Latest News

Showing posts with label Yesus Kristus. Show all posts
Showing posts with label Yesus Kristus. Show all posts

Thursday, January 12, 2012

Gambar dalam KKGK � Mosaik di Basilika St. Klemens



Basilica of Saint Clement, Mosaic in the Apse, Rome.
Gambar dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik - Mosaic in the Apse

Mosaik kuno yang terdapat di Basilika Santo Klemens, Roma, menggambarkan kemenangan Salib, pusat misteri iman Kristen. Kita bisa memperhatikan hiasan megah rumbairumbai dari daun Akantus, dan dari sini muncul banyak sekali lingkaran yang keluar menuju segala arah dengan bunga-bunga dan buah-buahnya. Tanaman ini mendapatkan kekuatan dari salib Yesus, yang berkat kurban-Nya, manusia dan semesta alam diciptakan kembali. Yesus adalah Adam baru. Misteri penderitaan, wafat, dan kebangkitan-Nya membawa kelahiran kembali umat manusia dan rekonsiliasi dengan Bapa.

Di sekeliling Kristus yang menderita, terdapat dua belas merpati putih yang melambangkan kedua belas Rasul. Di kaki salib, berdiri Maria dan Yohanes, murid yang dikasihi-Nya.

�Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya:  �Ibu, inilah anakmu!� Kemudian, Ia berkata kepada murid-Nya:  �Inilah ibumu!� Dan sejak saat itu, murid itu menerima Maria di dalam rumahnya� (Yoh 19:26- 27).

Di atas salib, tangan Bapa terulur, memberikan mahkota kemuliaan kepada Putra-Nya yang melalui misteri Paskah menjadi pemenang atas kematian. Di bawah tanaman itu, terdapat seekor rusa kecil yang bertempur melawan ular jahat.

Dari tanaman ini, yang menggambarkan pohon penebusan, muncullah sebuah mata air yang memancar memberikan kehidupan bagi empat anak sungai, yang melambangkan keempat Injil, tempat orang-orang beriman melepaskan dahaga mereka seperti rusa yang datang ke sumber air kehidupan. Di sini, Gereja digambarkan sebagai sebuah taman surgawi yang memperoleh kehidupannya dari Kristus, pohon kehidupan sejati.

Ket: Situs resmi Vatikan (vatican.va) menyediakan buku elektronik (e-book) Kompendium Katekismus Gereja Katolik dalam bahasa Indonesia yang dapat didownload dengan gratis. Kaum awam sangat disarankan untuk membaca Kompendium Katekismus Gereja Katolik ini.

Pax et Bonum

Tuesday, January 10, 2012

NAMA YESUS KRISTUS


Nama yang akan diberikan kepada seorang anak mempunyai arti khusus. Sepanjang masa orang berusaha memilih nama yang tepat bagi anaknya. Di dalam nama itu orang melihat sesuatu yang penuh arti bagi anaknya. Orang hendak menyatakan relasi tertentu, pikiran tertentu, ataupun perasaan tertentu.

Sekali diberi, nama itu akan menggantikan orangnya; nama adalah cara untuk berkontak dengan orangnya; dengan nama itu orang dapat memanggilnya, memerintahkannya atau meminta sesuatu daripadanya. Kalau orang simpatik, maka namanya pun akan sangat disayangi.  Bagi seseorang yang dilanda cinta, nama kekasihnya mempunyai daya tarik yang luar biasa, sekalipun bunyinya sangat biasa bagi orang lain. Nama adalah pengganti orang; di dalam nama terletak kekhususan orangnya. Apa yang dibuat orang terhadap nama, yang baik atau pun yang buruk, selalu menyangkut orang yang bernama demikian. Makin jelaslah bagi kita, bahwa Tuhan menentukan suatu nama bagi Sang Penebus, nama yang menegaskan perutusan-Nya.

Nama Yesus

Nama Yesus adalah nama Yahudi. Yesus tidak merasa hina untuk menjadi manusia; Ia bersedia menanggung segala akibatnya. Ia termasuk suku bangsa Yahudi dan nama yang Ia terima menunjukan-Nya sebagai warga Yahudi.

