan oleh Konsili Suci Trente menyangkut dosa asal dan pembenaran.

Saya mengakui, bahwa di dalam Misa dipersembahkan kurban yang benar, yang layak, dan yang berkenan kepada Allah bagi orang yang hidup dan yang mati; dan bahwa dalam sakramen Ekaristi yang mahakudus hadirlah secara benar, real dan substansial Tubuh dan Darah bersama dengan Jiwa dan Keilahian Tuhan kita Yesus Kristus; dan bahwa terjadi perubahan seluruh hakekat roti menjadi Tubuh dan hakekat anggur menjadi Darah, yang perubahan ini oleh Gereja Katolik disebut sebagai Transubstansiansi.

Aku juga mengakui bahwa di dalam salah satu rupa saja Kristus diterima secara utuh dan menyeluruh, dan sebagai sakramen sejati.

Aku berpegang teguh bahwa Api Penyucian itu ada, dan bahwa jiwa-jiwa disana terbantu oleh doa orang beriman. Begitu juga, bahwa para kudus, yang memerintah bersama Kristus, adalah untuk dihormati dan diserukan namanya, dan bahwa mereka mempersembahkan doa kepada Allah untuk kita, dan bahwa relikui mereka harus dihormati. Aku juga dengan teguh mengakui bahwa gambar atau patung dari Kristus, Bunda Allah yang tetap perawan dan para kudus lain hendaknya dijaga, dirawat dan dihormati.

Saya juga mengakui kuasa indulgensi yang diberikan Kristus kepada Gereja dan berguna untuk kesejahteraan rohani umat beriman.

Aku mengakui Gereja Kudus Katolik Apostolik Romawi sebagai ibu dan guru dari semua gereja-gereja; dan aku menjanjikan kepatuhan sejati kepada Uskup Roma, pengganti St. Petrus Pangeran Para Rasul, dan Wakil Yesus Kristus.

Aku juga tanpa ragu-ragu menerima dan mengakui semua hal lain yang disampaikan, didefinisikan, dan dinyatakan oleh Kanon-kanon suci, dan Konsili-konsili Oikumenis, dan secara khusus oleh Konsili Oikumene Trente dan Vatikan, secara khusus menyangkut keutamaan Uskup Roma dan ajarannya yang tidak dapat salah. Aku mengecam, menolak dan mengutuk segala hal yang bertentangan dengannya, dan semua bidaah yang telah dikecam, ditolak dan dikutuk oleh Gereja.

Inilah iman Katolik sejati, yang tak ada seorangpun dapat selamat tanpanya, yang kini dengan bebas aku akui dan kepadanya aku benar-benar berpegang, aku mengakui dan bersumpah untuk memeliharanya secara tak bercela dan dengan pertolongan Allah terus berpegang padanya sampai nafas terakhir hidupku.

Dan aku akan berjuang, sejauh yang aku bisa, agar iman yang sama ini dipegang, diajarkan dan diakui oleh semua orang yang aku jumpai. Aku�. (nama diri) bernazar, berjanji, dan bersumpah demi Injil Suci, jadi tolonglah aku Tuhan.

Terjemahan oleh Frater Daniel Pane,CSE
Pax et bonum

Saturday, May 25, 2013

Renungan Hari Raya Tritunggal Mahakudus

Misteri Allah Tritunggal Mahakudus bukanlah hal yang gampang dimengerti. Banyak buku sudah ditulis oleh para ahli teologi mengenai Allah Tritunggal; tapi tak seorang pun dari mereka yang sebenarnya sanggup menerangkannya secara tuntas.

Dari awal permenungan  ini saya mengingatkan anda sekalian, bahwa permenungan ini pasti sulit untuk dicerna.


Begini:
Manusia sejak dahulu kala selalu ingin tahu tentang Allah. Siapakah Allah itu sebenarnya? Dengan bantuan budi kodratinya,ternyata manusia dapat mengenal Allah dengan pasti melalui segala apa yang ada dalam alam semesta. Ternyata bila manusia terbuka kepada kebenaran dan keindahan, ia dapat sampai pada pengenalan yang benar tentang Allah. Dengan memakai akal budinya secara benar, manusia bisa mengenal Allah sebagai Pencipta, sebagai Yang Mahakuasa, Yang Mahabaik dan Yang Maharahim.

