Latest News

Showing posts with label Kitab Suci. Show all posts
Showing posts with label Kitab Suci. Show all posts

Saturday, December 31, 2011

Apologetika atas Yudit 1:1

Ydt 1:1  Dalam tahun kedua belas pemerintahan Nebukadnezar yang menjadi raja orang-orang Asyur di Niniwe, kota yang besar. Pada zaman itu Arfaksad menjadi raja orang-orang Media di Ekbatana.
Kaum Protestan yang mempermasalahkan atau menolak Deuterokanonika menggunakan Yudit 1:1 ini untuk membuktikan kesalahan historis ( historical fallacy ) pada Kitab Yudit. Kitab Yudit sama seperti Kitab-kitab Deuterokanonika lainnya dianggap oleh Kaum Protestan sebagai kitab-kitab Apokrif sehingga mereka menolak kehadiran Kitab-kitab Deuterokanonika dalam kanon Kitab Suci.

Yudit 1:1 mengatakan bahwa Nebukadnezar menjadi raja-raja orang-orang Asyur dan Protestan mempermasalahkan hal ini sebab Kitab-kitab Perjanjian Lama yang lain mengatakan bahwa Nebukadnezar adalah Raja Babel bukan Asyur.

2 Raja-raja 24:10 Pada waktu itu majulah orang-orang Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem dan kota itu dikepung.
Ezra 2:1 Inilah orang-orang propinsi Yehuda yang berangkat pulang dari pembuangan, yakni para tawanan, yang dahulu diangkut ke Babel oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang kembali ke Yerusalem dan ke Yehuda, masing-masing ke kotanya.
Yeremia 24:1 Lihatlah, TUHAN memperlihatkan kepadaku dua keranjang buah ara berdiri di hadapan bait TUHAN. Hal itu terjadi sesudah Nebukadnezar, raja Babel, mengangkut ke dalam pembuangan Yekhonya bin Yoyakim, raja Yehuda, beserta para pemuka Yehuda, tukang dan pandai besi dari Yerusalem dan membawa mereka ke Babel.
Yehezkiel 26:7 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membawa dari utara raja Nebukadnezar, raja Babel, raja segala raja untuk melawan Tirus dengan memakai kuda, kereta, pasukan berkuda, dan sekumpulan tentara yang banyak.
Dengan ini mereka menyatakan bahwa Kitab Yudit tidak dapat dipercaya telah diilhami oleh Roh Kudus sebab mengandung kesalahan historis. Tapi apakah benar demikian? Apa Yudit 1:1 memberikan pernyataan yang salah mengenai Nebukadnezar?

The Jewish Virtual Library adalah situs dari American-Israeli Cooperative Enterprise yang berisi artikel-artikel sejarah terutama berkaitan dengan semitisme. Dalam suatu artikel sejarah mengenai kaum Kaldea yang terdapat dalam situs ini, kita mendapatkan suatu pernyataan demikian:
--------------------------------------
After the fall of Assyrian power in Mesopotamia, the last great group of Semitic peoples dominated the area. Suffering mightily under the Assyrians, the city of Babylon finally rose up against its hated enemy, the city of Nineveh, the capital of the Assyrian empire, and burned it to the ground. The chief of the Babylonians was Nabopolassar; the Semites living in the northern part of Mesopotamia would never gain their independence again. 

Nabopolassar was succeeded by his son, Nebuchadnezzar II (605-562 BC). Nebuchadnezzar was the equal of all the great Mesopotamian conquerors, from Sargon onwards; he not only prevented major powers such as Egypt and Syria from making inroads on his territory, he also conquered the Phoenicians and the state of Judah (586 BC), the southern Jewish kingdom that remained after the subjugation of Israel, the northern kingdom, by the Assyrians. In order to secure the territory of Judah, Nebuchadnezzar brought Jehoiachin and Zedekiah, the two kings of Judah (in succession) and held them in Babylon. In keeping with Assyrian practice, the "New Babylonians," or Chaldeans forced a large part of the Jewish population to relocate. Numbering possibly up to 10,000, these Jewish deportees were largely upper class people and craftspeople; this deportation marks the beginning of the Exile in Jewish history. 
-----------------------------------
Yudit 1:1 tidak pernah mengatakan bahwa Nebukadnezar bukan Raja Babel. Yudit mengatakan bahwa Nebukadnezar adalah [juga] Raja orang-orang Asyur sebab sejak Nabopolassar, orang-orang Asyur telah ditaklukan dan berada di bawah Babel. 

