Latest News

Showing posts with label Para Kudus. Show all posts
Showing posts with label Para Kudus. Show all posts

Saturday, March 24, 2012

Mother Teresa of Calcutta Had a Say



Rekan admin, IOJC (tu scis quia amo te), melinkan sebuah video dari Youtube yang berisi berbagai kalimat-kalimat meneguhkan dari Beata Mother Teresa dari Kalkuta. Kalimat-kalimat tersebut diterjemahkan oleh Admin IOJC. Mari kita lihat. :

People are often unreasonable, illogical, and self-centered.
Forgive them anyway!

Manusia seringkali tidak masuk akal, tidak logis, dan berpusat pada diri sendiri.
Bagaimanapun, ampuni mereka!


If you are kind,
people may accuse you of selfish, ulterior motives.
Be kind anyway!
Jika engkau berbuat baik,
Orang-orang mungkin akan menuduhmu mau menang sendiri, punya motif tersembunyi.
Bagaimanapun, tetaplah berbuat baik!

If you are successful,
you will win some false friends and some true enemies.
Succeed anyway!
Jika engkau berhasil,
Engkau akan memperoleh teman-teman palsu dan musuh-musuh sejati.
Bagaimanapun, tetaplah menjadi berhasil!

If you are honest and frank,
people may cheat you.
Be honest and frank anyway!
Jika engkau jujur dan apa adanya,
Orang-orang mungkin akan mencurangimu.
Bagaimanapun jadilah jujur dan apa adanya!

What you spend years building,
someone could destroy overnight.
Build anyway!
Apa yang engkau bangun bertahun-tahun
Dapat hancur oleh seseorang dalam semalam.
Bagaimanapun, membangunlah!

If you find serenity and happiness,
they may be jealous.
Be happy anyway!
Jika engkau menemukan keheningan dan sukacita,
Mungkin orang-orang akan iri padamu
Bagaimanapun, tetaplah bersukacita!

The good you do today,
people will often forget tomorrow.
Do good anyway!
Kebaikan yang engkau lakukan,
Seringkali akan dilupakan orang esok hari.
Bagimanapun, berbuatlah kebaikan!

Give the world the best you have,
and it may never be enough.
Give the world the best you've got anyway!
Berikan pada dunia yang terbaik yang engkau miliki
Dan mungkin tidak pernah akan cukup.
Bagaimanapun, berilah dunia yang terbaik!

You see, in the final analysis, it is between you and God.
It was never between you and them anyway.
Lihatlah, pada perhitungan akhir, hanya ada engkau dan Tuhan.
Bagaimanapun, tidak pernah antara engkau dan mereka.

Beata Ibu Teresa dari Kalkuta


Kita seringkali merasa bahwa yang kita lakukan adalah seperti setitik air di samudera luas� Namun samudera luas itu akan kurang jika ada setitik air yang hilang�

~IOJC (tu scis quia amo te)~

Pax et Bonum

Tuesday, March 6, 2012

Katekese Ringan Mengenai St. Yosef

Kunjungi juga berbagai lukisan stained glass (kaca patri) di artikel ini. <<< Silahkan klik.


St. Yosef dan Kanak-kanak Yesus (sumber: Latin Mass Community of Kankakee)
Dalam Tradisi Katolik, Bulan Maret didedikasikan kepada St. Yosef, Pelindung Gereja Universal yang pestanya dirayakan pada tanggal 19 Maret.

St. Yosef, suami Bunda Maria dan bapa asuh Tuhan kita Yesus Kristus, adalah keturunan dari Raja Daud. Ia adalah seorang pria tukang kayu yang di antara para pria dipilih Allah menjadi suami dan pelindung Santa Perawan Maria. Setelah Bunda Maria, St. Yosef adalah seorang penyembah Tuhan kita yang pertama dan sempurna. Miskin dan tak dikenal oleh dunia, tetapi ia seorang yang sangat kaya dalam kasih karunia dan kebajikan serta kekudusan. Melalui cinta kasih, iman, kerendahan hati, kemurnian, kelembutan diri dan kebapaannya, St. Yosef menunjukkan kepada kita teladan dan model seorang Kristen sejati.