Namun masih ada pengetahuan tentang Allah, yang tidak dapat dicapai manusia dengan kekuatannya sendiri, yang hanya mungkin kita ketahui bila Allah sendiri mewahyukannya kepada kita. Syukurlah Allah sendiri berkenan mewahyukan Diri kepada kita melalui Yesus Kristus.

Di antara sekian banyak pengetahuan tentang Allah yang disampaikan Kristus kepada kita, ada satu kebenaran yang begitu besar, suatu misteri agung mengenai Diri Allah yang diwahyukan Kristus kepada kita. Misteri Agung ini belum diketahui orang dalam masa Perjanjian Lama, dan tidak akan pernah kita ketahui seandainya Yesus tidak menyampaikannya kepada kita. Misteri Agung itu ialah: Allah itu hanyalah Satu, tetapi di dalam Allah yang satu ini ada tiga Diri, yaitu: Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Misteri Agung inilah yang disebut: Allah Tritunggal Mahakudus.

Bagaimana itu mungkin: satu tetapi tiga, tiga tetapi hanya satu ?
Dari pewahyuan Kristus, dinyatakan kepada kita bahwa Allah Bapa itu mencintai Allah Putera, dan bahwa Allah Putera itu mencintai Allah Bapa.  Bapa dan Putera saling mencintai dengan cinta yang tak berawal dan tak berakhir, cinta yang tiada batasnya, cinta yang tidak terduga besarnya. Begitu tak terukur cinta Allah Bapa pada Allah Putera, dan begitu tak terselami cinta Allah Putera pada Allah Bapa, sehingga cinta agung mereka yang saling berbalasan dan saling mendahului ini merupakan satu Pribadi juga, yang disebut Allah Roh Kudus. Allah Roh Kudus inilah yang  dari kekal mempersatukan Allah Bapa dan Allah Putera, sehingga tanpa awal dan tanpa akhir Allah itu adalah satu sebagai Allah yang Maha Cinta.

Dari pewahyuan yang disampaikan Kristus kepada kita,menjadi nyatalah bahwa Pribadi yang ada dalam Allah itu ada tiga, tetapi KeallahanNya hanyalah satu. Karena Keallahan ini cuma satu, maka Pribadi yang satu tak bisa diceraikan atau dipisahkan dari Pribadi yang lain. Segenap Diri Allah Bapa ada di dalam Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Segenap Diri Allah Putera berada pula di dalam Allah Bapa dan Allah Roh Kudus. Dan begitu pula segenap diri Allah Roh Kudus berdiam pula di dalam Diri Allah Bapa dan Allah Putera. Pribadi yang satu tidak berada di luar Pribadi yang lain. Masing-masing ada dalam kesatuan yang utuh, dari kekal sampai selama-lamanya. Masing-masing tidak saling mengatasi. Ketiga pribadi itu sama kekal, sama besar kuasa-Nya dan sama besar kekudusan-Nya.

Kebenaran iman tentang Allah Tritunggal inilah merupakan misteri yang paling agung di antara segala misteri iman kita. Begitu agung misteri ini, sehingga kita tidak akan pernah sanggup untuk mengertinya. Bagaimanapun luasnya keterangan yang diberikan tentang misteri ini, semuanya tak akan pernah bisa menyingkapkan isi misteri itu seluruhnya kepada kita.

Lalu, mengapa Allah mewahyukan misteri ini kepadakita, kalau toh kita tidak akan pernah mengerti misteri itu sepenuhnya?

Misteri Allah Tritunggal sebenarnya bukanlah kebenaran untuk dimengerti, melainkan untuk diImani, dan terlebih lagi untuk dihayati dan dialami. Allah mewahyukan misteri ini bukan untuk membingungkan kita, dan bukan pula untuk mempersulit iman kita. Allah mewahyukannya agar kita mulai menghayatinya dan mengalaminya dalam hidup di dunia ini.

Apa yang dimaksud dengan menghayati dan mengalaminya ? 
Hidup Allah ternyata adalah hidup dalam cinta, bahkan Allah itu adalah cinta. Dan ternyata Ia memanggil kita untuk masuk ke dalam kehidupanNya sendiri, yang dari awal tanpa akhir hidup dalam cinta. Kita dipanggil untuk turut ambil bagian dalam cinta agung Allah. Maka jelaslah misteri Allah Tritunggal diwahyukan kepada kita supaya kita sejak di dunia ini menyiapkan diri untuk hidup dalam cinta, sebab hanya dengan demikianlah kita bisa masuk dalam hidup Allah sendiri. Persatuan hidup dalam cinta yang ada dalam ketiga Pribadi Allah itu seharusnya menjadi model persatuan hidup di antara kita manusia sejak di dunia ini.

