Latest News

Showing posts with label Natal. Show all posts
Showing posts with label Natal. Show all posts

Sunday, December 23, 2012

Tips Mengikuti Misa Hari Raya Natal Dengan Baik



#Berbagi adalah tindakan kasih. Bagikan note ini jika dirasa bermanfaat#

1.      Gereja Katolik (Latin) menyediakan tiga rumusan bacaan Ekaristi untuk Hari Raya Natal, yaitu pada Misa Malam Natal, Misa Fajar, dan Misa Siang (Sore). Ketiga misa ini merupakan MISA HARI RAYA NATAL. Umat dapat memenuhi kewajiban menghadiri Misa Hari Raya pada salah satu misa tersebut, namun adalah sangat baik apabila dapat mengikuti ketiga-tiganya, karena setiap Misa memiliki penekanan yang berbeda-beda.

2.      Demi keamanan, umat dimohon untuk tidak membawa tas berukuran besar, karena biasanya disediakan Buku Misa, yang sudah lengkap berisi teks misa dan lagu. Bawalah barang seperlunya. Karena sekarang musim hujan, ada baiknya Anda membawa payung, sehingga bila hujan, umat tidak menumpuk di pintu keluar menunggu  hujan reda.


3.      Ingat, ketika Misa, yang mau Anda temui itu lebih dari sekadar presiden. Sesuaikan busana Anda. Pakailah pakaian yang sopan dan pantas, tidak perlu bagus, mencolok, ataupun mahal. Ingat kesederhanaan kandang Betlehem.

4.      Jika Anda mengajak anak yang belum menerima komuni (termasuk balita), persiapkan mereka dengan sebaik-baiknya. Karena anak kecil cenderung tidak tahan lapar dan haus, Anda dapat membawa makanan kecil dan minuman untuk dikonsumsi anak Anda tersebut sebelum Misa dimulai jika diperlukan. Seperti halnya Misa biasa, mereka yang sudah dewasa diwajibkan untuk berpuasa minimal satu jam sebelum menerima Komuni. Air dan obat diperbolehkan untuk dikonsumsi apabila sakit.

5.      Bagi Anda yang tinggal di kota besar, mohon perhitungkan kemungkinan macet dan hujan. Pastikan Anda datang lebih awal. Jangan menyusahkan petugas tata tertib dan umat lain dengan sistem �titip tempat duduk�. Gereja adalah rumah Allah, bukan restoran di mana kita bisa seenaknya pesan tempat duduk. Jangan menyisakan bangku di deret depan, penuhilah bangku-bangku di deret depan terlebih dahulu.

6.      Momen Misa Hari Raya dapat kita gunakan untuk menyadari kembali makna ritual-ritual yang kita lakukan dalam Gereja, maka, ambillah air suci, buatlah tanda salib sebagai peringatan akan pembaptisan, dan berlututlah dengan khidmat ke arah Tabernakel sebelum duduk.

7.      Setelah Anda sudah menemukan bangku untuk duduk, JANGAN MENGOBROL. Ada baiknya masuk dalam saat hening atau berdoa rosario.

8.      PASTIKAN alat komunikasi tidak mengganggu kekhidmatan Misa Hari Raya.

9.      Momen Misa Hari Raya, dapat kita gunakan untuk meningkatkan kesadaran akan apa yang terjadi dalam Misa. Misa Kudus adalah PERISTIWA KESELAMATAN YANG DIHADIRKAN KEMBALI di hadapan kita. Sebagai umat, harus BERPARTISIPASI AKTIF, dengan bernyanyi penuh penghayatan, menyimak bacaan, dan melakukan sikap-sikap tubuh dengan khidmat.