Yudit juga tidak memandang perbedaan antara Kerajaan Babel atau Kerajaan Asyur sebab keduanya berasal dari wilayah yang sama di mana pada awalnya Babel berada di bawah Asyur. Yehezkiel 26:7 yang telah dikutip di atas menyatakan �Aku (Allah) membawa dari utara raja Nebukadnezar, raja Babel,..�. Raja Babel datang dari utara Israel dan menurut sejarah di atas, Northern Kingdom (Kerajaan Utara) adalah Asyur.

Hal lain yang membuat Yudit menganggap Nebukadnezar adalah Raja orang-orang Asyur adalah karena ia masih mempertahankan praktik pembuangan orang Israel yang dilakukan oleh orang-orang Asyur sebelumnya. Kerajaan di utara Israel yang dari sana Nebukadnezar datang dianggap oleh Yudit sama dengan Asyur karena Kerajaan Asyur telah lebih dahulu menaklukannya dan mengubah sebagian kultur budaya di wilayah utara tersebut.

Contoh lain terkait gelar kerajaan adalah Ratu Elizabeth I. Ia bergelar Ratu Inggris, Ratu Prancis, dan Ratu Irlandia etc. Kala itu Irlandia menjadi bagian dari Inggris. Bila orang Irlandia pada masa Elizabeth I menulis �Lalu datanglah Elizabeth I, Ratu Irlandia. ...�, maka kita tidak bisa menganggapnya bertentangan atau kontradiksi dengan gelarnya sebagai Ratu Inggris. Hal ini karena ia juga menjadi ratu bagi Irlandia sebab Irlandia kala itu masih berada di wilayahnya. Nebukadnezar dapat kita anggap sebagai Raja Asyur juga dalam konteks yang sama di mana Asyur menjadi bagian dari wilayahnya, malah wilayah Kerajaan Babel itu sendiri adalah wilayah Kerajaan Asyur yang ditaklukannya.

Monday, December 12, 2011

Apologetika: �Filioque Procedit� terbukti dalam Wahyu 22:1



Et in Spiritum Sanctum, Dominum et vivificantem: qui ex Patre Filioque procedit.

Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia berasal dari Bapa dan Putra,

And in the Holy Spirit, the Lord and giver of Life, Who proceeds from the Father and the Son. 
Demikianlah kutipan dari Syahadat Nikea-Konstantinopel (atau yang kita kenal sebagai Syahadat Panjang) dari tiga bahasa; Latin, Inggris dan Indonesia. �Filioque Procedit� adalah sebuah frasa dalam Syahadat Nikea-Konstantinopel yang begitu dipertentangkan oleh Ortodoks Timur.  �Filioque Procedit� adalah tambahan terhadap Syahadat berbahasa Latin yang ditambahkan oleh Gereja Katolik Roma antara Konsili Toledo Ketiga atau Konsili Toledo Keenam (Antara tahun 589-653 M)  untuk melawan bidaah Neo-Arianisme di Eropa. Tambahan ini untuk menegaskan keilahian Sang Putera Allah, Yesus Kristus, di hadapan kaum bidat Neo-Arian yang mengajarkan bahwa Sang Putera Allah adalah ciptaan yang pertama, tidak setara dengan Allah Bapa. 

Sebenarnya telah banyak artikel yang dipublikasikan oleh orang Katolik untuk membela �Filioque Procedit� ini di hadapan orang-orang Ortodoks Timur dengan berdasarkan pada Kitab Suci dan Tradisi Apostolik. Tetapi di artikel ini, saya hendak mengajukan salah satu argumen yang jarang sekali digunakan oleh umat Katolik untuk membela �Filioque Procedit� ini. Argumennya adalah �Filioque Procedit� terbukti dengan jelas di Wahyu 22:1. Pertama-tama saya akan menunjukkan dulu sebuah ayat yang sering digunakan Ortodoks Timur untuk menolak �Filioque Procedit� ini. Saya akan mencantumkan dalam empat bahasa sekaligus. Bahasa Yunani dari Greek Bible, dan sisanya dari ekaristi.org
Yohanes 15:26
Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. (LAI � Terjemahan Baru)