Dalam Kitab Kejadian tertulis begini: "Allah berfirman: 'Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita". Manusia ternyata dicipta Allah menurut citraNya, sebagai makhluk berbudi dan berkehendak bebas. Citra Allah ialah hidup dalam cinta. Di atas segala makhluk, kita manusia ternyata disanggupkan Allah untuk dapat mencinta dan dicinta dengan sadar dan dengan kehendak yang bebas. Itulah citra kita, dan itulah panggilan kita. Bahkan lebih dari itu kita dipanggil untuk ikut ambil bagian kelak dalam hidup cinta Allah sendiri.

Betapa luhur martabat kemanusiaan kita, dan betapa besar tanggung jawab yang dipercayakan Allah kepada kita. Maka Hari Raya Tritunggal Mahakudus sebenarnya mengingatkan kita kembali akan martabat mulia kemanusiaan kita, mengundang kita kembali untuk hidup dalam cinta. Kita berasal dari cinta ilahi, dan seharusnya kita hidup dalam cinta ilahi, dan demikian kelak kita bisa kembali bersatu dengan cinta ilahi.

Maka marilah selalu membuka hati kita agar cinta yang memenuhi Allah Tritunggal itu memenuhi hati kita juga. Janganlah kita mengingkari martabat mulia kemanusiaan kita, martabat yang mengundang untuk mencintai. Apapun perbedaan yang ada di antara kita, entah itu perbedaan suku dan etnis, perbedaan status, perbedaan pendidikan, dsb, hendaknya semuanya itu tidak mengingkari martabat kita yang dicipta seturut citra Allah, martabatuntuk hidup dalam persatuan cinta.

Renungan oleh Pater Leo Sipahutar OFM.Cap.
Dipublikasikan oleh Indonesian Papist
Pax et bonum

Friday, May 24, 2013

Kitab Putra Sirakh tentang Manusia

Apa dikatakan Putra Sirakh tentang MANUSIA?
Ia menyebutnya demikian pada bacaan pertama hari ini, 25 Mei 2013 (Sir 17:1-15):

1. Tuhan menciptakan manusia dari TANAH, dan akhirnya akan kembali jadi tanah.

2. Tuhan menganugerahkan HARI dan WAKTU kepada manusia, dan memberinya KUASA atas segala sesuatu di bumi.



3. Tuhan memberinya KEKUATAN yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri.

4. Tuhan menjadikan manusia SEGAMBAR dengan Allah sendiri. [manusia adalah CITRA Allah (Imago Dei)]

5. Tuhan menciptakan RASA TAKUT dalam diri segala makhluk kepada manusia, sehingga manusia meraja di atas segala binatang dan unggas. [seharusnya binatang dan ciptaan lain lebih takut pada manusia, bukan sebaliknya]

6. Tuhan memberikan LIDAH, MATA, TELINGA pada manusia, dan menaruh HATI serta PIKIRAN dalam dirinya.

7. Tuhan menambahkan PENGETAHUAN yang arif, dan menunjukkan apa yang baik dan jahat di hadapan manusia. [akal budi dan kebijaksanaan adalah hakekat manusia]

8. Tuhan menanamkan MATA-NYA di dalam hati manusia, supaya manusia mampu memahami keagungan perkerjaan Tuhan. [pengenalan akan Tuhan bukan terutama dgn mata fisik tetapi dengan mata hati]

9. Tuhan mengaruniakan manusia PENGETAHUAN lagi dan mewarisi HUKUM-NYA sebagai milik pusaka. [hukum dan peraturan bukan sesuatu yang buruk, karena esensinya adalah untuk mengarahkan manusia kepada yang baik dan benar]

10. Tuhan mengikat manusia dengan PERJANJIAN KEKAL dan segala hukumNya dipermaklumkan kepada manusia.

TUHAN menganugerahkan semua ini supaya manusia tahu BERSYUKUR, MEMUJI, MEMULIAKAN nama Tuhan yang kudus, dan siap MEWARTAKAN karya tangan-Nya yang Agung. Mata manusia telah melihat kemuliaan Tuhan yang Agung, dan telinga manusia telah mendengar suara-Nya yang dahsyat.

