Latest News

Showing posts with label Perayaan Gereja. Show all posts
Showing posts with label Perayaan Gereja. Show all posts

Saturday, January 4, 2014

Hari Raya Epifani - Penampakan Tuhan (Pelajaran dari Orang Majus)

Kelahiran Yesus Kristus yang menarik perhatian terjadi di bawah bayang-bayang malam yang sunyi, Malam Kudus. Tak ada manusia yang tahu kelahiran-Nya saat itu kecuali Santa Perawan Maria Bunda-Nya, Santo Yosef Pelindung-Nya, dan beberapa gembala yang mengawasi kawanan domba pada malam itu. Tetapi, pada hari ini, Hari Penampakan Tuhan, Orang-orang Majus dipandu oleh sebuah bintang datang dan bersujud menyembah Sang Raja. Mereka mempersembahkan hadiah-hadiah yaitu emas, kemenyan dan mur. Kedatangan Orang Majus menggenapkan apa yang Nabi Yesaya katakan:
Yes 60:5-6 Pada waktu itu engkau akan heran melihat dan berseri-seri, engkau akan tercengang dan akan berbesar hati, sebab kelimpahan dari seberang laut akan beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu. Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN.

Pada hari ini, Tuhan menampakkan diri-Nya kepada seluruh bangsa dan Dia mengundang mereka datang kepada terang-Nya. Orang-orang Majus datang dari iman pagan mereka, telah  mencari Allah yang benar dan menemukan Dia di pelukan Bunda Maria. Dipandu oleh elemen-elemen alam; mereka telah menemukan Sabda yang menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia. Karena Orang Majus tidak diberikan Wahyu Ilahi baik oleh para nabi maupun oleh Allah sendiri; mereka meraba-raba dalam gelap mencari-Nya. Namun berkat tanda dari langit, mereka menemukan Terang yang sesungguhnya yang mengusir semua kegelapan dan kebodohan. Orang-orang yang berjalan dalam kegelapan telah melihat Terang yang besar. Demikianlah dikatakan dalam Kompendium Katekismus Gereja Katolik mengenai Penyembahan Orang Majus:
Para Majus adalah buah-buah pertama para bangsa yang dipanggil untuk beriman dan mereka datang kepada Yesus bukan dengan tangan kosong tetapi dengan segala kekayaan dari tanah dan budaya mereka. Santo Leo Agung mengatakan: �Biarkanlah semua manusia, yang diwakili oleh tiga Majus ini, menyembah Pencipta semesta alam dan semoga Allah tidak hanya dikenal di Yudea, tetapi juga di seluruh muka bumi karena agunglah nama-Nya di seluruh tanah Israel (bdk. Mzm 75:2)�

Dengan demikian, kita umat Katolik non-Israel mengikuti jejak Orang Majus (juga non-Israel) untuk meninggalkan kegelapan dan berjalan mendapatkan terang Tuhan yang indah dalam Iman Kristiani kita. Katolisitas adalah hadiah terbaik yang pernah diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada kita, sebagaimana Bapa Suci mengatakan, �Iman kepada Yesus Kristus adalah jalan untuk tiba secara pasti pada keselamatan.�

Sayangnya, Epifani atau Hari Penampakan Tuhan sekarang ini sekadar menjadi penanda berakhir masa liburan yang telah sangat dikomersialisasikan. Bahkan mungkin umat Katolik sendiri sudah kehilangan sense kesakralan akan Perayaan Epifani ini terutama oleh karena kurangnya pengetahuan iman. Epifani ini seharusnya sekali lagi mendapatkan tempat yang tepat karena pesan dari Penampakan Tuhan itu masih sangat relevan pada masa sekarang ini karena kita sedang dikelilingi oleh kegelapan dan saintisme* yang berhubungan langsung dengan ateisme.  Pada masa sekarang, tidak percaya kepada Allah dianggap mendapatkan pencerahan intelektual. Katolisitas dipandang sebagai takhayul sementara saintisme-ateisme dipandang sebagai kebijaksanaan yang baru.  Di sini, Epifani salah satu bukti bagaimana ilmu pengetahuan (sains) dapat digunakan untuk menemukan Allah, Terang sejati. Orang-orang Majus adalah ahli perbintangan yang mengetahui �bahwa adalah mungkin untuk menemukan-Nya dengan mata akal budi dalam pencarian akan makna tertinggi dari realitas dan dengan kerinduan akan Tuhan, dimotivasi oleh iman.� (Paus Benediktus XVI, Homili Epifani 6 Jan 2011). Apa yang kurang pada saintisme-ateisme adalah iman sementara dalam Katolisitas kita memiliki keduanya, iman dan akal budi (rasio).