10.   Umat BERLUTUT pada saat pada saat misteri inkarnasi diucapkan dalam AKU PERCAYA (baik syahadat panjang maupun syahadat pendek). Jika menggunakan Syahadat Panjang, maka umat BERLUTUT pada saat �Ia dikandung oleh Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia�. Jika menggunakan Syahadat Pendek, umat BERLUTUT pada saat �yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari Perawan Maria�. Sikap berlutut ini kita lakukan hanya dua kali dalam setahun yaitu pada Hari Raya Natal dan Hari Raya Kabar Sukacita. Jika tidak mungkin berlutut, maka umat dapat BERDIRI. (Jika keterangan BERLUTUT tidak terdapat dalam teks Misa pada bagian Aku Percaya, jangan ragu untuk tetap berlutut, karena sikap inilah yang diamanatkan dalam buku Tata Perayaan Ekaristi dan Pedoman Umum Misale Romawi. Masing-masing kita bertanggung jawab untuk mencontohkan sikap yang tepat pada umat lain.)

11.   Anda boleh mengajak teman/saudara non-Katolik untuk menghadiri Misa (malah sesungguhnya Misa Natal adalah kesempatan yang baik untuk mengenalkan iman Katolik). Ada baiknya mereka dapat mengikuti sikap berdiri (karena berdiri merupakan SIKAP HORMAT kepada Tuan Rumah), namun tidak perlu meminta mereka untuk berlutut (karena berlutut merupakan SIKAP MENYEMBAH). Mereka dapat duduk saja bila keberatan untuk berlutut). Umat non-Katolik TIDAK DIPERBOLEHKAN MENGAMBIL KOMUNI (sekalipun ia seorang Protestan). Anda dapat menyarankan mereka untuk menerima berkat saja, dengan menyilangkan tangan di depan dada ketika maju ke depan dalam antrean komuni. (Atau Anda dapat meminta mereka untuk duduk saja).

12.   Mari kita sadarkan kembali diri kita bahwa Hosti yang kita terima adalah sungguh-sungguh Kristus (Tubuh, Darah, dan Seluruh Kristus), maka jangan lupa untuk membuat tanda hormat DENGAN MEMBUNGKUK sebelum menerima komuni, baik jikalau menerima komuni dengan tangan, ataupun langsung di lidah.

13.   Umat yang mengambil tempat duduk di luar gedung gereja dan sulit untuk berlutut, dapat menggantikan sikap berlutut dengan BERDIRI (tanda hormat), DAN BUKAN DUDUK.

14.   Kandang Natal adalah tempat untuk berdoa, dan bukan tempat untuk berfoto. Prioritaskan umat yang ingin berdoa di depan kandang Natal.

15.   Sebelum meninggalkan tempat duduk, pastikan Anda tidak meninggalkan tisu/teks misa/sampah lain dalam dan sekitar gedung gereja. Gereja adalah Rumah Allah.

16.   Bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi, Jangan sampai keramaian tempat parkir mengganggu sukacita dan damai Natal Anda. Ingat, Anda baru saja menyantap Tubuh Kristus, sabarkan diri Anda dan jangan mengumpat.


Selamat Merayakan Misa Hari Raya Natal dengan khidmat!

~IOJC (tu scis quia amo te)~

#Berbagi adalah tindakan kasih. Bagikan note ini jika dirasa bermanfaat#

Pax et Bonum

Surat Natal Paus Benediktus XVI Waktu Kecil Kepada Bayi Yesus

Joseph Ratzinger Saat Berusia 5 Tahun
Surat tua yang baru-baru ini ditemukan dari Joseph Ratzinger kecil kepada Bayi Yesus mengungkapkan keinginan Sang Paus kala berusia 7 tahun untuk menjadi seorang imam dan juga mengungkapkan devosinya kepada Hati Kudus.
Dear Baby Jesus,
Quickly come down to earth. You will bring joy to children. Also bring me joy. I would like a Volks-Schott, green clothing for Mass and a heart of Jesus. I will always be good.
Greetings from Joseph Ratzinger

Terjemahan:
Bayi Yesus Yang Terkasih,
Bersegeralah turun ke bumi. Engkau akan membawakan sukacita kepada anak-anak. Juga membawakanku sukacita. Aku akan menyukai Volks-Schott, pakaian hijau untuk Misa dan sebuah hati Yesus. Aku akan selalu jadi baik.
Salam dari Joseph Ratzinger.
Catholic News Agency memberikan penjelasan singkat mengenai permintaan Natal Ratzinger kecil:
Hal pertama yang Paus inginkan adalah sebuah Schott, salah satu dari buku doa pertama dengan teks Misa dalam bahasa Jerman dan teks paralel dalam bahasa Latin. Pada waktu itu, terdapat dua edisi di Jerman, satu untuk orang dewasa dan satu untuk anak-anak.