Karena itu, sebagai mahluk yang dicipta lebih UNGGUL dari semua ciptaan, Tuhan berpesan: JAUHILAH SETIAP KELALIMAN.

oleh Pater Liberius Sihombing, OFM.Cap.
dipublikasikan ulang di Indonesian Papist
pax et bonum

Statistik Gereja Katolik Dalam Buku Tahunan Kepausan 2013




Jumlah umat Katolik secara global tidak banyak berubah yaitu pada angka 1,214 milyar jiwa, meningkat sedikit lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan global untuk periode 2010/2011. Jumlah imam (religius dan diosesan) tumbuh terutama karena kenaikan panggilan di Asia dan Afrika yang membantu menyeimbangkan penurunan di Eropa (turun 9% pada dekade terakhir).


Hal yang sama tidak terjadi pada jumlah biarawati dengan kecenderungan menurun sebesar 10% selama dekade terakhir. Akan tetapi, mungkin statistik paling mengejutkan yang terungkap dalam Annuario Pontificio (Buku Tahunan Kepausan) 2013 adalah ledakan pertumbuhan panggilan diakonat permanen, khususnya di Eropa dan Amerika Serikat di mana jumlah diakon permanen meningkat lebih dari 40% dalam dekade terakhir.



Buku Tahunan Kepausan 2013 dipresentasikan kepada Bapa Suci pada hari Senin, 13 Mei 2013, oleh Sekretaris Negara Vatikan - Tarcisio Kardinal Bertone dan Pejabat Urusan Umum - Uskup Agung Angelo Becciu. Persiapan buku tahunan baru ini disunting oleh Monsinyur Vittorio Formenti yang bertanggungjawab atas Biro Pusat Statistik Gereja, oleh Prof. Enrico Nenna dan kerabat kerja lainnya.



Pada waktu yang sama, Annuarium Statisticum Ecclesiae (Buku Tahunan Statistik Gereja) tahun 2011 yang juga disunting oleh kantor yang sama dipresentasikan pula kepada Bapa Suci. Kedua volume buku ini akan segera dijual di toko-toko buku.



Bapa Suci menunjukkan rasa syukur atas penyajian tersebut dan  memperlihatkan ketertarikan pada angka-angka yang tergambar di dalamnya. Paus mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada semua pihak yang telah berkontribusi kepada edisi baru dari kedua buku tahunan itu.



Data yang terekam menunjukkan statistik baru sehubungan dengan kehidupan Gereja Katolik di dunia, sepanjang tahun 2012 dan sampai pada pemilihan Paus Fransiskus.



Selama periode ini, 11 keuskupan baru, 2 ordinariat personal, 1 vikariat apostolik dan 1 prefektur apostolik didirikan. 1 prelatur teritorial dinaikkan ke status keuskupan dan 2 eksarkat apostolik (yurisdiksi untuk Katolik Timur, setara vikariat apostolik) dinaikkan menjadi eparki (untuk Katolik Timur, setara keuskupan).



Data statistik dari Annuarium Statisticum merujuk kepada tahun 2011 menyoroti aspek-aspek kehadiran dan pelayanan Gereja Katolik di 2.979 yurisdiksi gerejawi di seluruh dunia.



Jumlah umat Katolik di seluruh dunia meningkat dari 1,196 milyar di tahun 2010 menjadi 1,214 milyar di tahun 2011, meningkat 1,5%. Dan karena pertumbuhan ini hanya sedikit lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk bumi (1,23%), kehadiran umat Katolik di dunia pada dasarnya tetap tidak berubah (17,5%). Analisis teritorial dari perubahan-perubahan dalam periode ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,3% umat Katolik di Afrika yang populasinya meningkat 2,3%. Asia juga mencatat peningkatan jumlah umat Katolik yang lebih besar dibandingkan kenaikan populasi (2,0% versus 1,2%). Pertumbuhan jumlah umat Katolik di Amerika dan Eropa tetap stabil, sejalan dengan pertumbuhan populasi (0,3%). Di tahun 2011,  jumlah Katolik terbaptis yang tersebar di seluruh benua adalah: 16,0% di Afrika, 48,8% di Amerika, 10,9% di Asia, 23,5% di Eropa dan 0,8% di Oseania.