Pada Epifani ini pun, kita bisa melihat bahwa Orang-orang Majus menggunakan kebebasannya untuk membuka diri kepada kebenaran iman dan tergerak oleh kasih kepada Allah memberikan persembahan emas, kemenyan dan mur. Dalam respon kepada seorang ateis Italia bernama Piergiorgio Odifreddi, Paus Benediktus XVI berkata: �Namun, saya terutama ingin mencatat bahwa dalam agama matematika anda, 3 tema fundamental dari eksistensi manusia tidak dipertimbangkan yaitu: kebebasan, kasih dan kejahatan.� Sementara, di dalam terang dari wahyu ilahi, Katolisitas memberikan penjelasan yang menawan mengenai kebebasan, kasih dan kejahatan melalui para teolog dan filsuf besarnya seperti Santo Thomas Aquinas, Santo Bonaventura, Paus Benediktus XVI, dan lain-lain.

Menutup tulisan singkat ini, berikut pesan dari Paus Benediktus XVI: �Kita tidak dapat menerima bahwa garam menjadi tawar atau terang dibiarkan tetap tersembunyi. Orang-orang sekarang ini masih merasakan kebutuhan untuk mendengarkan Yesus Kristus yang mengundang kita untuk percaya kepadanya dan menimba dari sumber air kehidupan di dalam-Nya. Pintu iman selalu terbuka untuk kita, mengantarkan kita masuk ke dalam kehidupan persekutuan dengan Allah dan menawarkan kita masuk ke dalam Gereja-Nya. Beriman kepada Trinitas adalah percaya pada satu Allah yang adalah kasih: Bapa yang dalam kepenuhan waktu, mengirim Putera-Nya untuk keselamatan kita, Yesus Kristus, yang dalam misteri wafat dan kebangkitan-Nya menebus dunia; dan Roh Kudus yang membimbing Gereja selama berabad-abad sembari kita menantikan kedatangan kembali yang mulia Tuhan kita.�


*. Saintisme didefinisikan oleh Beato Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Fides et Ratio sebagai �gagasan filosofis yang menolak mengakui keabsahan bentuk-bentuk pengetahuan selain yang berasal dari sains-sains positif; dan saintisme merendahkan pengetahuan agama, teologika, etika dan estetika kepada dunia fantasi belaka.� Pengikut Saintisme menganggap bahwa satu-satunya bentuk pengetahuan yang valid adalah yang diverifikasi oleh metode saintifik. Perlu diingat bahwa menolak saintisme tidak berarti menolak sains atau ilmu pengetahuan namun menolak penyempitan ilmu pengetahuan akibat gagasan ini. Saintisme mendorong banyak orang menjadi Ateis karena memandang bahwa Allah tidak dapat diverifikasi secara saintifik. Namun demikian, Saintisme ini berkontradiksi pada dirinya sendiri sebab gagasan bahwa �satu-satunya ilmu pengetahuan yang valid adalah yang diverifikasi oleh metode saintifik� adalah sebuah dogma bagi mereka yang tidak dapat diverifikasi oleh metode saintifik itu sendiri.


pax et bonum

Saturday, December 21, 2013

Mempersiapkan Diri Menyambut Natal


Kita semakin mendekati Hari Raya Kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Kita perlu mengingatkan diri kita untuk tidak terhanyut dalam jebakan konsumerisme, menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli berbagai jenis barang dan hadiah. Kita tentu tahu siapa yang menjadi hadiahnya; yaitu Yesus, Putera Tunggal Allah Bapa.