But when the Paraclete cometh, whom I will send you from the Father, the Spirit of truth, who proceedeth from the Father, he shall give testimony of me. (Douay Rheims)

cum autem venerit paracletus quem ego mittam vobis a Patre Spiritum veritatis qui a Patre procedit ille testimonium perhibebit de me (Latin Vulgata)

otan de elqh o paraklhtoV on egw pemyw umin para tou patroV to pneuma thV alhqeiaV o para tou patroV ekporeuetai ekeinoV marturhsei peri emou (Translit � Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)

?ta? ???? ? pa?????t?? ?? ??? p?�?? ?�?? pa?? t?? pat???, t? p?e?�a t?? ????e?a? ? pa?? t?? pat??? ??p??e?eta?, ??e???? �a?t???se? pe?? ?�??: (Greek Bible)
Argumen Yoh 15:26 seringkali digunakan oleh Ortodoks Timur untuk menolak �Filioque Procedit�. Mereka berargumen bahwa Roh Kudus �berasal/keluar/proceeds/procedit/ ??p??e??�a?  dari Bapa, Putera lahir dari Bapa sementara Bapa tidak berasal/keluar tidak juga lahir dari Pribadi Ilahi yang lain. Ortodoks Timur kerap mengklaim bahwa �berasal/keluar/proceeds/procedit/ ??p??e??�a?�  adalah terminologi teologis yang tidak dapat digunakan secara bebas, meskipun definisi yang tepat mengenai �berasal/keluar/proceeds/procedit/ ??p??e??�a?�  adalah sebuah misteri teologis iman yang dalam. Singkat kata, Ortodoks Timur mengambil Yoh 15:26 sebagai dasar untuk mengatakan bahwa Roh Kudus �berasal/keluar/proceeds/procedit/ ??p??e??�a?�  dari Bapa saja. Kita harus mengatakan bahwa argumen skriptural Ortodoks Timur mengenai hal ini adalah invalid, sama seperti argumen Protestan untuk pembenaran melalui iman saja adalah invalid. Hanya karena Paulus berkata �kita dibenarkan oleh iman�, hal ini tidak berarti kita dibenarkan oleh iman saja. Demikian juga dengan Yoh 15:26.

Nah, mari kita melihat ke Wahyu 22:1, ayat kunci kita. Wahyu 22:1 menggunakan kata Yunani yang sama untuk �berasal/keluar/proceeds/procedit/
??p??e??�a?�    seperti yang digunakan dalam Yoh 15:26.
Wahyu 22:1
?a? ?de???? �?? p?ta�?? ?dat?? ???? ?a�p??? ?? ???sta????, ??p??e??�e??? ?? t?? ?????? t?? ?e?? ?a? t?? ??????. (Greek Bible)

kai edeixen moi kaqaron potamon udatoV zwhV lampron wV krustallon ekporeuomenon ek tou qronou tou qeou kai tou arniou (Translit � Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)

And he showed me a river of water of life, clear as crystal, proceeding from the throne of God and of the Lamb. (Douay Rheims)

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. (LAI � Terjemahan Baru)

et ostendit mihi fluvium aquae vitae splendidum tamquam cristallum procedentem de sede Dei et agni (Latin Vulgata Katolik)
Di ayat ini, terbukti dengan eksplisit bahwa ada Sesuatu ( ie. Roh Kudus ) yang berasal/keluar/proceeds/procedit/ ??p??e??�a?�  dari Bapa dan Putera. Mengapa saya mengatakan  a river of water of life/sungai air kehidupan�  ini adalah Roh Kudus? Mari kita melihat ke Injil Yohanes.
Yoh 7:38-39
Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir sungai-sungai air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

He that believes in me [Jesus], as the scripture says: Out of his belly shall flow rivers of living water. Now this he said of the Spirit which they should receive who believed in him: for as yet the Spirit was not given, because Jesus was not yet glorified.
Bagi umat Katolik yang sering membela �Filioque Procedit� di hadapan Ortodoks Timur tentu akan merasa sangat bahagia karena apa yang ia bela ternyata memiliki landasan Kitab Suci yang kuat. Kiasan mengenai Roh Kudus ini terlalu unik dan menarik untuk diabaikan atau dianggap sebagai kebetulan. Dan mari kita berjalan-jalan lagi ke Kitab Suci Bahasa Yunani.