Jumlah uskup di dunia meningkat dari 5.104 di tahun 2010 menjadi 5.132 di tahun 2011 dengan peningkatan relatif 0,55%. Kenaikan khususnya terjadi di Oseania (4,6%) dan Afrika (+1,0%) sedangkan Asia dan Eropa sedikit di atas rata-rata global. Amerika tidak mencatat perubahan apapun. Meskipun begitu, penyebaran para uskup di berbagai benua tetap stabil selama periode terakhir dengan Amerika dan Eropa sendiri tetap mewakili hampir 70% dari total jumlah uskup.



Secara global, kehadiran para imam diosesan dan religius telah meningkat dari waktu ke waktu, tumbuh dalam dekade terakhir dari 405.067 per tanggal 31 Desember 2001 menjadi 413.418 per tanggal 31 Desember 2011 (+2,1%). Namun, evolusi ini tidak seragam di area geografis yang berbeda. Dinamika jumlah imam di Afrika dan Asia agak menghibur dengan masing-masing penambahan +39,5%  dan +32,0% (dan dengan peningkatan lebih dari 3.000 orang untuk dua benua itu di tahun 2011 saja), sementara Amerika tetap tak berubah sekitar rata-rata dari 122.000 orang. Eropa, bertentangan dengan rata-rata global,  menunjukkan penurunan lebih dari 9% dalam dekade terakhir.



Diakon permanen sedang meledak baik secara global maupun di masing-masing benua dengan jumlah keseluruhan 29.000 lebih di tahun 2001 menjadi sekitar 41.000 pada satu dekade kemudian, dengan variasi lebih dari 40%. Eropa dan Amerika mencatat tren yang paling signifikan dan meningkat. Faktanya, diakon Eropa yang di tahun 2001 berjumlah sedikit lebih banyak dari 9.000 menjadi hampir 14.000 di tahun 2011, meningkat lebih dari 43%. Di Amerika jumlahnya meningkat dari 19.100 di tahun 2001 menjadi lebih dari 26.000 di tahun 2011. Dari kedua benua itu saja mencatat angka 97,4% dari jumlah keseluruhan di dunia dengan sisanya 2,6% terbagi antara antara Afrika, Asia dan Oseania.



Kelompok hidup bakti yang bukan imam terus dengan teguh membangun dirinya selama dekade terakhir dan mencatat angka lebih dari 55.000 pada di tahun 2011. Di Afrika +18,5% dan di Asia +44,9%. Tahun 2011, jumlah dari kedua benua ini lebih dari 36% dari total jumlah keseluruhan (dibandingkan dengan tahun 2001 yang kurang dari 28%). Sebaliknya,  jumlah yang tercatat di Eropa (-18%), Amerika (-3.6%) dan Oseania (-21,9%) turun hampir 8 persen selama dekade terakhir.



Tren yang sangat menurun terjadi pada jumlah biarawati dengan penurunan sebesar 10% dari tahun 2001 hingga tahun 2011. Jumlah biarawati, yang di tahun 2001 sebesar 792.000, sekarang atau sepuluh tahun kemudian hanya 713.000 lebih. Penurunan khususnya terjadi di tiga benua (Eropa, Amerika dan Oseania), dengan variasi signifikan (-22% di Eropa, -21% di Oseania, dan -17% di Amerika). Meskipun begitu, di Afrika dan Asia terjadi peningkatan terus-menerus, lebih dari 28% di Afrika dan 18% di Asia. Dengan demikian,  jumlah biarawati di Afrika dan Asia di luar jumlah keseluruhan meningkat dari 24,4% menjadi sekitar 33%. Sedangkan Eropa dan Amerika masing-masing turun 74% sampai 66%.