Lukisan 3 Orang Majus dari Timur
Banyak orang akan berlibur dari pekerjaan dan sekolahnya dalam beberapa hari menjelang Natal. Bagaimana kita umat Katolik menggunakan masa ini?

1. Tetap sungguh-sungguh fokus pada alasan Natal, yaitu kelahiran Kristus.
2. Rencanakan waktu untuk hal-hal penting seperti berdoa, menerima Sakramen Pengakuan Dosa, dan Misa Kudus.
3. Lakukan sesuatu untuk kaum miskin, sakit dan kesepian.
4. Rileks dan habiskan waktu bersama dengan anggota keluarga dan teman-teman.
5. Tetap jalani sesuatu dengan sederhana dan mudah.
6. Berikanlah cinta dalam segala hal yang kita lakukan untuk Tuhan dan sesama dalam masa yang kudus ini.
7. Luangkan waktu untuk mengajar anak-anak tentang bagaimana dan mengapa Tuhan Yesus lahir ke dunia.
8. Nyanyikan dan dengarkan beberapa lagu-lagu Natal Katolik (terutama karol dan himne tradisional).

Di sini beberapa pengingat tentang apa saja yang bukan tentang Natal.
1. Natal bukanlah mengenai menerima hadiah-hadiah.
2. Natal bukanlah mengenai makanan.
3. Natal terutama bukanlah mengenai olahraga dan TV.
4. Natal tidaklah selalu mengenai berada bersama dengan orang-orang.
5. Natal bukanlah mengenai minum-minum alkohol.

Banyak orang menjadi depresi pada masa ini karena mereka merindukan orang-orang yang sudah meninggal atau karena mereka akan sendirian pada Natal ini. Tidak seorang pun harus merasa kesepian pada Natal. �The Reason for Season�, Alasan untuk Masa ini, sedang menunggu kalian di dalam Tabernakel yang ada di setiap Gereja Katolik. Bila karena beberapa alasan engkau akan sendirian, pergilah untuk menemani Yesus pada hari kelahiran-Nya di hadapan Sakramen Mahakudus.

Marilah kita lupakan tentang kesenangan diri kita dan temuilah mereka yang mungkin merasa kesepian dan kesulitan. Ada banyak makan malam gratis bagi orang miskin di mana seseorang dapat pergi ke sana dan menolong dan bersama-sama dengan orang-orang mengagumkan yang berbagi kasih. Bila tidak bisa, engkau sendiri bisa memberikan makanan atau membuat beberapa kue untuk mereka yang miskin.

Jangan pernah merasa menyayangkan tahun ini atau kehidupan di masa lalu. Perayaan Kelahiran Yesus Kristus adalah rohani dan selamanya dihadirkan. Para Malaikat berkata: �Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.�

pax et bonum

Saturday, November 30, 2013

Tradisi Adven - Pohon Isai

Pohon Isai merupakan pohon yang menggambarkan silsilah Yesus Kristus atau peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sebelum kelahiran Yesus Kristus. Mengapa disebut Pohon Isai? �Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai,  dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.�(Yesaya 11:1) Dalam Perjanjian Lama, Isai merupakan ayah dari Raja Daud dan sebagaimana yang kita ketahui, Yesus Kristus adalah keturunan dari Raja Daud dan dengan demikian juga merupakan keturunan dari Isai. Hubungan antara Isai dan Yesus Kristus ini digambarkan dalam kata-kata kenabian (profetik) berkonteks tumbuh-tumbuhan seperti �tunas�, �tunggul�, �taruk yang tumbuh akan berbuah� sehingga istilah �Pohon Isai� pun muncul. Kaca patri Pohon Isai tertua berada di Katedral Santa Perawan Maria Chartres di Prancis yang dibuat dan dipasang antara tahun 1205 dan 1240.