Marialah orang pertama yang mendengar nama itu. Malaikat berkata kepadanya: Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. (Luk 1:31). Di dalam ramalan nabi Yesaya tercantum: Seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan ia akan menamakan Dia Immanuel (Allah beserta kita). (Yes 7:14). Dari kedua peristiwa itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pertama-tama Sang Bunda Maria yang harus memberi nama kepada Anaknya. Ini merupakan sesuatu yang tidak biasa. Pada umumnya terutama dalam tradisi Yahudi, ayahlah yang bertugas memberi nama itu. Tetapi dalam terang peristiwa kelahiran itu, dapat kita lihat hubungan khusus antara ibu dan anak disebabkan perkandungan yang tetap perawan. Nama Immanuel menunjukkan sifat anak itu sendiri; sebagai Allah dan manusia Ia benar-benar dapat dinamakan Allah beserta kita.

Nama itu kemudian diwahyukan juga kepada Yosef. Ia adalah ayah-Nya menurut undang-undang. Malaikat berkata kepada Yosef: �Janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab Anak yang didalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.� (Mat 1:20-21)

Dari pemberitaan ini nyatalah bahwa anak ini adalah penebus yang dijanjikan dan bahwa tugasnya terletak di bidang agama dan kesusilaan. Yang diharapkan bukanlah pembebasan politik, bukan pula kebesaran nasional yang sifatnya sementara, tetapi perdamaian dengan Allah melalui kemurnian hati.

Penghormatan terhadap nama Yesus sudah seusia kristianitas. Sang Penebus sendiri mengajar kita agar berdoa dalam nama-Nya; para rasul mengusir setan dan membuat mujizat atas nama Yesus; mereka dihina dan dihambat demi nama Yesus. Santo Paulus menghendaki agar seluruh semesta bersatu dalam penghormatan terhadap nama itu; agar dalam nama Yesus bertekuk lutut segala makhluk yang di surga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi. (Fil 2:10)

Nama seseorang mempunyai arti yang khusus bagi orang yang mencintainya. Nama Yesus harus membangkitkan di dalam kita cintakasih Yesus, belaskasihan Yesus, dan kelemahlembutan Yesus yang tidak terhingga. Apabila di sekitar kita terasa gelap dan gersang, maka pikiran kepada nama Yesus dapat membangkitkan kita, menguatkan kita dan menyemangatkan kita. Kepercayaan kita kepada-Nya akan memberikan dorongan baru untuk berjalan melewati kegelapan kehidupan ini menuju Dia, Yang menantikan kita di sebelah sana.
 
Nama Kristus

Sang Penebus juga dinamakan Kristus. Ini adalah nama yang menunjukkan fungsi dan martabatNya. Di dalam bahasa Yunani, Ia bergelar Kristus dan di dalam bahasa Yahudi Mesias. Yohanes memberikan kepada-Nya nama Mesias. (Yoh 1:19-34). Nama Mesias dikenakan kepada Penebus yang terjanji. Istilah �yang diurapi bagi Allah� dikenakan pada tempat yang pertama sekali kepada raja yang sedang memerintah. Memang, raja biasanya diurapi. Pengurapan adalah suatu ritus di mana seseorang atau sesuatu dipersembahkan kepada Allah. Dengan memberi nama �yang diurapi bagi Allah� kepada Sang Penebus, nyatalah martabat kerajaan-Nya dalam artikat teokratis-sakral.


Disadur  dari �Aku Percaya� hal. 46 karya Pater Herman Embruiru, SVD

Sunday, January 8, 2012

Gambar dalam KKGK - Ikon Yesus Sang Pantokrator (Maharaja)

Theopanos of Creta (1546), The Icon of Christ, Stavronikita Monastery (Mount Athos)

Gambar dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik - Ikon Yesus Sang Pantokrator

Ikon Kristus, Sang Pantokrator (Maharaja), mempunyai keindahan artistik yang jarang ditemui, mengingatkan kata-kata pemazmur: �Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu.� (Mzm 45:3)

Santo Yohanes Krisostomos menggunakan pujian ini kepada Yesus ketika dia menulis: �Kristus sedang berada pada tahap pertama hidup-Nya ketika dilengkapi dengan kekuatan Roh, dan dari sana bersinarlah dalam diri-Nya sebuah keindahan rangkap, yaitu keindahan jiwa dan badan.� (PG 52,479)

Dengan ekspresi figuratifnya, ikon ini menampilkan sintesis dari konsili ekumenis yang pertama lewat keberhasilannya menampilkan kemuliaan kemanusiaan Yesus dan kemilau keilahian-Nya.
Kristus mengenakan baju berwarna merah ditutup dengan sebuah mantel berwarna biru tua. Kedua warna itu mengingatkan kedua kodrat-Nya, sedangkan pantulan emasnya melambangkan pribadi ilahi dari Sang Sabda. Wajah-Nya, anggun dan tenang, dibingkai dengan rambut kepala yang tebal, dikelilingi sebuah salib yang memancarkan halo, membawa tiga huruf Yunani �O O N�  (Dia yang ada), merujuk pada pewahyuan Nama Allah dalam Kitab Keluaran 3:14. Di sisi atas kiri dan kanan, terdapat dua huruf Yunani �IC � XC�(�Yesus � Kristus�) yang menunjukkan judul lukisan ini.