Kandidat-kandidat imam diosesan dan religius secara global bertambah dari 112.244 tahun 2001 menjadi 120.616 tahun 2011, meningkat sebesar 7,5%. Perubahan ini sangat berbeda di berbagai benua. Sementara Afrika (+30,9%) dan Asia (+29,4%) menunjukkan pertumbuhan yang baik, Eropa dan Amerika mencatat penurunan masing-masing sebesar 21,7% dan 1,9%. Akibatnya, kita amati penurunan kontribusi benua Eropa untuk pertumbuhan potensial dari pembaharuan kehidupan imamat, dengan kuota yang turun dari 23,1% menjadi 16,8% dibandingkan dengan perkembangan dari benua Afrika dan Asia.

diterjemahkan oleh Indonesian Papist dari news.va
pax et bonum 

Saturday, May 18, 2013

Doa Kepada Roh Kudus


Berhembuslah dalam diriku, ya Roh Kudus, agar segala pikiranku kudus.
Bertindaklah dalam diriku, ya Roh Kudus, agar karyaku juga kudus.
Tariklah hatiku, ya Roh Kudus, agar aku mencintai hanya yang kudus.
Teguhkanlah aku, ya Roh Kudus, agar aku memperjuangkan segala yang kudus.
Maka dari itu, Peliharalah aku, ya Roh Kudus, agar aku senantiasa kudus. Amin.


Monday, May 13, 2013

Katedral Tulang-belulang dan Kisah 813 Martir Otranto



Ini adalah salah satu katedral Katolik yang unik dan khas sekaligus indah namun juga mungkin horor bagi kebanyakan orang Indonesia.


Tulang Martir-martir Otranto
Ini adalah Katedral Keuskupan Agung Otranto di wilayah Puglia, Italia. Nama Katedral ini adalah Katedral Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga. Di belakang altar kapel dan tabernakel yang diatasnya terdapat patung Bunda Maria dan Kanak-kanak Yesus, tengkorak dan tulang belulang sebagian dari 813 Martir Otranto disusun sedemikian rupa di balik jendela kaca tembus pandang. Dengan demikian, seandainya kita menghadiri Misa Kudus di sini, di depan mata kita akan terpampang tengkorak dan tulang-belulang para Martir Otranto. Ya, hal ini dilakukan untuk mengenang dan menghormati 813 Martir Otranto yang pada tahun 1480 dieksekusi oleh tentara Kesultanan Turki Ottoman. Tulang belulang Para Martir Otranto ini menjadi relikui paling berharga dari Katedral Otranto.

Bagaimanakah kisah 813 Martir Otranto ini?
Martir Otranto
Otranto adalah kota di tepi laut, terletak di Italia Selatan. Kesultanan Islam Turki Ottoman yang saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad II merencanakan kampanye militer yang disebut Invasi Italia dengan target utamanya adalah kota Roma setelah berhasil menaklukan Konstantinopel pada tahun 1453. Turki Ottoman berencana masuk ke Italia dari kota pelabuhan di laut Adriatik, Brindisi. Tetapi karena cuaca buruk yang menghalangi, mereka mengalihkan rute menuju Otranto. Pada 28 Juli 1480, pasukan perang Turki Ottoman dipimpin oleh Gedik Ahmed Pasha tiba di Otranto dan mengultimatum Otranto untuk menyerah dan masuk Islam. Bila menolak, Ahmed Pasha mengancam akan menyerang Otranto. Otranto menolak untuk masuk Islam dan memilih berperang. Kekuatan Turki Ottoman adalah 18.000 infanteri dengan 700 kavaleri dan 128 kapal perang. Sementara kekuatan pasukan di Otranto tidak diketahui dengan detail kecuali bahwa terdapat 2.100 tentara infanteri dari Hongaria dan satu garnisun berkekuatan 400 orang dipimpin oleh Francesco Zurlo.

Setelah 2 minggu bertempur, kota Otranto akhirnya jatuh ke tangan Turki Ottoman pada tanggal 11 Agustus 1480. Semua pria berusia di atas 15 tahun dibunuh sementara wanita dan anak-anak ditangkap untuk dijadikan budak. 813 orang yang selamat mengungsi dan berdoa di dalam katedral Otranto bersama Uskup Agung Otranto, Stefano Agricoli de Pendinelli. Ahmed Pasha sekali lagi mengultimatum mereka agar masuk Islam dan mengancam akan membunuh mereka bila mereka menolak. Uskup Pendinelli bersama orang-orang Otranto menolak, mereka memilih iman Katolik mereka ketimbang menjadi Islam. Mereka lebih memilih Tuhan Yesus daripada Muhammad.