???
Pohon Isai di Katedral Chartres
Melalui Pohon Isai, anak-anak dapat diajarkan tentang  penggenapan nubuat Kitab Suci tentang Yesus Kristus dan tentang tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa sebelum kedatangan Yesus Kristus. Di samping itu, membuat Pohon Isai dapat menjadi salah satu cara yang bagus untuk merayakan dan mengisi masa Adven bagi anak-anak. Pohon Isai memang menjadi salah satu tradisi pada masa Adven bagi kebanyakan orang-orang barat. Namun, tidak ada salahnya juga kita di Indonesia memanfaatkan tradisi ini untuk mempersiapkan anak menyambut Hari Raya Natal bukan semata-mata secara jasmani (membeli pakaian baru dan semacamnya) namun juga secara rohani yaitu melalui pengenalan akan tokoh dan peristiwa dalam Kitab Suci sebelum kelahiran Yesus Kristus.

Konsepnya kurang lebih seperti ini: Anda memiliki pohon tanpa daun, lalu ada ornamen simbol-simbol atau gambar tokoh-tokoh Perjanjian Lama dan setiap harinya selama masa Adven anda mengajak anak anda membaca Kitab Suci sesuai dengan perikop yang ditentukan lalu menggantungkan satu ornamen simbol atau gambar tokoh yang ada dalam perikop yang dibaca pada hari itu juga. Ornamen-ornamen tersebut digantung mulai dari bagian bawah pohon hingga ke puncak pohon.

Anda bersama anak anda bisa menggunting kertas berbentuk gambar pohon bercabang-cabang tanpa daun dengan ukuran cukup besar seperti gambar A di bawah ini atau anda juga bisa menggunakan ranting-ranting kayu asli yang ditata sedemikian rupa seperti gambar B dan C ini. 

Gambar A

Gambar B

Gambar C


Untuk ornamen-ornamennya, anda bisa mencetak sendiri dengan mengambil contoh-contoh yang ada di internet disesuaikan dengan pilihan bacaan Kitab Suci pada hari itu. Berikut ini daftar pilihan bacaan Kitab Suci setiap harinya beserta saran simbol-simbol yang dapat digunakan. Format: Tanggal - Tokoh/Peristiwa - Bacaan Kitab Suci - Simbol

27 November � Pohon Isai � Yes 11:1-10 , 1 Sam 16:1-13 � Merpati

28 November � Adam dan Hawa � Kej 2:4-3:24 � Apel

29 November � Nuh � Kej 6:11-22 , Kej 7:1-8,22 � Bahtera

30 November � Abraham � Kej 12:1-7 , Kej 15:1-6 � Kumpulan Bintang di Langit

1 Desember (Minggu Pertama Adven) � Ishak � Kej 22:1-19 � Kambing

2 Desember � Yakub � Kej 28:12-15 � Tangga

3 Desember � Yosef anak Yakub � Kej 41:47-49 � Sekantung Gandum

4 Desember � Musa � Kel 3:2-10 � Semak Terbakar

5 Desember � Perjamuan Paskah  � Kel 12:1-14:31 � Domba

6 Desember (Pesta St. Nikolaus) � 10 Perintah Allah � Kel 19:1-20:26 � Dua Loh Batu

7 Desember � Yosua dan Kejatuhan Yerikho � Yos 1:1-11 , Yos 6:1-20 � Alat Tiup dari Tanduk

8 Desember (Minggu Kedua Adven) � Gideon � Hak 7 � Kendi

9 Desember (Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda) � Samuel � 1 Sam 3:1-21, 1 Sam 7:1-8 , 1 Sam 9:15-10:9 � Mahkota