Santo Yosef dideklarasikan sebagai Santo Pelindung Gereja Universal pada tanggal 8 Desember 1870 oleh Wakil Kristus, bBeato Paus Pius IX. Dari tempatnya yang mulia di surga, St. Yosef mengawasi dan melindungi Gereja Mengembara, Gereja Militan, yaitu kita semua Para Pengikut Kristus di dalam Gereja Katolik. St. Yosef juga adalah seorang teladan dan pelindung bagi kita yang mengharapkan kematian yang membahagiakan. Perlindungannya sekarang meliputi atas Tubuh Mistik Kristus (Gereja Katolik), keluarga Katolik, sekolah-sekolah Katolik dan semua orang yang membutuhkan pengantaraan doa dan bantuannya yang besar dan ia berikan dengan penuh kasih, terutama pada jam-jam kematian mereka. St. Yosef adalah representasi dari kebapaan Allah Bapa di bumi. St. Yosef-lah yang menjadi Kepala dari Keluarga Kudus Nazareth yang merupakan permulaan dari keluarga Allah yang lebih besar lagi yaitu Gereja Katolik, satu-satunya Gereja yang direncanakan Bapa, yang didirikan ooleh Putera, dan dibimbing oleh Roh Kudus. 
"Kini rumah ilahi yang dikepalai oleh Yosef dengan wewenang seorang ayah mengandung buah-buah pertama dari Gereja yang masih bayi. Sama seperti Perawan yang tersuci adalah Bunda Yesus Kristus, demikianlah juga Gereja adalah Bunda semua orang kristiani yang ia lahirkan di Gunung Kalvari di tengah penderitaan termulia dari Sang Penebus. Sungguh Yesus Kristus adalah si sulung dari antara orang-orang kristiani yang, lewat adopsi dan penebusan menjadi saudara-saudara-Nya. Inilah alasannya mengapa Yosef, Bapa yang kudus itu, merasa kepadanya telah dipercayakan secara istimewa, himpunan besar orang kristiani yang menjadi anggota-anggota Gereja, yang dapat dikatakan juga sebagai keluarga raksasa yang tersebar di seluruh dunia. Karena ia adalah suami Maria dann bapa Kristus, maka ia sungguh memiliki wewenang bapawi atas Gereja. Oleh karena itu, adalah wajar dan sangat tepat bahwa sekarang St. Yosef melindungi Gereja Kristus (Gereja Katolik) dan membelanya dengan perlindungan surgawinya, sama seperti dulu ia melengkapi segala kebutuhan Keluarga Kudus Nazaret dan menjaganya dengan perlindungan kudusnya." (Paus Leo XIII, Ensiklik Quamquam Pluries)
St. Yosef juga digelari oleh Gereja Katolik sebagai Redemptoris Custos, Pelindung Sang Penebus. Beato Yohanes Paulus II menggelari St. Yosef demikian karena memang ialah orang pertama pelindung Misteri dan Karya Keselamatan Allah di dunia. Dokumen Anjuran Apostolik Redemptoris Custos nomor 5 mengatakan: 
Yosef menjadi seorang pelindung yang unik dari misteri �yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah� (Ef 3:9), seperti juga Maria, pada saat yang menentukan itu yang disebut St Paulus sebagai �kegenapan waktu,� ketika �Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan � uuntuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak� (Gal 4:4-5). Dalam kata-kata Konsili �Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan DiriNya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya (lih. Ef 1:9); berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi (lih. Ef 2:18; 2Ptr 1:4).� Bersama Maria, Yosef adalah pelindung pertama dari misteri Allah ini. Bersama Maria, dan dalam hubungannya dengan Maria, ia ambil bagian dalam fase terakhir dari pernyataan diri Allah dalam Kristus dan ia melakukannya sejak dari awal mula. Melihat teks-teks Injil, baik Matius maupun Lukas, orang dapat juga mengatakan bahwa Yosef adalah yang pertama ikut ambil bagian dalam iman Bunda Allah dan bahwa dengan melakukannya ia mendukung mempelainya dalam iman akan Kabar Sukacita Allah. Ia adalah juga yang pertama ditempatkan oleh Tuhan di jalan �ziarah iman� Maria. Jalan di sepanjang mmana - teristimewa pada saat Kalvari dan Pentakosta - Maria melangkah maju dengan sempurna.
Menyadari akan cinta kasih, iman, dan kekudusan St. Yosef, sungguh tepatlah Gereja memberikan penghormatan yang begitu besar kepadanya. Bersama-sama dengan Gereja, kita umat Katolik mendaraskan permohonan perlindungan kepada Santo Yosef Sang Redemptoris Custos. Kiranya juga ia memperolehkan bagi kita rahmat dan berkat dari Allah Tritunggal; Bapa, Putera dan Roh Kudus. Amin

Artikel ini ditulis oleh Indonesian Papist untuk menghormati Santo Yosef, Pelindung Sang Penebus dan Gereja Universal. Pax et Bonum 

Gambar Minggu Ini - Galeri Stained Glass St. Yosef dan Penjelasan dari Redemptoris Custos

Artikel ini saya putuskan untuk dipisahkan dari artikel Katekese Ringan Mengenai Santo Yosef. <<< Silahkan klik tersebut untuk membacanya.

Berikut ini berbagai Stained Glass (kaca patri) mengenai Santo Yosef serta isi Dokumen Anjuran Apostolik Redemptoris Custos yang relevan dengan semua lukisan ini. Sumber stained glass St. Joseph (Christ from birth to adulthood) Stained Glass

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHxrQgemjibPAQyQWAsq0gq-mN6oAScrhKjLwVlNjzP8HzUu1rMnKDG5QldoCz_KTRaSKU9Qo69rMEbMTkgGoooXv6V90fwTbSze90JR-LF7E6Pz0U3RnF58AP_Bo3z_c7-ppIlvnQmDw/s1600/IMG_4354_0463-WEB.jpg
Kelahiran Kristus

Sebagai pelindung dari misteri �yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah,� yang mulai disingkapkan di hadapan matanya �dalam kegenapan waktu,� Yosef, bersama Maria, merupakan saksi istimewa akan kelahiran Putra Allah ke dalam dunia pada malam Natal di bBetlehem. Lukas menulis, �Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan� (Luk 2:6-7). Yosef adalah seorang saksi mata dari kelahiran ini, yang terjadi dalam kondisi, menurut pandangan manusia, memalukan - suatu pemakluman pertama akan �pengosongan diri� (bdk Fil 2:5-8) yang dengan sukarela diterima Kristus demi pengampunan dosa manusia. Yosef juga menjadi saksi dari sembah sujud para gembala yang datang di tempat Yesus dilahirkan setelah para malaikat menyampaikan kepada mereka berita sukacita nan agung (bdk Luk 2:15-16). Di kemudian hari ia juga menjadi saksi dari sembah sujud para majus yang datang dari Timur (bdk Mat 2:11). - Redemptoris Custos 10


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvE4itvEo_RT2-01piB3PH1WiAc6pROgVeUyv97L8iqw_zZJu2Q1Be_-NvUhHM0R8Sf5nOAiuf3k8kAILCIoPl4ZTJv7R-yUaOCbhTm5sjO2c6ccwbNMBFOIQGzhd0pXj3dF-gqlQHqZk/s1600/IMG_4352_0461-WEB.jpg
Yesus dipersembahkan di Bait Allah