Joseph Ratzinger dan Georg Ratzinger Pada Saat Merayakan Misa Perdana Mereka
Ratzinger kecil juga meminta �pakaian hijau untuk Misa�. Paus dan saudara-saudarinya terbiasa bermain �permainan imam�, dan ibu mereka, seorang penjahit, membantu mereka dengan membuatkan pakaian yang sama dengan yang dipakai oleh para imam. Info ini berdasarkan wawancara Inside The Vatican dengan saudara Paus, Mgr. Georg Ratzinger, beberapa tahun lalu.

Ratzinger kecil juga meminta hati Yesus, merujuk kepada sebuah gambar Hati Kudus di mana keluarganya memiliki devosi mendalam kepada Hati Kudus.

Permintaan ini, menurut korazym.org yang mempublikasikan surat tersebut, merupakan permintaan yang tidak biasa untuk seorang anak kecil berusia 7 tahun yang umumnya meminta mainan atau permen yang mana mainan dan permen tersebut selalu ada untuk ketiga saudaranya kala Natal.

Surat tua ini ditemukan selama renovasi sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal Paus Benediktus XVI kala Beliau masih menjadi seorang professor di Regensburg, dan surat ini dipublikasikan pada tanggal 18 Desember yang lalu. Surat ini disimpan oleh saudari Paus, Mary, setelah rumah Paus tersebut dialihkan menjadi sebuah museum kecil yang didedikasikan kepada Paus.

�Paus sangat senang menemukan surat [tersebut] dan isinya membuat Beliau tersenyum,� kata sekretaris Paus, Monsinyur Georg Gaenswein.

Pax et Bonum

Friday, December 21, 2012

Homili Natal Santo Gregorius Nazianzus Sang Teolog


St. Gregorius Nazianzus Sang Teolog

Kristus datang dari surga, pergilah menemui Dia! 
Kristus sudah lahir, muliakanlah dia!

Kristus ada di bumi, tinggikanlah Dia! Bernyanyilah bagi Tuhan, hai seluruh bumi; semoga aku dapat bergabung dengan satu ucapan, dan hendaklah langit bersukacita, dan bumi bergembira, karena Dia yang dari surga ada di bumi. Kristus dalam daging, bersukacitalah dengan gemetar dan penuh sukacita; dengan gemetar karena dosa-dosamu dan dengan sukacita karena harapanmu.


Sekali lagi, kegelapan sudah berlalu, dan Terang sudah muncul; sekali lagi Mesir dihukum dengan kegelapan, dan sekali lagi Israel diterangi dengan sebuah tiang. Orang-orang yang diam dalam kegelapan, biarkanlah mereka melihat Cahaya agung penuh pengetahuan.
 
Hal-hal yang lama sudah berlalu, lihatlah segala sesuatu sudah menjadi baru. Huruf (hukum Taurat) telah lampau, dan Roh tampil ke depan. Bayang-bayang sudah berlalu, dan kini kebenaran sudah tiba. Melkisedek sudah ditutup. Dia yang tanpa Ibu menjadi tanpa Bapa (Kristus sebagai sang Sabda tidak memiliki ibu, namun sebagai manusia Ia tidak memiliki ayah jasmani). Hukum alam terkejut; surga telah penuh. Kristus memerintahkannya, janganlah kita menentang Dia.