10 Desember � Daud � 1 Sam 16,17 dan 2 Sam 7:1-17 � Tongkat Gembala

11 Desember � Elia � 1 Raj 17:1-16 dan 1 Raj 18:17-46 � Altar Batu

12 Desember (Pesta Santa Perawan Maria dari Guadalupe) � Hizkia � 2 Raj 18:1-18 dan 2 Raj 19:32-37 � Tenda Kosong

13 Desember � Yesaya � Yes 1:10-20 ; 6:1-13 ; 9:1-7 � Bara Api

14 Desember � Yeremia � Yer 1:4-10 ; 2:4-13 ; 7:1-15 ; 8:22-9:11 � Mata Menangis

15 Desember (Minggu Adven Ketiga) � Habakuk � Hab 1:1-2:1 ; 3:16-19 � Menara Pengawas

16 Desember � Nehemia � Neh 1:1-2:8 ; 6:15-16 : 13:10-22 � Tembok

17 Desember � Yohanes Pembaptis � Luk 1:57-80 ; 3:1-20 ; 7:18-30 � Kerang Laut

18 Desember � Santa Perawan Maria � Luk 1:26-38 � Bunga Lili Putih

19 Desember � Elisabet � Luk 1:39-56 � Ibu Menggendong Bayi

20 Desember � Zakaria � Luk 1:57-80 � Batu Tulis

21 Desember � Yosef suami Maria � Mat 1:19-25 � Palu Tukang Kayu

22 Desember (Minggu Keempat Adven) � 3 Orang Majus � Mat 2:1-12 � Lilin Putih

23 Desember � Para Gembala � Luk 2:1-15 � Palungan

24 Desember � Yesus Kristus � Yoh 1:1-34 � Monogram Chi-Rho (PX)

Daftar bacaan beserta pilihan simbol untuk Masa Adven 2013 di atas didapatkan dari situs resmi Keuskupan Eriedi Amerika Serikat. Ornamen simbol-simbol di atas juga tersedia di situs keuskupan tersebut dan dapat di-print. Silahkan klik di sini. Ornamen simbol-simbol tersebut dapat anda cetak. Lalu, bersama anak-anak, ornamen-ornamen tersebut ditempel ke kertas yang lebih kaku dan dibuat jadi tempelan atau gantungan kertas misalnya seperti gambar D, E, F ini.

Gambar D

Gambar E

Gambar F
 
Daftar bacaan dan simbol di atas tidak mengikat semua umat beriman dan tidak juga menggantikan Bacaan Liturgis yang sudah ditentukan oleh Gereja. Anda bisa saja memilih versi daftar bacaan lain yang agak berbeda misalnya dari situs-situs Loyola Press, Domestic Church atau Shower of Roses dan lain-lain. Bila anda melewati satu hari bacaan tersebut, anda bisa menambahkannya di hari selanjutnya sehingga pada hari selanjutnya itu anda membaca 2 kisah sekaligus.

Salah satu hal yang terpikirkan adalah kebosanan yang mungkin terjadi baik bagi anda maupun anak-anak anda. Namun, di balik kebosanan tersebut, Pohon Isai ini merupakan salah satu cara menunjukkan kepada anak-anak betapa panjangnya penantian lama penuh harapan manusia akan hadirnya Yesus Sang Juruselamat yang bahkan penantian itu diwarnai dengan kebosanan, keputusasaan, keberdosaan dan ketidakpercayaan terhadap Allah. Pohon Isai yang dibuat juga tidak harus mewah dan mahal untuk mengajarkan kesederhanaan kepada anak-anak.

Pohon Isai adalah salah satu alternatif yang baik untuk mengisi waktu Adven anda dan anak-anak anda. Anda dan anak-anak anda dapat bersama memperteguh iman kepada Yesus Kristus dan fokus pada Masa Adven dan Natal diharapkan akan lebih mengarah pada Yesus Kristus daripada mendapatkan hadiah dari Sinterklas. Semoga informasi ini bermanfaat dan anda coba juga di rumah. Selamat menjalani Masa Adven. 

Pax et bonum

Sunday, November 24, 2013

Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam


Berdasarkan Kalender Liturgi untuk Misa Novus Ordo, Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dirayakan pada hari terakhir Hari Minggu terakhir Masa Biasa, seminggu sebelum dimulainya Masa Adven. Sementara, berdasarkan Kalender Liturgi untuk Misa Tridentin, Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam dirayakan pada Hari Minggu terakhir Bulan Oktober sebagaimana ditentukan oleh Paus Pius XI, Paus yang menetapkan perayaan ini.