Melihat hal ini, Ahmed Pasha memerintahkan penyerangan terhadap Katedral Otranto. Uskup Agung Stefano Agricoli de Pendinelli ditangkap dan akhirnya dipenggal. Kepala Uskup Agung Pendinelli lalu ditunjukkan kepada orang-orang Otranto yang selamat. Hal ini dilakukan untuk menjatuhkan iman orang-orang Otranto. Tetapi, seorang penjahit tua, Antonio Pezulla yang dikenal dengan nama Antonio Il Primaldo, tampil ke depan dan berseru kepada Ahmed Pasha bahwa ia tidak akan mengkhianati imannya kepada Kristus. Keberanian Antonio Primaldo ini membakar juga keberanian orang-orang Otranto lainnya. Mereka menolak untuk menjadi Islam. Perkataan Antonio Primaldo terekam dalam kronik yang ditulis oleh Giovanni Laggetto dalam Historia della guerra di Otranto del 1480:

Saudara-saudaraku, sampai hari ini kita telah berjuang mempertahankan negeri kita, menyelamatkan hidup kita, dan untuk tuan-tuan kita; sekarang adalah waktunya kita berjuang untuk menyelamatkan jiwa kita bagi Tuhan yang telah wafat di kayu salib untuk kita. Adalah baik bahwa kita hendaknya wafat bagi Dia, berdiri dengan teguh dan tetap dalam iman dan bersama dengan kematian duniawi ini, kita akan memenangkan kehidupan abadi dan kemuliaan para martir.
Tubuh Santo Antonio Primaldo yang tetap berdiri meski dieksekusi

Merasa terhina akan penolakan ini, Ahmed Pasha akhirnya melaksanakan ancamannya. Orang-orang ini dibawa ke puncak bukit Minerva dan di sana mereka satu per satu dipenggal. Sebuah kronik oleh Saverio de Marco berjudul Compendiosa istoria degli ottocento martiri otrantini mencatat bahwa Antonio Primaldo adalah orang pertama yang dipenggal namun hanya kepalanya saja yang jatuh sementara tubuhnya tetap berdiri sampai para algojo mengeksekusi orang terakhir. Melihat hal ini, seorang algojo, Bersabei, bertobat dan akhirnya dibunuh oleh  rekannya.

Antonio Primaldo dan Para Martir Otranto dieksekusi pada tanggal 14 Agustus 1480. Selama setahun, tubuh-tubuh para martir terbaring tanpa dikuburkan di tempat eksekusi dan akhirnya ditemukan oleh tentara-tentara yang dikirim untuk membebaskan Otranto. Pada Juni 1481, mereka dimakamkan di gereja terdekat dengan bukit Minerva dan pada 13 Oktober dipindahkan ke dalam Katedral Otranto. Pada tahun 1490, Raja Alfonsus dari Aragon dengan upacara meriah memindahkan sejumlah tubuh para martir  ke Naples, yang sekarang dirawat dan dihormati di Gereja Santa Katarina di Formello. Pada tahun 1500, sebuah kapel didirikan di dalam Katedral Otranto untuk relikui Para Martir.

Pada 14 Desember 1771, Antonio Primaldo bersama Para Martir Otranto dibeatifikasi oleh Paus Klemens XIV. Pada tanggal 12 Mei 2013 yang lalu, Paus Fransiskus mengkanonisasi Beato Antonio Primaldo dan Para Martir Otranto. Sekarang kita bisa memanggil mereka: �Santo Antonio Primaldo dan Para Martir Otranto�. Pesta mereka dirayakan pada tanggal 14 Agustus, secara meriah tentunya dirayakan di Keuskupan Agung Otranto di mana keesokan harinya, tanggal 15 Agustus, Gereja Universal merayakan Hari Raya Santa Maria Diangkat Ke Surga.

Secara sejarah, perjuangan orang-orang Otranto membuat Raja Ferdinandus I dari Naples memiliki waktu setidaknya 2 minggu untuk mengumpulkan dan mempersiapkan pasukan menghadapi Invasi Turki Ottoman. Pada akhirnya Otranto berhasil direbut kembali oleh Raja Ferdinandus dari tangan Turki Ottoman.

Tapi secara iman, orang-orang Otranto memberikan kita kesaksian iman yang besar yang lebih memilih kehilangan nyawa demi iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus. Kisah mereka dapat meneguhkan iman Katolik kita. 

PAX ET BONUM

Sumber:
Think Puglia