Bertepuk tanganlah kalian semua, karena seorang Anak telah lahir untuk kita, seorang Putera telah diberikan kepada kita, pemerintahan atas di atas bahu-Nya (karena dengan Salib Ia mengangkatnya), dan nama-Nya adalah Penasehat Bapa, Malaikat yang Agung. Hendaklah Yohanes berseru, mempersiapkan jalan bagi Tuhan; Aku pun akan menyerukan betapa hebatnya hari ini. Dia yang tidak berdaging menjadi daging, Putera Allah menjadi Putera Manusia, Yesus Kristus tetap sama kemarin, hari ini, dan selamanya. Biarlah orang-orang Yahudi tersinggung, biarlah orang-orang Yunani meratap; biarlah para bidaah berbicara sampai lidah mereka sakit. Maka mereka akan percaya, saat mereka melihat-Nya naik ke surga, dan jika masih belum percaya juga, meeka akan percaya saat Dia datang dari surga dan duduk sebagai hakim.

Inilah Hari Raya kita; yang kita rayakan pada hari ini, datangnya Allah kepada manusia, supaya kita dapat dapat pergi (atau dalam ungkapan yang lebih tepat) dapat kembali kepada Allah- agar dengan menanggalkan manusia lama, kita dapat mengenakan yang baru; dan sebagaimana kita mati dalam Adam, agar kita dapat hidup dalam Kristus, dilahirkan bersama Kristus dan disalibkan serta dimakamkan bersama Dia agar dapat bangkit bersama-Nya.

Tetapi saya harus segera meninggalkan pertukaran yang indah ini, sebagaimana rasa sakit mendahului kebahagiaan, begitu jugalah semakin besar kegembiraan semakin kuat juga rasa sakitnya. Karena di mana ada banyak dosa di situlah ada banyak rahmat; dan jika suatu rasa menghukum kita, betapa lebihnya sengsara Kristus membenarkan kita?

Maka dari itu, marilah kita merayakan Pesta ini, jangan seperti perayaan Pesta orang kafir, tetapi dengan cara yang saleh; jangan merayakan Pesta ini dengan cara duniawi, tetapi dengan cara surgawi; jangan merayakan Pesta ini sebagai Pesta kita sendiri tetapi sebagaimana kita adalah milik Dia yang menjadi milik Kita, Dia yang adalah Tuan kita; bukan sebagai kelemahan, tetapi sebagai penyembuhan; bukan sebagai ciptaan, tetapi sebagai penciptaan kembali.? 

diterjemahkan oleh Frater Daniel Pane, CSE.


Pax et Bonum
 



Wednesday, December 28, 2011

Mengapa Allah Menjadi Manusia?


Kanak-kanak Yesus di Vatikan - abbey-road.blogspot.com
Kita sedang merayakan Natal, kelahiran Sang Juruselamat dunia. Sang Keselamatan itu hadir ke dunia, Sang Keselamatan itu bayi manusia yang dilahirkan di Betlehem. Allah yang mahatinggi itu menjadi manusia untuk menyelamatkan kita.

Saya yakin banyak di antara kita umat Katolik sering ditanya, �ngapain sih Tuhan repot-repot jadi manusia? bukankah Ia mahakuasa dan dengan mudah bisa menyelamatkan manusia?�

Dua tahun lalu (2009) ketika saya masuk ke sebuah grup diskusi lintas agama antara Kristen dan Islam di facebook, umat Muslim tersebut menanyakan hal yang sama kepada saya.

Sungguh benar bahwa Allah itu mahakuasa dan memang dengan mudah Ia bisa menyelamatkan manusia. Tetapi Allah yang mahakuasa itu hendak menunjukkan tidak hanya kuasa-Nya, tetapi juga kasih-Nya kepada manusia secara nyata. Oleh karena itu Ia menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Nah, sampai di sini, mereka bertanya �Apakah tanpa menjadi manusia, Allah tidak dapat menunjukkan kasih-Nya?�.

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu menggarisbawahi bahwa memilih menjadi manusia itu adalah kehendak bebas Allah sendiri. Allah memang mahakuasa tetapi Ia juga memiliki kehendak bebas-Nya sendiri untuk menggunakan segala kuasa-Nya tersebut. Darimana kita tahu apa saja kehendak Allah sehingga Ia memilih menjadi manusia? Dari Kitab Suci, Tradisi Suci, dan Magisterium Gereja.

Dan, apa saja kehendak Allah itu sehingga Ia memilih menjadi manusia?