Ritus yang disebut Lukas ini (2:22dst), meliputi menebus anak sulung dan menerangkan tinggalnya Yesus di Bait Allah di kemudian hari pada usia duabelas tahun. Menebus anak sulung merupakan kewajiban lain dari seorang ayah, dan kewajiban ini ditunaikan oleh Yosef. Yang dilambangkan dengan anak sulung ialah umat perjanjian, yang ditebus dari perbudakan agar dapat menjadi milik Allah. Di sini juga, Yesus - yang adalah �harga� tebusan yang sejati (bdk 1 Kor 6:20; 7:23; 1Ptr 1:19) - tidak hanya �menggenapi� ritus Perjanjian Lama, melainkan pada saat yang sama melampauinya, sebab Ia bukanlah subyek yang harus ditebus, melainkan pencipta penebusan itu sendiri. Penulis Injil mencatat bahwa �bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia� (Luk 2:33), teristimewa akan apa yang dikatakan Simeon dalam madahnya kepada Tuhan, ketika ia menyebut Yesus sebagai �keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel� dan sebagai suatu �tanda yang menimbulkan perbantahan� (bdk Luk 2:30-34). - Redemptoris Custos 13 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuXrutNcgdb7rJYCA8yhYAuvbq39zT-Dk6CRqKIJmWjnmvXLs7lYax0r8xiMEfA4auSfPEG597iUBa_WLgqqCTAedYOMugkIK7XTYuxtUPOAH0J5dN5QaYdreUmMBMn1GrC1wKvfal5wE/s1600/IMG_4351_0460-WEB.jpg
Pengungsian ke Mesir
Setelah kisah Yesus Dipersembahkan di Bait Allah, Penginjil Lukas mencatat, �Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya� (Luk 2:39-40). Tetapi menurut teks Matius, suatu peristiwa yang amat penting terjadi sebelum mereka kembali ke Galilea, suatu peristiwa di mana penyelenggaraan ilahi sekali lagi membutuhkan bantuan Yosef. Kita baca �Setelah oorang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yosef dalam mimpi dan berkata: `Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia'� (Mat 2:13). Herodes mengetahui dari para majus yang datang dari Timur mengenai kelahiran �raja orang Yahudi� (Mat 2:2). Dann ketika para majus telah berangkat, ia �menyuruh membunuh semua anak laki-laki di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah� (Mat 2:16). Dengan membunuh mereka semua, ia berharap dapat membunuh �raja orang Yahudi� yang ia dengar baru dilahirkan. Maka, Yosef, setelah diperingatkan dalam mimpi, �mengambil Anak itu serta ibu-Nya pada waktu malam, dan lari ke Mesir, dan tinggal di sana sampai Herodes mangkat. Hal ituu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan melalui nabi, `Dari Mesir Ku-panggil PutraKu'� (bdk Mat 2:14-15; bdk Hos 11:1). Dan maka, perjalanan Yesus kembali ke Nazaret dari Betlehem adalah melalui Mesir. Sama seperti bangsa Israel telah mengikuti jalan keluar �dari kondisi perbudakan� agar dapat memulai Perjanjian Lama, demikian pula Yosef, pelindung dan partisipan dalam misteri penyelenggaraan ilahi, bahkan di pembuangan menjaga Dia yang mmendatangkan Perjanjian Baru. - Redemptoris Custos 14

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhho9mZOijUwLzDCvGyLfnUGRg_0KKk0kHrGnLaDEjPJ_OCAH-YZMudeSWmHZv7cfJRjZZwq0D4DYPtP-Xxx5LO9IAdMI7p43wNBH3kSLC_su7OhQM1h97x_ucE9W1tR3q-0zj3fX9C4hs/s1600/IMG_4357_0466-WEB.jpg
Yesus ditemukan di Bait Allah
Sejak dari saat Kabar Sukacita, baik Yosef maupun Maria mendapati diri mereka, dalam arti tertentu, pada pusat misteri yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, misteri yang telah menjadi daging, �Sabda itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,� (Yoh 1:14). Ia tinggal di antara manusia, dalam lingkungan Keluarga Kudus dari Nazaret -satu dari sekian banyak keluarga di kota kecil ini di Galilea, satu dari sekian banyak keluarga di tanah Israel. Di sanalah Yesus �bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya� (Luk 2:40). Injil meringkas hanya dalam beberapa patah kata, periode panjang dari kehidupan �yang tersembunyi�, masa di mana Yesus mempersiapkan DiriNya untuk misi mesianik-Nya. Hanya satu episode dari �masa yang tersembunyi� ini dikisahkan dalam Injil Lukas: Paskah di Yerusalem ketika Yesus berusia duabelas tahun. Bersama Maria dan Yosef, Yesus ikut ambil bagian dalam perayaan sebagai seorang peziarah muda. �Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya� (Luk 2:43). Setelah sehari perjalanan jauhnya, orangtua-Nya menyadari ketidakhadiran-Nya dan mulai mencari �di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.� �Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya� (Luk 2:46-47). Maria bertanya, �Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau� (Luk 2:48). Jawaban yang diberikan Yesus sedemikian rupa hingga �mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.� Ia mengatakan, �Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?� (Luk 2:49-50). Yosef, yang baru saja disebut Maria sebagai �bapa-Mu,� mendengar jawaban ini. Bagaimanapun, itulah yang dikatakan dan dipikirkan semua orang: Yesus adalah (dianggap sebagai) Putra Yosef� (Luk 3:23). Namun demikian, jawaban Yesus di Bait Allah sekali lagi membangkitkan dalam benak dia �yang dianggap bapa-Nya� apa yang telah ia dengar pada malam itu duabelas tahun silam, �Yosef, � janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.� Sejak dari saat itu, ia tahu bahwa ia adalah pelindung dari misteri Allah, dan tepat misteri inilah yang oleh Yesus yang berumur duabelas tahun dibangkitkan kembali dalam benaknya, �Aku harus berada di dalam rumah BapaKu.� - Redemptoris Custos 15


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfpbtPawzUndyqWwlucTKgM1aQ1GFE4vgb7Syec7v-kBcwRjtSyOvClFQ0_MRrP2JZIzHmRDsMsbZnSEUGgUvQXimkeyFzSU_EpJs2NF5F2dOnbMtUhjm321XSMuoKz_rLcJSN12TyvnQ/s1600/IMG_4361_0470-WEB.jpg
Yesus kala remaja. Terlihat Ia sedang membuat salib mini. Gambar ini menyiratkan bahwa sejak muda Yesus telah mengetahui bahwa Ia akan menderita dan wafat di kayu salib.