 
 
Hari Raya ini termasuk Hari Raya baru yang ditetapkan tidak lebih dari 100 tahun yang lalu oleh Paus Pius XI pada 11 Desember 1925 dalam Ensiklik Quas Primas (QP). Dalam ensiklik inilah, kita bisa mengetahui makna lebih dalam dari Hari Raya ini. Paus Pius XI tidak asal sembarangan menetapkan Hari Raya ini, namun dilatarbelakangi oleh kondisi Paska Perang Dunia I. Paus Pius XI, seorang yang memiliki visi jauh ke depan, melihat pentingnya penetapan Hari Raya Kristus Raja ini. Dalam Ensiklik pertamanya yang ia tulis 3 tahun sebelum Quas Primas, Ubi Arcano Dei Consiliomengenai Damai Kristus dalam Kerajaan Kristus, Paus Pius XI menyatakan: �Sejak dihentikannya Perang Besar (Perang Dunia I), individu-individu, berbagai kelas dalam masyarakat, bangsa-bangsa di bumi belum menemukan kedamaian yang sejati. Mereka tidak menikmati ketentraman yang nyata dan berbuah yang merupakan aspirasi dan kebutuhan umat manusia.�Paus Pius XI melihat awan-awan hitam di masa depan. Ia melihat sekularisme hendak mengobarkan perang besar terhadap Gereja. Di Rusia, rezim ateistik sedang mengancam peradaban. Di Meksiko, umat Katolik mengalami penganiayaan yang semakin buruk. Di seluruh Eropa, muncul sikap anti-Katolik yang menyebar luas dan siap untuk melawan Gereja. Sementara itu, di dalam Gereja, muncul musuh dalam selimut yang mulai menampakkan dirinya. Banyak dinasti kerajaan pun runtuh. Namun, ada satu Kerajaan yang tidak pernah jatuh, yang Rajanya memerintah selama-lamanya. Raja yang membawa kedamaian bukan perang; keadilan bukan kekacauan; kebahagiaan abadi bukan kesenangan fana. Raja ini adalah Yesus Kristus. Ia memerintah;
1. dalam hati setiap manusia baik serta akal budi dan pengetahuannya dan kebenaran-Nya haruslah diterima dengan ketaatan oleh semua umat manusia.
2. dalam setiap kehendak manusia, karena hanya dalam Dia, kehendak manusia taat secara sempurna dan menyeluruh kepada kehendak kudus Allah Bapa.
3. sebagai �King of hearts� karena kasih-Nya melampaui segala pengetahuan.

Paus Pius XI melihat mayoritas umat manusia menyingkirkan Yesus Kristus dan hukum suci-Nya dari hidup mereka, menganggap bahwa hukum suci Kristus tidak mendapat tempat dalam perkara-perkara pribadi atau politik (QP 1). Adalah kesalahan besar menganggap Yesus tidak memiliki kuasa apapun dalam perkara-perkara sipil karena Kerajaan Kristus mencakup seluruh ciptaan yang diserahkan oleh Allah Bapa kepada-nya, segala sesuatu berada dalam kuasa Kristus (QP 17). Paus menjelaskan bahwa Yesus Kristus diutus ke dunia bukan hanya sebagai Penebus umat manusia tetapi juga sebagai Pemberi hukum yang menuntut ketaatan seluruh umat manusia. (QP 14). Ketika hukum negara bertentangan dengan hukum Kristus, maka hukum Kristus itulah yang harus ditaati. Bila manusia mengakui, baik dalam kehidupan pribadi maupun publik, bahwa Kristus adalah Raja, masyarakat akan menerima berkah-berkah kebebasan sejati, disiplin yang teratur, perdamaian dan harmoni yang melimpah (QP 19). Selama individu-individu manusia dan negara-negara menolak untuk taat pada hukum Juru Selamat kita, tidak akan ada harapan akan perdamaian sejati di antara negara-negara (QP 1). Paus Pius XI menetapkan Hari Raya ini dengan harapan di masa depan masyarakat akan kembali kepada Juruselamat kita Yesus Kristus dan menjadi tugas setiap umat Katolik melakukan apapun yang mampu dilakukan untuk mencapai harapan ini (QP 24). Dalam Yesus Kristus ada keselamatan individu manusia, dalam Yesus Kristus ada keselamatan masyarakat (QP 18).