Yoh 7:38
? p?ste??? e?? ?�?, ?a??? e?pe? ? ??af?, p?ta�?? ?? t?? ?????a? a?t?? ?e?s??s?? ?dat?? ???t??. (Greek Bible)
o pisteuwn eiV eme kaqwV eipen h grafh potamoi ek thV koiliaV autou reusousin udatoV zwntoV (Translit � Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)

Why 22:1
?a? ?de???? �?? p?ta�?? ?dat?? ???? ?a�p??? ?? ???sta????, ??p??e??�e??? ?? t?? ?????? t?? ?e?? ?a? t?? ??????. (Greek Bible)
kai edeixen moi kaqaron potamon udatoV zwhV lampron wV krustallon ekporeuomenon ek tou qronou tou qeou kai tou arniou (Translit - Perjanjian Baru Yunani Stephanos 1550)

Menarik sekali bahwa kata Yunani untuk  �air/?dat??� dan �sungai/p?ta�??� sama-sama hadir dalam kedua ayat tersebut, sementara kata Yunani untuk �kehidupan/???t??� berasal dari kata Yunani untuk �hidup/????.   Dan begitu mengagumkan lagi adalah bahwa Santo Yohanes Rasul, sang penulis Injil Yohanes, juga menulis Kitab Wahyu. St. Yohanes Rasul ternyata dengan jelas mengajarkan bahwa Roh Kudus �berasal/keluar/proceeds/procedit/ ??p??e??�a?� dari Bapa dan Putera.

Dan mari kita melihat juga ke Katekismus Gereja Katolik.

KGK 1137:
Wahyu santo Yohanes, yang dibacakan dalam liturgi Gereja, menyatakan pertama-tama: "Sebuah takhta terdiri di surga, dan di takhta itu duduk Seorang (Why 4:2): Allah "Tuhan" (Yes 6:1). Lalu Santo Yohanes melihat Anak Domba, yang kelihatan seperti "telah disembelih" (Why 5:6); itulah Kristus yang disalib dan bangkit, Imam Agung satu-satunya pada tempat kudus yang benar, yang serentak "berkurban dan dikurbankan, mempersembahkan dan dipersembahkan" (Liturgi santo Yohanes Krisostomus, Doa Syukur Agung). Akhirnya tampaklah "sungai air kehidupan, yang... mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta anak Domba" (Why 22:1) - salah satu lambang terindah untuk Roh Kudus.

1137 The book of Revelation of St. John, read in the Church's liturgy, first reveals to us, "A throne stood in heaven, with one seated on the throne": "the Lord God.�  It then shows the Lamb, "standing, as though it had been slain": Christ crucified and risen, the one high priest of the true sanctuary, the same one "who offers and is offered, who gives and is given." Finally it presents "the river of the water of life . . . flowing from the throne of God and of the Lamb," one of most beautiful symbols of the Holy Spirit.

Bukti dari Katekismus Gereja Katolik menjadi alasan untuk menerima bahwa Wahyu 22:1 begitu jelas mengatakan bahwa Roh Kudus �berasal/keluar/proceeds/procedit/ ??p??e??�a?� dari Bapa dan Putera. Dengan demikian, ajaran �Filioque Procedit� itu alkitabiah dan sesuai dengan iman para rasul (dalam hal ini St. Yohanes).

Saturday, October 29, 2011

Surat Kedua kepada Gereja di Korintus


Oleh: Kevin Perrotta

Paulus menulis surat-suratnya dalam bahasa Yunani dan para ahli telah menerjemahkan kata-kata Paulus ke dalam beberapa versi bahasa Inggris dan bahasa lainnya. Menerjemahkan kata-kata Paulus hanya merupakan jenjang pertama dalam memahami kata-kata Paulus. Jenjang kedua adalah menerapkan nasihat-nasihat Paulus ke dalam kehidupan kita sekarang. Seharusnya setiap orang dari kita dapat melibatkan diri dalam jenjang kedua ini.