Bertumbuhnya Yesus dalam �hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia� (Luk 2:52) terjadi dalam Keluarga Kudus di bawah pengawasan Yosef, yang mempunyai tugas penting �membesarkan� Yesus, yaitu memberinya makanan, pakaian serta pendidikan dalam Hukum dan dalam ketrampilan, sehubungan dengan kewajibannya sebagai seorang ayah. Dalam Kurban Ekaristi, Gereja menghormati kenangan akan Maria, Bunda Allah yang tetap Perawan selamanya, dan kenangan akan St Yosef, (29) sebab �ia memberi makan Dia yang harus disantap umat beriman sebagai roti hidup yang kekal.� (30) Dari pihak-Nya, Yesus �taat kepada mereka� (bdk Luk 2:51), membalas dengan penuh hormat kasih sayang �orangtua�-Nya. Dengan cara ini Ia bermaksud menguduskan kewajiban keluarga dan kerja, yang Ia lakukan di sisi Yosef. - Redemptoris Custos 16

Pax et Bonum

Tuesday, January 24, 2012

St. Valentinus dan Hari Valentine



Tentang St. Valentinus

Dalam berbagai martirologi kuno, ada dua orang Santo bernama Valentinus yang pestanya sama-sama dirayakan pada tanggal 14 Februari. St. Valentinus yang pertama adalah St. Valentinus dari Roma, imam dan dokter. St. Valentinus yang kedua adalah St. Valentinus, Uskup Terni. 

St. Valentinus dari Roma
St. Valentinus yang pertama adalah seorang Imam Katolik dan dokter di Roma. Ia bersama seorang awam berkeluarga bernama St. Marius menolak dekrit Kaisar Klaudius II yang melarang pernikahan di Romawi selama peperangan. Mereka pun diam-diam menikahkan banyak pasangan. Mereka kemudian ditangkap dan dipenjarakan. Selama di penjara, mereka menguatkan para tahanan lain. Mereka selanjutnya dijatuhi hukuman mati dengan disiksa, dipentungi hingga akhirnya dipenggal pada tanggal 24 Februari 269 di Via Flaminia. Paus St. Julius I dilaporkan membangun sebuah gereja dekat Ponte Mole untuk mengenang St. Valentinus dari Roma. Relikui terbesar St. Valentinus dari Roma saat ini berada di Gereja Santo Praxedes di dekat Basilika St. Maria Mayor di Roma. Relikui lainnya berada di Shrine of St. Valentine di Irlandia. 
http://saints.sqpn.com/wp-content/gallery/saint-valentine-of-terni/saint-valentine-of-terni-01.jpg
St. Valentinus dari Terni
St. Valentinus yang kedua adalah Uskup kota Terni yang terletak sekitar 60 mil dari Roma. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Terni oleh Paus St. Viktor I sekitar tahun 197 M. Atas perintah Prefek Plasidus, ia juga ditangkap, didera, dan dipenggal kepalanya, dalam masa penganiayaan Kaisar Claudius II. Di Terni sendiri, terdapat sebuah Basilika bernama Basilika St. Valentinus untuk mengenang St. Valentinus, Uskup Terni.

Paus Gelasius I (496 M) adalah orang pertama yang menetapkan Pesta St. Valentinus pada tanggal 14 Februari walau tidak terlalu jelas siapa St. Valentinus yang dimaksudkan oleh Paus Gelasius I. Pandangan umum menyatakan bahwa St. Valentinus dari Roma dan St. Valentinus dari Terni adalah orang yang sama. Hal ini karena keduanya hidup pada era yang bersamaan, pada masa pemerintahan Kaisar Klaudius II dan mengalami kemartiran di tempat yang sama, Via Flaminia. Cara mereka dimartir juga sama yaitu dipenjara dan disiksa lalu dipenggal. Kemudian, St. Valentinus dari Roma tampaknya bukan hanya sekadar Imam, melainkan sudah ditahbiskan menjadi Uskup. Hal ini karena adanya sejumlah penggambaran tradisional St. Valentinus dari Roma sebagai seorang Uskup yang sedang menikahkan sebuah pasangan pria-wanita. Jarak Terni dan Roma yang dekat juga menunjukkan bahwa sangat mungkin St. Valentinus dari Roma ditahbiskan menjadi Uskup Terni. Tampaknya satu martir bernama St. Valentinus, dikisahkan dalam dua versi baik versi Roma maupun versi Terni.