1. Allah menjadi manusia sebab Ia hendak mendamaikan kita dengan diri-Nya dan dengan demikian menyelamatkan kita.
(Katekismus Gereja Katolik 457) Allah "telah mengasihi kita dan telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yoh 4:10). Kita tahu bahwa "Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juru Selamat dunia" (1 Yoh 4:14), bahwa "Ia telah menyatakan Diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa" (1 Yoh 3:5):
"Kodrat kita yang sakit membutuhkan dokter; manusia yang jatuh membutuhkan orang yang mengangkatnya kembali; yang kehilangan kehidupan membutuhkan seorang yang memberi hidup; yang kehilangan hubungan dengan yang baik membutuhkan seorang yang membawanya kembali kepada yang baik; yang tinggal dalam kegelapan merindukan kedatangan sinar; yang tertawan merindukan seorang penyelamat, yang terbelenggu seorang pelepas, yang tertekan di bawah kuk perhambaan memerlukan seorang pembebas. Bukankah itu hal-hal yang cukup berarti dan penting untuk menggerakkan Allah, sehingga Ia turun bagaikan seorang dokter yang mengunjungi kodrat manusiawi, setelah umat manusia terjerat dalam situasi yang sangat menyedihkan dan memprihatinkan" (Bapa Gereja St. Gregorius dari Nisa, or.catech. 14).
2. Allah menjadi manusia sebab Ia ingin supaya kita mengenal cinta kasih Allah.
(KGK 458) "Kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya" (1 Yoh 4:9). "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:16).
3. Allah menjadi manusia sebab Ia hendak menjadi contoh kekudusan yang sempurna bagi kita.
(KGK 459) "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku" (Mat 11:29). "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yoh 14:6). Dan di atas gunung transfigurasi, Bapa memerintah: "Dengarkanlah Dia" (Mrk 9:7) Bdk. Ul 6:4-5.. Yesus adalah gambaran inti dari sabda bahagia dan norma hukum yang baru: "Supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12). Kasih ini menuntut penyerahan diri sendiri, dengan mengikutinya Bdk. Mrk 9:34..
4. Allah menjadi manusia sebab Ia ingin supaya kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi.
(KGK 460) "Untuk itulah Sabda Allah menjadi manusia, dan Anak Allah menjadi anak manusia, supaya manusia menerima Sabda dalam dirinya, dan sebagai anak angkat, menjadi anak Allah" (Ireneus, haer. 3,19,1). Sabda Allah "menjadi manusia, supaya kita di-ilahi-kan" (Atanasius, inc. 54,3). "Karena Putera Allah yang tunggal hendak memberi kepada kita bagian dalam ke-Allah-an-Nya, Ia menerima kodrat kita, menjadi manusia, supaya mengilahikan manusia" (Tomas Aqu., opusc. 57 in festo Corp. Chr. 1).

Sang Keselamatan itu hadir secara nyata, terlihat, terekam dan masuk dalam sejarah manusia. Yesaya 35:4-6 menubuatkan bahwa Allah sendiri datang menyelamatkan manusia.
35:4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"
35:5. Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
35:6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;
Allah hendak datang sendiri ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Siapakah kita yang berani melawan kehendak bebas Allah? Lagipula, bukankah Allah telah menunjukkan salah satu kuasa-Nya dimana Ia mampu  menjadi manusia sepenuhnya tanpa harus kehilangan kodrat ilahi-Nya?
"Sang Ada, yang membuat ada segala yang kelihatan dan tidak kelihatan; lahir dan rela menjadi hamba dan hampa demi segala citra-Nya. Sungguh, misteri agung yang mengagumkan yang pernah ada, tetap ada dan akan terus ada. "- Severinus Klemens
Pax et Bonum

Saturday, December 24, 2011

Kelahiran Yesus Kristus, Para Gembala, dan Tiga Orang Majus dari Timur

Kelahiran Yesus Kristus


Segala keresahan dan kebimbangan Santo Yosef berakhir dengan perintah dari malaikat untuk menerima Maria di dalam rumahnya. Yosef taat dan ia mengambil Maria sebagai isterinya. (Mat 1:24). Maria hidup di Nazaret di rumah Ypsef sambil menantikan kelahiran Anaknya.