Tangan kanan, dengan ibu jari dan jari manis yang melengkung sampai saling menyentuh (melambangkan dua kodrat Kristus yang menyatu dalam pribadi-Nya), berada dalam posisi khas memberkati. Tangan kiri memegang buku Injil yang dihiasi dengan tiga kancing, mutiara-mutiara, dan batu-batu permata. Injil, simbol dan sintesis Sabda Allah, juga mempunyai makna liturgis karena dalam perayaan Ekaristi perikop Injil dibacakan dan kata-kata Yesus sendiri diucapkan pada saat konsekrasi.

Gambar itu, sebentuk sintesis luhur dari unsur-unsur natural dan simbolis merupakan ajakan untuk berkontemplasi dan mengikuti Yesus melalui Gereja, mempelai-Nya dan tubuh mistik-Nya yang sampai sekarang masih terus memberkati keluarga manusia dan memancarkan sinar ke dalamnya melalui Injil-Nya yang merupakan buku otentik tentang kebenaran, kebahagiaan dan keselamatan bagi manusia.

Pada bulan Agustus tahun 386, Agustinus mendengarkan suara yang berkata: �Ambil dan bacalah, ambil dan bacalah.� (Confessiones, 8,12,29). Kompendium dari Katekismus Gereja Katolik, sebagai sebuah sintesis Injil Yesus Kristus yang diajarkan oleh katekese Gereja, menjadi undangan untuk membuka buku tentang kebenaran dan membacanya, bahkan menelannya sebagaimana dilakukan oleh Nabi Yehezkiel (bdk. Yeh 3:14)

Ket: Situs Resmi Vatikan (vatican.va) menyediakan buku elektronik (e-book) Kompendium Katekismus Gereja Katolik dalam bahasa Indonesia yang dapat didownload dengan gratis. Kaum awam sangat disarankan untuk membaca Kompendium Katekismus Gereja Katolik ini.

pax et bonum

Wednesday, December 28, 2011

Mengapa Allah Menjadi Manusia?


Kanak-kanak Yesus di Vatikan - abbey-road.blogspot.com
Kita sedang merayakan Natal, kelahiran Sang Juruselamat dunia. Sang Keselamatan itu hadir ke dunia, Sang Keselamatan itu bayi manusia yang dilahirkan di Betlehem. Allah yang mahatinggi itu menjadi manusia untuk menyelamatkan kita.

Saya yakin banyak di antara kita umat Katolik sering ditanya, �ngapain sih Tuhan repot-repot jadi manusia? bukankah Ia mahakuasa dan dengan mudah bisa menyelamatkan manusia?�

Dua tahun lalu (2009) ketika saya masuk ke sebuah grup diskusi lintas agama antara Kristen dan Islam di facebook, umat Muslim tersebut menanyakan hal yang sama kepada saya.

Sungguh benar bahwa Allah itu mahakuasa dan memang dengan mudah Ia bisa menyelamatkan manusia. Tetapi Allah yang mahakuasa itu hendak menunjukkan tidak hanya kuasa-Nya, tetapi juga kasih-Nya kepada manusia secara nyata. Oleh karena itu Ia menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Nah, sampai di sini, mereka bertanya �Apakah tanpa menjadi manusia, Allah tidak dapat menunjukkan kasih-Nya?�.

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menggarisbawahi bahwa memilih menjadi manusia itu adalah kehendak bebas Allah sendiri. Allah memang mahakuasa tetapi Ia juga memiliki kehendak bebas-Nya sendiri untuk menggunakan segala kuasa-Nya tersebut. Darimana kita tahu apa saja kehendak Allah sehingga Ia memilih menjadi manusia? Dari Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium Gereja.

Dan, apa saja kehendak Allah itu sehingga Ia memilih menjadi manusia?