http://saints.sqpn.com/saintv06.jpg
St. Valentinus dari Roma sedang menikahkan sebuah pasangan muda-mudi
Pesta St. Valentinus menjadi populer dan berbagai gereja dibangun untuk didedikasikan kepadanya. Tetapi pada tahun 1969, Gereja Katolik mengeluarkan tanggal pestanya dari Kalender Gereja Universal sebagai usaha untuk mengeluarkan pesta-pesta Santo-santa yang riwayatnya kurang jelas atau hanya memiliki sedikit informasi yang diketahui. Hal ini tidak berarti St. Valentinus bukan lagi seorang Santo. Santo Valentinus adalah seorang Santo yang benar-benar ada hanya saja kisahnya kurang jelas dan cenderung terpengaruh oleh legenda-legenda. Video ini berisi penjelasan mengenai Katakombe St. Valentinus yang menegaskan bahwa St. Valentinus adalah tokoh yang historis bukan fiktif. Tetapi, sejumlah Keuskupan atau Paroki Katolik masih merayakan Pesta St. Valentinus secara liturgis pada tanggal 14 Februari seperti yang dilakukan di Balzan, Malta, Katedral St. Yosef Pontianak, Basilika St. Valentinus dan lain-lain. Di samping St. Valentinus, sejumlah santo-santa terkenal juga dirayakan pada tanggal 14 Februari seperti St. Sirillus dan St. Metodius (Keduanya Rasul Bangsa Slavia) serta St. Dionisius dari Alexandria.

St. Valentinus dan Hari Valentine

Sejumlah orang mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara St. Valentinus dengan Hari Valentine kecuali fakta bahwa St. Valentinus yang hidup pada abad ke-3 menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Bagaimana pun juga, tampaknya ada sesuatu yang lebih dari sekadar tanggal kemartiran St. Valentinus. Kita dapat mengatakan bahwa kemartiran St. Valentinus adalah suatu bentuk cinta. Dalam cinta manusia memberikan dirinya seutuhnya. Sama seperti dalam kemartiran, manusia juga memberikan dirinya seutuhnya.

Pada tanggal 14 Februari di Romawi kuno, ada sebuah kebiasaan di mana para laki-laki menarik undian dari sebuah wadah besar yang berisi nama para perempuan yang akan menjadi partner mereka dalam berbagai bentuk perayaan pada tanggal tersebut. Misalnya, laki-laki bernama Aries menarik undi nama perempuan Gemini, maka Aries dan Gemini akan menjadi partner dalam seluruh festival untuk menghormati dewi cinta Romawi yang bernama Februata Juno. Kebiasaan ini merupakan kencan buta skala besar dan menunjukkan tidak bermoralnya kebanyakan orang-orang Romawi pada masa itu. Imam-imam Katolik pada masa itu mengutuk dan menolak kebiasaan itu sebagai kebiasaan yang membawa manusia pada dosa besar. Mereka mencoba mengkristenkan kebiasaan tersebut. Para imam mencoba untuk mengajarkan pandangan Kristen mengenai kencan dan pernikahan yang bersih dan sehat. Salah satu Imam Katolik yang terlibat dalam hal ini adalah St. Valentinus.

Pada masa itu pula, Romawi sedang terlibat dalam banyak peperangan, yang menarik begitu banyak pria-pria Romawi ke dalam medan pertempuran. Banyak dari pria-pria ini tidak mau meninggalkan keluarga mereka. Pria-pria yang bertunangan banyak yang menolak meninggalkan tunangan mereka. Hal ini membuat Kekaisaran Romawi sulit untuk merekrut tentara.

Mendengar hal ini, Kaisar Klaudius mendekritkan keputusan bahwa tidak boleh ada lagi upacara pernikahan selama peperangan. Tidak hanya itu, mereka yang bertunangan juga harus memutuskan ikatan pertunangan mereka. St. Valentinus merasa kasihan dengan orang-orang muda itu. Dia secara khusus merasa sedih bahwa dekrit kaisar ini akan membawa kemerosotan moral di antara banyak orang muda ini. Bila mereka tidak dapat menikah secara resmi, mereka akan hidup layaknya suami istri dengan pasangan mereka tanpa adanya pernikahan, tanpa adanya janji suci bahwa mereka akan menjadi satu sama lainnya. Suatu hari, St. Valentinus dengan diam-diam menyatukan sebuah pasangan dalam pernikahan kudus karena pasangan tersebut menginginkannya. Pasangan-pasangan yang lain mendengar dan meminta St. Valentinus menikahkan mereka. Orang-orang muda hendak melakukan sesuatu yang benar; mereka hendak memiliki berkat dari Allah yang Mahakuasa untuk persatuan mereka dalam pernikahan. Mereka menghendaki masuk dalam sebuah ikatan yang agung yang menyatukan mereka dengan pasangan mereka. Segera terjadi banyak pernikahan di Roma seolah-olah dekrit kaisar di atas tidak pernah dikeluarkan.

Hal ini diketahui otoritas romawi. St. Valentinus lalu dijatuhi hukuman mati. Ia dipenjara, dipukul beramai-ramai, kemudian dilempari batu lalu dipenggal di Via Flaminian. Dia menjadi martir pada tanggal 14 Februari tahun 269.

Hari Valentine sekarang ini memang menjadi hari yang dirayakan secara universal. Tetapi, Hari Valentine yang awal mulanya merupakan perayaan religius Katolik, kini telah dinodai dengan berbagai tindakan cemar seperti free-sex, pesta-sex, dan lain-lain. Bukan Hari Valentine ini yang harus kita salahkan. Akan tetapi, nafsu kedagingan yang harus kita hilangkan. Nafsu kedagingan mencederai kasih yang merupakan anugerah dari Allah. Hendaknya kita meneladani St. Valentinus yang mendorong para orang muda di Roma untuk saling memberi cinta kasih secara murni tanpa tercemar nafsu kedagingan. Hendaknya kita pula meneladani St. Valentinus yang memberikan cintanya yang besar kepada Allah sebab Allah telah lebih dahulu mencintai kita.

Sebuah hal yang perlu diperhatikan juga adalah mengasihi dan memberikan cinta jangan hanya di momen Hari Valentine, tetapi lakukanlah setiap hari kepada Allah dan sesama.