LITURGI SANG RAJA

Paus Pius XI menjelaskan bahwa untuk mendapatkan kedamaian sejati, manusia harus mencari kedamaian Kristus dalam Kerajaan Kristus. (QP 1)  Kerajaan Kristus melampaui seluruh dunia namun tidak berasal dari dunia. Kerajaan Kristus ini tidak dapat dimasuki selain melalui pertobatan, iman dan baptisan. Kerajaan Kristus di dunia, sebagaimana Paus Pius XI katakan, adalah Gereja Katolik yang ditakdirkan untuk menyebar di antara semua manusia dan segala bangsa. Di Kerajaan Kristus di dunia ini, Gereja Katolik, Sang Kristus disembah dan dihormati sebagai Raja dan Tuhan, sebagai Raja segala raja, dalam Liturgi Suci Gereja. Legem credendi lex statuit supplicandi, aturan iman (rule of faith) ditunjukkan oleh hukum peribadatan kita. (QP 12).

Dengan menetapkan Hari Raya Kristus, Paus Pius XI tidak hanya menegaskan kembali kedaulatan Kristus, namun Paus hendak menunjukkan kekuatan unik dari Liturgi Suci. Liturgi Suci berikut hukum-hukumnya adalah hukum peribadatan ilahi yang menyatakan iman kita. Paus Pius XI menunjukkan bahwa Liturgi Suci dapat menjadi solusi atas problem sekularisasi bukan hanya dalam konteks spiritual semata, namun dalam konteks praktikal juga. Paus Pius XI melihat penetapan Hari Raya Kristus Raja sebagai cara yang efektif untuk mewartakan martabat rajawi Yesus Kristus (Kingship of Jesus Christ). Demikian kata Paus Pius XI, �Karena umat diajarkan dalam kebenaran-kebenaran iman dan dibawa untuk menghargai sukacita-sukacita agama jauh lebih efektif dengan perayaan tahun misteri-misteri suci kita daripada pengumuman resmi ajaran Gereja. Pengumuman tersebut biasanya hanya menjangkau sedikit orang dan orang yang lebih pintar saja di antara umat beriman; Pesta-pesta Liturgi menjangkau umat semua, pengumaman berbicara sekali, Pesta-pesta Liturgi berbicara setiap � faktanya, selama-lamanya.� (QP 21)

Di sinilah, kita dapat melihat pesan yang menarik bahwa ketaatan dalam Liturgi Suci menunjukan ketaatan terhadap Kristus Sang Raja sebab Liturgi Suci mengungkap aturan iman yang otentik kepada Kristus Sang Raja. Oleh karena itu, perlulah kita menghindari mengimprovisasi/mengkreatifkan/mengutak-atik Liturgi Suci sesuai keinginan imam, umat, kelompok kategorial dsb karena dengan demikian kita sedang mengubah aturan iman kita. Jangan sampai kita menjadi �raja� dalam Liturgi Suci dengan keinginan kita untuk menyesuaikan Liturgi Suci kepada diri kita atau komunitas kita.

pax et bonum

Saturday, September 7, 2013

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria dirayakan setiap tahun pada tanggal 8 September. Sudah menjadi kebiasaan Gereja untuk merayakan pesta seorang santo atau santa pada tanggal kematian mereka karena tanggal kematian ini adalah �die natalis�(hari kelahiran) mereka yang sesungguhnya, hari yang diperingati sebagai kelahiran mereka ke dalam kebahagiaan selama-lamanya. Tetapi, Bunda Maria, lahir ke dunia ini tanpa noda dosa melalui pengandungan tanpa noda (Immaculate Conception) dan merupakan anak sulung yang ditebus oleh Kristus. Kelahiran Bunda Maria merupakan sebuah sukacita yang besar karena menjadi �fajar keselamatan�sebagaimana Paus Paulus VI tulis dalam dokumen Marialis Cultus tahun 1972.
 

Tidak ada rujukan dalam Kitab Suci mengenai kelahiran Bunda Maria. Hal-hal yang diketahui tentang kelahiran Bunda Maria ditemukan dalam kitab Proto-Injil Yakobus, sebuah kitab apokrif (tidak semua kitab apokrif itu sesat) yang telah ada antara tahun 100-200 M. Kitab ini memberikan informasi detail mengenai kelahiran Bunda Maria, ditulis mulai dari bab ke-5 kitab tersebut. Kitab ini bahkan memberikan percakapan rinci antara Ibu Santa Perawan Maria, St. Anna, dengan seorang bidan yang membantu persalinannya.