1. Allah menjadi manusia sebab Ia hendak mendamaikan kita dengan diri-Nya dan dengan demikian menyelamatkan kita.
(Katekismus Gereja Katolik 457) Allah "telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh 4:10). Kita tahu bahwa "Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juru Selamat dunia" (1 Yoh 4:14), bahwa "Ia telah menyatakan Diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa" (1 Yoh 3:5):
"Kodrat kita yang sakit membutuhkan dokter; manusia yang jatuh membutuhkan orang yang mengangkatnya kembali; yang kehilangan kehidupan membutuhkan seorang yang memberi hidup; yang kehilangan hubungan dengan yang baik membutuhkan seorang yang membawanya kembali kepada yang baik; yang tinggal dalam kegelapan merindukan kedatangan sinar; yang tertawan merindukan seorang penyelamat, yang terbelenggu seorang pelepas, yang tertekan di bawah kuk perhambaan memerlukan seorang pembebas. Bukankah itu hal-hal yang cukup berarti dan penting untuk menggerakkan Allah, sehingga Ia turun bagaikan seorang dokter yang mengunjungi kodrat manusiawi, setelah umat manusia terjerat dalam situasi yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan" (Bapa Gereja St. Gregorius dari Nisa, or.catech. 14).
2. Allah menjadi manusia sebab Ia ingin supaya kita mengenal cinta kasih Allah.
(KGK 458) "Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1 Yoh 4:9). "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).
3. Allah menjadi manusia sebab Ia hendak menjadi contoh kekudusan yang sempurna bagi kita.
(KGK 459) "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku" (Mat 11:29). "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Dan di atas gunung transfigurasi, Bapa memerintah: "Dengarkanlah Dia" (Mrk 9:7) Bdk. Ul 6:4-5.. Yesus adalah gambaran inti dari sabda bahagia dan norma hukum yang baru: "Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12). Kasih ini menuntut penyerahan diri sendiri, dengan mengikutinya Bdk. Mrk 9:34..
4. Allah menjadi manusia sebab Ia ingin supaya kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi.
(KGK 460) "Untuk itulah Sabda Allah menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak manusia, supaya manusia menerima Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat, menjadi anak Allah" (Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah "menjadi manusia, supaya kita di-ilahi-kan" (Atanasius, inc. 54,3). "Karena Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia" (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1).

Sang Keselamatan itu hadir secara nyata, terlihat, terekam dan masuk dalam sejarah manusia. Yesaya 35:4-6 menubuatkan bahwa Allah sendiri datang menyelamatkan manusia.
35:4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"
35:5. Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
35:6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
Allah hendak datang sendiri ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Siapakah kita yang berani melawan kehendak bebas Allah? Lagipula, bukankah Allah telah menunjukkan salah satu kuasa-Nya dimana Ia mampu  menjadi manusia sepenuhnya tanpa harus kehilangan kodrat ilahi-Nya?
"Sang Ada, yang membuat ada segala yang kelihatan dan tidak kelihatan; lahir dan rela menjadi hamba dan hampa demi segala citra-Nya. Sungguh, misteri agung yang mengagumkan yang pernah ada, tetap ada dan akan terus ada. "- Severinus Klemens
Pax et Bonum

Saturday, December 24, 2011

Kelahiran Yesus Kristus, Para Gembala, dan Tiga Orang Majus dari Timur

Kelahiran Yesus Kristus


Segala keresahan dan kebimbangan Santo Yosef berakhir dengan perintah dari malaikat untuk menerima Maria di dalam rumahnya. Yosef taat dan ia mengambil Maria sebagai isterinya. (Mat 1:24). Maria hidup di Nazaret di rumah Ypsef sambil menantikan kelahiran Anaknya.

Nabi Mikha bernubuat bahwa Sang Penebus akan dilahirkan di Betlehem. Pada waktu itu kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang diadakan pertama kali sewaktu Kireneus menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem � karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud � supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, yang sedang mengandung. (Luk 2:1-5)
Di dalam perintah penguasa politik ini, Maria dan Yusuf melihat kehendak Tuhan. Mereka pergi ke kota Daud, di mana Putera Daud akan dilahirkan, sehingga terpenuhilah nubuat Nabi Mikha. Kita tidak tahu dengan jelas kapan perjalanan itu dilaksanakan. Kita hanya mendapat kesan bahwa Yesus tidak dilahirkan segera sesudah mereka tiba di Betlehem.