Referensi:
4. Newsletter of Pope John Paul II Society of Evangelists, February 2007

pax et bonum

Friday, December 23, 2011

St. Nikolaus Meninju Wajah Si Penyesat

Ikonografi ini menggambarkan St. Nikolaus yang sedang meninju Si Sesat Arius pada Konsili Nicea 325 M
Santo Nikolaus dari Myra (sekarang masuk wilayah Turki), yang kita rayakan pada tanggal 6 Desember, dikenal sebagai seorang Uskup yang baik hati.  Ia dikenal salah satunya karena kebaikannya menolong tiga orang putri yang hendak dijual ayah mereka karena keluarga mereka kekurangan uang. Juga dilaporkan bahwa St. Nikolaus ini berusaha mengatasi kelaparan di wilayah keuskupannya dengan bersusah payah mendatangkan makanan dari luar keuskupannya. Dari kisah hidup dan segala kebaikan St. Nikolaus ini, dibuatlah sebuah tokoh kakek tua yang gemar berbagi hadiah kepada anak-anak kecil setiap Natal yang kita kenal dengan nama Santa Claus atau Sinter Klaas. Kisah tentang Santo Nikolaus dari Myra ini dapat anda sekalian baca lebih lanjut di situs Yesaya dan Iman Katolik. Tapi tahukah anda bahwa seorang Uskup yang baik hati ini pernah meninju seorang Imam?
Konsili Ekumenis Pertama, Konsili Nicea (325 M), dipanggil oleh Kaisar Constantine untuk membahas sebuah pengajaran sesat dari seorang Imam di Keuskupan Alexandria bernama Arius sekaligus menegaskan ajaran iman yang benar mengenai Ke-Allah-an Yesus Kristus (Banyak orang terpengaruh mitos bahwa Konsili Nicea 325 M mengangkat Yesus sebagai Allah padahal Yesus itu sejak awal mula adalah Allah. Konsili Nicea ini adalah Konsili yang diadakan untuk menegaskan ajaran iman yang benar yang sudah ada sebelumnya). Pengajaran Arius ini kita kenal dengan sebutan Arianisme. Arius mengajarkan bahwa Yesus Kristus, Sang Allah yang menjadi manusia, bukanlah Allah sepenuhnya melainkan hanya sebuah ciptaan pertama dari Allah Bapa.
Konsili Nicea ini, yang dipimpin oleh Uskup Hosius dari Cordova selaku wakil Paus St. Silvester, memanggil Arius ke tengah Konsili dan meminta ia untuk menjelaskan seluk beluk pengajarannya yang sesat itu. St. Nikolaus, Uskup Myra, tidak dapat menerima semua pengajaran sesat Arius yang tidak masuk akal itu dan tidak dapat menerima Yesus direndahkan dalam pengajaran sesat tersebut. Lalu, ia berdiri, berjalan ke arah Arius dan meninju wajah Arius. 
Hosius dari Cordova, Kaisar Constantine dan Para Uskup yang hadir di Konsili mengecam tindakan kekerasan Nikolaus melawan Arius. Mereka segera menurunkan St. Nikolaus dari tahta keuskupannya dengan menyita dua simbol yang menandai seseorang sebagai Uskup: Salinan Injil milik St. Nikolaus dan Pallium (vestment/jubah yang digunakan oleh Para Uskup di Timur) miliknya. St. Nikolaus kemudian dimasukkan ke dalam penjara.

Sekarang, bila demikian kisah akhir dari St. Nikolaus, kita mungkin tidak akan mengenal orang kudus ini dan tentu juga tidak akan mengenal tokoh yang dibangun dari St. Nikolaus, Santa Claus. Kemudian setelah St. Nikolaus diturunkan lalu dipenjarakan, Tuhan Yesus Kristus dan Santa Perawan Maria mengunjungi Nikolaus di dalam penjara karena tindakannya menampar sang penyesat, Arius. Tuhan Yesus Kristus bertanya kepada St. Nikolaus, �Mengapa kamu berada di sini?� Nikolaus menjawab �Karena saya mencintai Engkau, Tuhanku dan Allahku.� Kristus kemudian menyerahkan salinan Injil kepada St. Nikolaus. Kemudian, Perawan Maria memakaikan Pallium Uskup kepada St. Nikolaus. Dengan kedua tindakan ini, St. Nikolaus dikembalikan martabat dan posisinya sebagai seorang Uskup Gereja Katolik. Penggambaran mujizat terhadap St. Nikolaus ini digambarkan dengan ikon tradisional berikut:

Perhatikan Tuhan Yesus Kristus di kiri memegang salinan Injil dan Santa Perawan Maria di kanan memegang Pallium. Sementara di tengah, St. Nikolaus yang telah menggunakan Pallium dan memegang salinan Injil.
  
Ketika Para Uskup dan Kaisar Konstantinus di Konsili mendengar mujizat ini, Konsili segera memerintahkan supaya Nikolaus dikembalikan posisinya sebagai Uskup dengan reputasi baik di dalam Konsili Nicea ini. Syahadat Panjang / Syahadat Nicea Konstantinopel yang kita daraskan merupakan salah satu hasil Konsili Nicea ini (bersama Konsili Konstantinopel I). Para Uskup di Nicea berada di pihak St. Athanasius Agung dan St. Nikolaus mengutuk ajaran sesat Arianisme oleh Arius dan menegaskan ajaran yang benar mengenai Yesus Kristus seperti yang tercantum dalam kutipan Syahadat Panjang / Kredo Nicea-Konstantinopel berikut ini:
�Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang tunggal.
Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. ...�

Sebuah gambar yang menggambarkan kejadian legendaris tersebut menutup artikel ini: St. Nikolaus di kiri sedang mempersiapkan tinjuannya berjalan menuju ke arah Arius dengan tangan di atas. Orang yang berada di tahta tersebut adalah Kaisar Konstantinus. Santo Nikolaus dari Myra, doakanlah kami.
Catatan: Artikel ini ditulis bukan untuk membenarkan tindakan pemukulan terhadap mereka yang menyesatkan tetapi untuk menceritakan salah satu bagian dari kisah hidup St. Nikolaus yang jarang atau mungkin belum pernah kita dengar.