Nabi Mikha bernubuat bahwa Sang Penebus akan dilahirkan di Betlehem. Pada waktu itu kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia. Inilah pendaftaran yang diadakan pertama kali sewaktu Kireneus menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem � karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud � supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, yang sedang mengandung. (Luk 2:1-5)
Di dalam perintah penguasa politik ini, Maria dan Yusuf melihat kehendak Tuhan. Mereka pergi ke kota Daud, di mana Putera Daud akan dilahirkan, sehingga terpenuhilah nubuat Nabi Mikha. Kita tidak tahu dengan jelas kapan perjalanan itu dilaksanakan. Kita hanya mendapat kesan bahwa Yesus tidak dilahirkan segera sesudah mereka tiba di Betlehem.

Ketika mereka di situ, tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang tunggal dan sulung. Lalu Anak itu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan/ (Luk 2:6-7)

Sudah layak bahwa kita menyembah Bapa penuh cintakasih yang menganugerahkan kepada kita Putera-Nya; bahwa kita memuja Sabda Allah yang walaupun setara dan sehakikat dengan Bapa namun di sini kelihatan dalam bentuk tubuh seorang bayi; bahwa kita berterimakasih kepada Roh Kudus karena kekuatan-Nya, rahasia ini dapat terlaksana. Maria dan Yosef merasa sangat bahagia pada saat tersebut, walaupun mereka sangat menyesalkan bahwa mereka tidak dapat memberikan suatu penerimaan yang lebih layak kepada Sang Penebus. Mereka membaringkan Dia di dalam palungan karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Mereka sangat miskin. Putera Allah mengabaikan segala kekayaan duniawi dan mau dilahirkan di suatu tempat yang sangat miskin. Pencipta dunia tinggal di sebuah kandang, berbaring di sebuah palungan dan dunia tidak mengetahuinya.


Berita Kelahiran


Waktu telah tiba, Penebus telah lahir dan tidak ada seorang yang mengetahuinya, kecuali dua jiwa sederhana dan murni. Bukan kewajiban Maria dan Yosef untuk menyiarkan berita kelahiran ini. Allah sendiri harus menanganinya. Hanya jiwa-jiwa sederhana dapat mengetahui sedikit dari rahasia ini.

GEMBALA. Para Gembala yang berada di sekitar Betlehem dengan kawanan dombanya, menerima berita tentang kelahiran Yesus. Mereka orang sederhana, tanpa kebudayaan tinggi namun hatinya bersih. Injil menggambarkan reaksi mereka terhadap kejadian adikodrati yang mereka hadapi. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. (Luk 2:9). Karena itu, malaikat harus menenteramkan mereka dengan berkata: �Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.� (Luk 2:10-12).

Setelah berita ini disampaikan, surga seakan-akan tidak dapat menahan lagi kegembiraannya: Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan." Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Luk 2:13-14). Malaikat-malaikat lalu pergi meninggalkan mereka. Keadaan di sekitarnya menjadi gelap lagi. Tetapi di dalam hati para gembala berkobarlah kepercayaan: Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita. (Luk 2:15).

Tanda-tanda pengenal menunjukkan pertentangan yang perlu dicatat pula: Anak itu berbaring di sebuah palungan, jadi Ia berada di dalam suatu suasana yang tidak layak bagi seorang manusia; tetapi kemiskinan itu tidak berarti suatu ketelantaran karena Anak itu mendapat perawatan yang cukup. Ia dibungkus dengan lampin. Para gembala menemukan apa yang mereka cari; kemungkinan dengan bantuan masyarakat di sekitar itu. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. (Luk 2:17). Maria dan Yosef merasa sangat terhibur dan gembira dengan kunjungan para gembala dan dengan ceritera mengenai pemberitaan surgawi. Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. (Luk 2:19)