Ketika mereka di situ, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang tunggal dan sulung. Lalu Anak itu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan/ (Luk 2:6-7)

Sudah layak bahwa kita menyembah Bapa penuh cintakasih yang menganugerahkan kepada kita Putera-Nya; bahwa kita memuja Sabda Allah yang walaupun setara dan sehakikat dengan Bapa namun di sini kelihatan dalam bentuk tubuh seorang bayi; bahwa kita berterimakasih kepada Roh Kudus karena kekuatan-Nya, rahasia ini dapat terlaksana. Maria dan Yosef merasa sangat bahagia pada saat tersebut, walaupun mereka sangat menyesalkan bahwa mereka tidak dapat memberikan suatu penerimaan yang lebih layak kepada Sang Penebus. Mereka membaringkan Dia di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Mereka sangat miskin. Putera Allah mengabaikan segala kekayaan duniawi dan mau dilahirkan di suatu tempat yang sangat miskin. Pencipta dunia tinggal di sebuah kandang, berbaring di sebuah palungan dan dunia tidak mengetahuinya.


Berita Kelahiran


Waktu telah tiba, Penebus telah lahir dan tidak ada seorang yang mengetahuinya, kecuali dua jiwa sederhana dan murni. Bukan kewajiban Maria dan Yosef untuk menyiarkan berita kelahiran ini. Allah sendiri harus menanganinya. Hanya jiwa-jiwa sederhana dapat mengetahui sedikit dari rahasia ini.

GEMBALA. Para Gembala yang berada di sekitar Betlehem dengan kawanan dombanya, menerima berita tentang kelahiran Yesus. Mereka orang sederhana, tanpa kebudayaan tinggi namun hatinya bersih. Injil menggambarkan reaksi mereka terhadap kejadian adikodrati yang mereka hadapi. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (Luk 2:9). Karena itu, malaikat harus menenteramkan mereka dengan berkata: �Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.� (Luk 2:10-12).

Setelah berita ini disampaikan, surga seakan-akan tidak dapat menahan lagi kegembiraannya: Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Luk 2:13-14). Malaikat-malaikat lalu pergi meninggalkan mereka. Keadaan di sekitarnya menjadi gelap lagi. Tetapi di dalam hati para gembala berkobarlah kepercayaan: Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita. (Luk 2:15).

Tanda-tanda pengenal menunjukkan pertentangan yang perlu dicatat pula: Anak itu berbaring di sebuah palungan, jadi Ia berada di dalam suatu suasana yang tidak layak bagi seorang manusia; tetapi kemiskinan itu tidak berarti suatu ketelantaran karena Anak itu mendapat perawatan yang cukup. Ia dibungkus dengan lampin. Para gembala menemukan apa yang mereka cari; kemungkinan dengan bantuan masyarakat di sekitar itu. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (Luk 2:17). Maria dan Yosef merasa sangat terhibur dan gembira dengan kunjungan para gembala dan dengan ceritera mengenai pemberitaan surgawi. Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Luk 2:19)

TIGA RAJA.  Antara kunjungan Para gembala (mewakili orang-orang Yahudi) dan kunjungan tiga raja dari sebelah timur (mewakili orang-orang kafir), terletak suatu jangka waktu yang agak lama. Istilah Majus yang dipergunakan dewasa itu menunjukkan imam-imam Persia. Setidak-tidaknya mereka datang dari jauh karena nyatanya mereka tidak mengerti tentang keadaan di Yerusalem. Masyarakat Persia juga tahu bahwa bangsa Yahudi sedang menantikan seorang Mesias. Mungkin sekali para raja ini mengetahui juga nubuat Bileam (Bilangan 24). Di sana dibicarakan tentang sebuah bintang yang dikaitkan dengan kedatangan Penebus. � ... bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel ... �. (Bil 24:17)