Sumber gambar:  Cantebury Tales, sebuah blog milik Dr. Taylor Marshall, Katolik eks Imam Anglikan. 
Lihat juga mengenai Kaisar Konstantinus dan Konsili Nicea pada Artikel Ini.

Pax et Bonum



Tuesday, November 1, 2011

Katekese Mengenai Persekutuan Para Kudus


�Janganlah kita melupakan mereka yang telah meninggal dalam doa kita. Janganlah kita melupakan Para Bapa Bangsa, Para Nabi, Para Rasul, dan Para Martir yang membawa permohonan-permohonan kita kepada Allah; janganlah kita melupakan Para Bapa Suci dan Para Uskup yang telah meninggal juga semua orang yang paling dekat dengan kita yang membawa permohonan-permohonan kita kepada Allah.� (St. Cyril of Jerusalem (ca. 350) Catechetical Lectures, 23 [Mystagogic 5], 90)
Kita sebagai Katolik menghormati Para Orang Kudus, tetapi kita umat Katolik tidak menyembah Para Kudus tersebut. Hanya Allah yang layak disembah (Mat 4:10; Luk 4:8; Kis 10:26). Jika kita boleh menghormati ayah dan ibu kita (Kel 20:12), mengapa kita tidak boleh menghormati Para Kudus? Petrus, Yakobus, dan Yohanes menyembah Yesus sambil menghormati Elia dan Musa dalam peristiwa Transfigurasi (Mrk 9:4). Yosua jatuh bersujud di hadapan seorang malaikat (Yos 5:14), Daniel jatuh bersujud di  hadapan Malaikat Gabriel (Dan 8:17), Tobias dan Tobit jatuh ke tanah di hadapan Malaikat Rafael (Tob 12:16). Jika orang-orang besar ini boleh menghormati Para Malaikat dan Orang Kudus, mengapa kita tidak boleh?


Kita umat Katolik mengakui bahwa hanya ada satu Pengantara, Yesus Kristus (1 Tim 2:5). Kita mengakui bahwa Kristus adalah satu-satunya Pengantara, tetapi Ia telah mengaruniai kita dan Para Kudus dengan kemampuan untuk terikat satu sama lain dalam satu kepengantaraan tersebut.

Seperti Paulus katakan: �Jadilah pengikutku sama seperti aku juga jadi pengikut Kristus� (1 Kor 11:1; juga 1 Tes. 1:6-7; 2 Tes. 3:7). Dengan kata lain, lakukan apa yang saya lakukan seperti saya melakukan apa yang Kristus lakukan. Bukankah ini berarti melayani dalam Pengantaraan Kristus? Demikian juga, 1 Tes 1:5-8 mengingatkan kita bahwa kita harus menjadi teladan bagi orang beriman dan Ibrani 13:7 mengingatkan kita supaya mengingat para pemimpin kita dan supaya kita mengingat dan mencontoh iman dan kehidupan mereka. Dengan menjadi seorang Kristiani dan dengan menjadi seorang teladan dari Kristus, seseorang berbagi dalam kepengantaraan Kristus. Paulus juga mengingatkan kita bahwa kita menggenapkan apa yang kurang pada penderitaan Kristus untuk Tubuh-Nya, yaitu Gereja (Kol 1:24). Jika demikian, maka menjadi seorang Kristiani berarti bahwa kita, oleh karena kodrat kita, berbagi dalam satu kepengantaraan Kristus.

Kodrat sesungguhnya dalam menjadi seorang Kristiani adalah untuk menjadi seorang pengantara / mediator karena kita adalah gambar dan rupa Kristus, yang mana hal ini berarti kita harus bertumbuh dalam kekudusan, berbagi dalam penderitaan Kristus. Dan dengan berbagi dalam penderitaan-Nya berarti bahwa seseorang berbagi dalam pengorbanan Yesus dalam Salib kepada Allah Bapa. Seperti Kristus yang menderita pada kayu salib untuk keselamatan kita, kita merupakan orang-orang yang berperan dalam karya penebusan Kristus oleh karena penderitaan kita sebagai seorang Kristiani dan oleh karena kita adalah gambar dan rupa Kristus. Kehidupan orang beriman adalah pengorbanan yang hidup bagi Allah.

Kitab Suci menunjukkan bahwa Para Kudus adalah yang pertama dan terutama berada di Surga bersama Kristus sebelum kebangkitan badan pada akhir zaman nanti (2 Makabe 15:11-16; Markus 12:26-27; Luk 23:43; 2 Kor 5:1, 6-9; Fil 1:23-25; Wahyu 4:4, 6:9, 7:9; 14:1, 19:1,4-6). Allah adalah Allah orang hidup bukan Allah orang mati (Mrk 12:26-27). Penyamun di kayu salib yang memandang Yesus, bertobat dan diberitahu Yesus bahwa ia akan berada di Firdaus bersama dengan Kristus pada hari itu. (Luk 23:43). Dalam Ibrani 12:1, kita diingatkan bahwa kita dikelilingi oleh awan saksi-saksi surgawi. Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengingatkan kita bahwa Para Martir berada dalam tangan Allah (Wahyu 6:9-11; 20:4 ; Kebijaksanaan Salomo 3:1-6). Kitab Didache yang memuat pengajaran Para Rasul menegaskan: �Tuhan akan datang dan seluruh orang kudus-Nya bersama Dia.�

Kitab Suci menunjuk pada fakta bahwa umat beriman di bumi berada dalam persekutuan dengan Para Kudus di surga (1 Kor 12:26; Ibr 12:22-24), dan bahwa mereka membantu kita melalui doa-doa syafaat mereka (Luk 16:9, 1 Cor 12:20; Why 5:8). Sebagai contoh, Kitab Suci menunjukkan bahwa �Dalam hidupnya (Elisa) memperlihatkan mujizat-mujizar dan setelah kematiannya, perbuatan-perbuatan  yang mengagumkan� (Sir 48:14). Bahkan setelah kematiannya, Elisa menjadi perantara bagi kita dan membawakan kita hal-hal �yang mengagumkan�. Dalam Tobit 12:12, kita melihat bagaimana seorang Malaikat mempersembahkan doa-doa dari dua orang manusia kepada Allah.