TIGA RAJA.  Antara kunjungan Para gembala (mewakili orang-orang Yahudi) dan kunjungan tiga raja dari sebelah timur (mewakili orang-orang kafir), terletak suatu jangka waktu yang agak lama. Istilah Majus yang dipergunakan dewasa itu menunjukkan imam-imam Persia. Setidak-tidaknya mereka datang dari jauh karena nyatanya mereka tidak mengerti tentang keadaan di Yerusalem. Masyarakat Persia juga tahu bahwa bangsa Yahudi sedang menantikan seorang Mesias. Mungkin sekali para raja ini mengetahui juga nubuat Bileam (Bilangan 24). Di sana dibicarakan tentang sebuah bintang yang dikaitkan dengan kedatangan Penebus. � ... bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel ... �. (Bil 24:17)

Penampakan bintang yang tidak dikenal itu membuat mereka yakin bahwa di Israel telah lahir seorang raja baru. Tetapi rahmat Tuhan pun turut bekerja pula. Di dalam bintang itu mereka memandang suatu tanda ilahi dan mereka percaya bahwa janji-janji ilahi akan terpenuhi. Kepercayaan itu mendorong mereka untuk menerima segala konsekuensi. Mereka lalu berangkat untuk menyembah Dia. Para Majus berjalan menuju ibu kota Israel untuk menemukan Anak Raja yang terpilih itu. Mereka  bertanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Mat 2:2). Reaksi yang pertama ialah keheranan dan kebingungan: Bagaimana reaksi Herodes? Masyarakat tahu siapa sebenarnya Herodes? Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (Mat 2:3). Herodes melihat bahaya suatu pemberontakan. Oleh karena itu ia segera menanyakan kepada Sanhedrin yang berwibawa. Sanhedrin menunjukkan Betlehem sebagai tempat lahir Mesias. Herodes lalu bermunafik kepada tiga raja itu: "Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya akupun datang menyembah Dia." (Mat 2:8). Dengan perasaan kecewa, para raja itu meninggalkan Yerusalem, kota yang berbau politik duniawi. Bintang yang mereka lihat di Timur mendahului mereka dan mereka sangat bersukacita. (Mat 2:9-10). Segala kepahitan hilang lenyap dari mereka. Mereka makin yakin bahwa yang mereka rindukan bukanlah suatu khayalan. Biarlah seluruh Yerusalem tidak mau percaya tetapi mereka tetap mengikuti jalan Tuhan dengan penuh kepercayaan.

Para Majus mencapai tujuan perjalanannya dengan bimbingan sebuah bintang. Mereka melihat Anak itu. (bdk Mat 2:11). Injil mengatakan bahwa mereka masuk ke dalam rumah. Apakah Maria dan Yosef tidak tinggal lagi di dalam kandang? Bisa jadi. Tetapi ada juga kemungkinan lain, yaitu bahwa mereka (terutama Yosef adalah seorang tukang kayu) telah memperbaiki kandang itu di sana sini sehingga sudah kelihatan sebagai �rumah�.

Mereka lalu sujud menyembah Dia. (bdk Mat 2:11). Mereka membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya yaitu emas, kemenyan dan mur. (Mat 2:11). Untuk menghadap seorang yang tinggi martabatnya, orang tidak boleh datang dengan tangan hampa. Penghormatan harus dinyatakan dalam pemberian harta benda. Mereka persembahkan barang-barang yang layak bagi seorang Raja. Tradisi Kristen melihat lambang tertentu dalam persembahan ini: emas adalah ke-raja-an Kristus, kemenyan adalah ke-Allahan-Nya dan mur adalah kemanusiaan-Nya; atau juga emas sebagai lambang cinta, kemenyan lambang doa dan mur lambang matiraga. Para Majus merasa sangat puas karena persembahannya diterima. Kita tidak tahu berapa lama mereka tinggal di sana. Yang kita tahu hanyalah bahwa karena mereka diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka mereka pulang ke negerinya melalui jalan lain. (Mat 2:12).


oleh Pater Herman Embruiru, SVD dalam bukunya berjudul "Aku Percaya" hlmn 134-136.

Pax et Bonum