Penampakan bintang yang tidak dikenal itu membuat mereka yakin bahwa di Israel telah lahir seorang raja baru. Tetapi rahmat Tuhan pun turut bekerja pula. Di dalam bintang itu mereka memandang suatu tanda ilahi dan mereka percaya bahwa janji-janji ilahi akan terpenuhi. Kepercayaan itu mendorong mereka untuk menerima segala konsekuensi. Mereka lalu berangkat untuk menyembah Dia. Para Majus berjalan menuju ibu kota Israel untuk menemukan Anak Raja yang terpilih itu. Mereka  bertanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Mat 2:2). Reaksi yang pertama ialah keheranan dan kebingungan: Bagaimana reaksi Herodes? Masyarakat tahu siapa sebenarnya Herodes? Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (Mat 2:3). Herodes melihat bahaya suatu pemberontakan. Oleh karena itu ia segera menanyakan kepada Sanhedrin yang berwibawa. Sanhedrin menunjukkan Betlehem sebagai tempat lahir Mesias. Herodes lalu bermunafik kepada tiga raja itu: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." (Mat 2:8). Dengan perasaan kecewa, para raja itu meninggalkan Yerusalem, kota yang berbau politik duniawi. Bintang yang mereka lihat di Timur mendahului mereka dan mereka sangat bersukacita. (Mat 2:9-10). Segala kepahitan hilang lenyap dari mereka. Mereka makin yakin bahwa yang mereka rindukan bukanlah suatu khayalan. Biarlah seluruh Yerusalem tidak mau percaya tetapi mereka tetap mengikuti jalan Tuhan dengan penuh kepercayaan.

Para Majus mencapai tujuan perjalanannya dengan bimbingan sebuah bintang. Mereka melihat Anak itu. (bdk Mat 2:11). Injil mengatakan bahwa mereka masuk ke dalam rumah. Apakah Maria dan Yosef tidak tinggal lagi di dalam kandang? Bisa jadi. Tetapi ada juga kemungkinan lain, yaitu bahwa mereka (terutama Yosef adalah seorang tukang kayu) telah memperbaiki kandang itu di sana sini sehingga sudah kelihatan sebagai �rumah�.

Mereka lalu sujud menyembah Dia. (bdk Mat 2:11). Mereka membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya yaitu emas, kemenyan dan mur. (Mat 2:11). Untuk menghadap seorang yang tinggi martabatnya, orang tidak boleh datang dengan tangan hampa. Penghormatan harus dinyatakan dalam pemberian harta benda. Mereka persembahkan barang-barang yang layak bagi seorang Raja. Tradisi Kristen melihat lambang tertentu dalam persembahan ini: emas adalah ke-raja-an Kristus, kemenyan adalah ke-Allahan-Nya dan mur adalah kemanusiaan-Nya; atau juga emas sebagai lambang cinta, kemenyan lambang doa dan mur lambang matiraga. Para Majus merasa sangat puas karena persembahannya diterima. Kita tidak tahu berapa lama mereka tinggal di sana. Yang kita tahu hanyalah bahwa karena mereka diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka mereka pulang ke negerinya melalui jalan lain. (Mat 2:12).


oleh Pater Herman Embruiru, SVD dalam bukunya berjudul "Aku Percaya" hlmn 134-136.

Pax et Bonum

Friday, December 23, 2011

Gambar dalam KKGK - Penyembahan Para Majus

Gentile Da Fabiano (1423), Adoration of the Magi, Uffizi Gallery, Florence.

Penyembahan Para Majus


Penyembahan Para Majus (bdk. Mat 2:1-12) merupakan karya pokok yang indah yang melukiskan pewahyuan Yesus kepada semua manusia. Penjelmaan (Inkarnasi) merupakan anugerah yang tidak hanya ditujukan bagi iman Maria, Yosef, para wanita, para gembala dan umat Israel yang sederhana, tetapi juga bagi iman orang-orang asing ini yang datang dari Timur untuk menyembah Mesias yang baru lahir dan membawa persembahan-persembahan mereka bagi-Nya.
�Maka, masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur.� (Mat 2:11)
Para Majus adalah buah-buah pertama para bangsa yang dipanggil untuk beriman dan mereka datang kepada Yesus bukan dengan tangan kosong tetapi dengan segala kekayaan dari tanah dan budaya mereka.

Injil Yesus adalah sabda keselamatan bagi semua manusia. Santo Leo Agung mengatakan: �Biarkanlah semua manusia, yang diwakili oleh tiga Majus ini, menyembah Pencipta semesta alam dan semoga Allah tidak hanya dikenal di Yudea, tetapi juga di seluruh muka bumi karena agunglah nama-Nya di seluruh tanah Israel (bdk. Mzm 75:2)� (Pembicaraan 3 untuk Epifani).

Ket: Situs Resmi Vatikan (vatican.va) menyediakan buku elektronik (e-book) Kompendium Katekismus Gereja Katolik dalam bahasa Indonesia yang dapat didownload dengan gratis. Kaum awam sangat disarankan untuk membaca Kompendium Katekismus Gereja Katolik ini.


Pax et Bonum