Betapa sedih bagi saya sebagai seorang Imam Katolik ketika mendengar kalimat �sampai kita bertemu kembali� dari orang-orang atau denominasi-denominasi Protestan lain ketika ada anggota keluarga mereka yang meninggal. Bagi umat Katolik, hubungan kita tidak pernah berakhir. Persekutuan yang kita bagi dengan orang lain di bumi (1 Kor 12:24-27) adalah sesuatu yang berlanjut di dalam Api Penyucian dan Surga. Bentuk hubungan kita memang berubah, tetapi hubungan tersebut berlanjut ke dalam keabadian. Betapa membahagiakan mengetahui bahwa kita dapat membantu orang-orang melalui doa-doa kita ketika mereka sedang dimurnikan dalam Api Penyucian (2 Mak 12:45). Betapa membahagiakan mengetahui bahwa dari surga, mereka sedang menjadi pendoa dan perantara bagi kita dalam kehadiran Allah. (bdk Why 5:8; 1 Kor 12:20; Ibr 12:22)

Saya memikirkan ayah saya yang meninggal 20 tahun lalu. Seperti dia yang mencintai saya, merawat saya dan berdoa bagi saya dalam perjalanan duniawinya, apa yang kamu pikirkan yang sedang ia lakukan di surga? Dia sedang mencintai saya, sedang merawat saya dan sedang berdoa bagi saya. Tetapi sekarang doa-doanya lebih berdaya guna, karena doa-doa tersebut adalah doa-doa dari seorang manusia yang telah dimurnikan dan disempurnakan. Doa-doa tersebut adalah doa-doa yang sungguh terbaik dari ayah saya. Jadi ketika saya sedang mengalami hari yang sulit, saya dapat berdoa kepada ayah saya dan berkata, �Hei Ayah, daraskanlah sedikit doa kepada Allah bagiku.� dan ia akan melakukannya. Atau saya dapat berkata ketika saya sedang mengalami hari yang menyenangkan, �Hei Ayah, katakanlah sedikit ucapan terimakasih kepada Allah bagiku.� dan ia akan melakukannya. Dalam banyak cara, ayah saya lebih dekat dengan saya sekarang dari pada sebelumnya. Betapa karunia yang begitu mulia!

Marilah kita jangan pernah menjadi takut untuk meminta perantaraan Para Kudus di surga, karena mereka adalah karunia yang telah Allah percayakan kepada dunia. Berapa banyak tumor dan kanker yang menghilang melalui perantara Para Kudus? Berapa banyak penyakit telah disembuhkan melalui perantara Para Kudus? Sejarah menunjukkan perantara yang menakjubkan dari Para Kudus dan persekutuan mereka dengan kita.

Saya menganjurkan anda sekalian untuk memeriksa peristiwa-peristiwa sejarah mengenai Para Kudus yang dikanonisasi dan proses kanonisasi itu sendiri. Saya juga menganjurkan untuk memeriksa peristiwa-peristiwa mengenai penampakan Bunda Maria khususnya Lourdes dan Fatima. Allah kita bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. (Mat 22:32; Mrk 12:27)

Kristus adalah Satu-satunya Pengantara yang benar, tetapi kita dan Para Kudus yang berada dalam persekutuan dengan kita telah dikaruniai untuk berbagi dalam satu kepengantaraan tersebut.

Lebih jauh lagi, kita tidak boleh pernah melupakan Orang Kudus terbesar dari semuanya, St. Perawan Maria. Pada pesta perkawinan di Kana, adalah St. Maria yang menyampaikan permintaan dari pasangan mempelai supaya mereka memiliki lebih banyak anggur. Yesus melakukan mujizat pertamanya, mengubah air menjadi anggur, untuk ibu-Nya. (Yoh 2:1-11)

Semoga kita tetap berada dalam persekutuan dengan Allah dan semua Para Kudus-Nya, karena mencintai dan menghormati Para Kudus adalah berarti menghormati Allah (bdk Gal 1:24) karena Para Kudus adalah keindahan dari ciptaan dan kehendak-Nya.

Persekutuan Para Kudus adalah tanda dari realitas Tritunggal Mahakudus. Semua manusia menggemakan gambar Tritunggal Mahakudus. Karena Tritunggal Mahakudus adalah persekutuan Pribadi-pribadi Ilahi, sebuah persekutuan Cinta Kasih (Kej 1:26), maka sangat masuk akal bahwa apa yang Ia ciptakan dalam gambar dan rupa-Nya akan terikat satu sama lain dalam sebuah persekutuan Cinta Kasih yang sama.

Para Kudus dan Para Malaikat, karena persatuan mereka dengan Allah, layak mendapat penghormatan karena mereka mencerminkan Pencipta mereka. Seperti 1 Yoh 3:2 jelaskan, �kita akan menjadi sama seperti Dia,  sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.� Jika demikian, maka Para Kudus layak untuk dihargai dan dihormati.

sumber: diterjemahkan dari Ecce Fides (hlm. 76-77) karya Father John J. Pasquini

Pax et Bonum