Dokumen terawal yang berisi informasi tentang perayaan pesta ini berasal dari abad ke-6. Pesta Kelahiran Bunda Maria diyakini berasal dari Yerusalem karena di sana terdapat bukti sebuah gereja yang didedikasikan kepada St. Anna. Sofronius, Patriark Yerusalem, pada tahun 603 meneguhkan bahwa gereja ini adalah tempat kelahiran Santa Perawan Maria. Umum diyakini bahwa tanggal 8 September dipilih untuk merayakan Kelahiran Santa Perawan Maria karena kalender sipil dimulai pada 1 September di Konstantinopel. Para sarjana (cendikiawan) percaya bahwa tanggal ini dipilih karena pesta Kelahiran Santa Perawan Maria adalah simbol dari permulaan karya keselamatan Allah sehingga layak untuk diperingati pada hari ke-8 dari tahun tersebut di mana angka 8 dalam Kitab Suci dapat berarti permulaan era baru. Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda kemudian ditetapkan pada tanggal 8 Desember, 9 bulan sebelum September, mengacu pada Hari Kelahiran Santa Perawan Maria.

Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria diperkenalkan di Roma dari Gereja Timur pada abad ke-7. Paus yang berdarah Siro-Sisilia, Paus St. Sergius I, menyusun sebuah litani dan prosesi yang menjadi bagian dari perayaan liturgi pada hari pesta ini. Paschasius Radbertus (+860) menulis bahwa Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria disebarluaskan ke Gereja di seluruh dunia dan menjadi hari raya wajib di Gereja Latin pada tahun 1007 M. 

Tema utama yang digambarkan dalam Perayaan Kelahiran Santa Perawan Maria adalah bahwa dunia telah lama berada dalam kegelapan dosa dan dengan kedatangan Bunda Maria, muncullah seberkas terang. Terang yang muncul pada kelahiran Santa Perawan Maria mengawali kedatangan Kristus, Terang Dunia. Kelahiran Bunda Maria menjadi awal dari dunia yang lebih baik, �Origo mundi melioris�. Antifon dalam Ibadat Pagi pada pesta ini menggambarkannya: �Kelahiranmu, Oh Perawan Bunda Maria, mewartakan sukacita ke seluruh dunia karena dari engkau lahir Terang Keadilan yang mulia, Kristus Allah kita. Ia membebaskan kita dari kutukan kematian dan memenuhi kita dengan kekudusan. Ia menghancurkan maut dan memberikan kita kehidupan abadi.� 

Homili St. Andreas dari Crete yang merupakan homili tertua yang masih ada mengenai Hari Kelahiran St. Perawan Maria menggambarkan pula hari ini sebagai hari di mana Allah menciptakan bait-Nya, yaitu Bunda Maria itu sendiri. "Pesta ini membentuk hubungan antara Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Pesta ini menunjukkan bahwa Sang Kebenaran menggantikan simbol-simbol dan figur-figur serta bahwa Perjanjian Baru telah menggenapi Perjanjian Lama. Oleh karena itu, semua ciptaan bernyanyi dengan sukacita, memuliakan dan berpartisipasi dalam kebahagiaan hari ini. Hari ini, pada kenyataannya, adalah hari di mana Pencipta dunia membangun bait-Nya. Hari ini adalah hari di mana oleh sebuah karya yang luar biasa, ciptaan menjadi tempat berdiam yang diinginkan Sang Pencipta." � St. Andreas dari Crete

Keberadaan Bunda Maria tidak terpisahkan dari Yesus Kristus. Bunda Maria dianugerahkan peran yang unik dalam karya keselamatan Allah bagi manusia. Kelahiran Bunda Maria menjadi salah satu bagian penting dalam Sejarah Keselamatan umat manusia. 

Santa Perawan Maria Bunda Allah, Doakanlah kami. Amin
Pax et bonum