Surat kedua kepada Gereja di Korintus menyajikan satu hal penting, yaitu kerasulan. Dalam 2 Korintus, Paulus sangat prihatin tentang hal ini. Paruh pertama dari suratnya (2:14 � 7:4) dipenuhi dengan penjelasan tentang pelayanan seorang rasul. Bab-bab terakhir (bab 10-12) merupakan serangan balik terhadap orang-orang yang menyangkalnya sebagai seorang rasul.

Secara sederhana, kita sekarang tidak mempunyai rasul-rasul, tetapi kita mempunyai uskup-uskup yang mewarisi kedudukan pastoral rasul-rasul itu melalui Suksesi Apostolik. Pada zaman ini sudah tidak ditemukan lagi misionaris-misionaris yang berkelana dari satu kota ke kota lain di mana umat Kristen setempat harus membedakan mana misionaris yang dapat mereka terima dan mana yang harus mereka tolak. Bagi saya sekarang, seorang imam yang telah ditahbiskan secara sah dan berkarya di bawah wewenang seorang uskup setempat telah menjawab pertanyaan-pertanyaan umat Korintus yang kala itu harus membedakan mana pemimpin-pemimpin yang benar dan mana yang tidak benar.

Di samping itu, kita tidak perlu diyakinkan lagi bahwa Paulus adalah rasul. Tetapi apakah Paulus seorang rasul atau tidak merupakan persoalan yang hangat di Korintus pada tahun 56. Lalu apa gunanya bagi kita membaca petunjuk-petunjuk Paulus dalam membedakan rasul yang benar atau tidak dan yang membela bahwa ia adalah seorang rasul?

Salah satu jawaban adalah keyakinan Paulus bahwa seorang rasul sejati membawa kematian dan hidup Yesus dalam dirinya. Para Rasul tidak hanya mewartakan Injil yang otentik tentang kematian dan kebangkitan Yesus. Mereka juga mengambil bagian dalam kematian Yesus dan menghayati hidup-Nya sedemikian rupa sehingga jika kita berhadapan dengan mereka, kita seakan-akan berhadapan dengan-Nya (lihat 2 Kor 14-16; 4-6,10,11). Itulah sebabnya Paulus mendesak mereka untuk meneladan diri-Nya (1 Kor 11:1). Paulus menjadi semacam cermin, umat Korintus dapat melihat Yesus dengan mata mereka, tetapi hanya melihat Yesus yang dicerminkan dalam diri Paulus.

Dalam pandangan Paulus, sangatlah penting bagi seorang rasul untuk mengambil bagian dalam kematian dan kebangkita Yesus, dan iniah yang merupakan kesulitan utama dengan orang-orang tertentu yang ingin menjadi misionaris karena mereka tidak memahami hal ini. �Rasul-rasul super� yang dicela Paulus dalam 2 Korintus 11:5 kelihatannya tidak menyelewengkan ajaran-ajaran Kristus. Paling tidak Paulus tidak menuduh mereka demikian dan celaan Paulus terhadap mereka tidak mengandung pembetulan doktrin-doktrin yang diajarkan. Paulus justru menekankan kelemahan-kelemahan dan penderitaan-penderitaannya dalam menjadi pelayan Kristus (2 Kor 11:16-33) yang berlawanan dengan sikap mereka yang tidak mengabarkan sikap Yesus yang melayani dengan lemah-lembut dan rendah hati.

Penghayatan Rasul Paulus akan wafat dan kebangkitan Yesus sangat berarti bagi kita karena kita juga dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam wafat dan kebangkitan Yesus. Yesus bersabda kepada semua orang yang percaya: �Mari, ikutlah Aku.� Injil-injil merupakan sumber utama kita dalam melakukan semua hal ini karena dalam Injil-injil itu kita melihat Yesus. Tetapi kita juga harus melihat bagaimana caranya mengikuti Dia, dan itu dapat kita ketahui dengan melihat orang-orang yang telah mengikuti-Nya. Kita mendapatkan gambaran tentang mengambil bagian dalam wafat dan kebangkitan Yesus dengan melihat kehidupan orang-orang yang telah melakukannya. Dan Para Rasul merupakan teladan-teladan pertama.

Jika kita membaca kata-kata Paulus tentang kerasulan dengan pandangan yang ditujukan pada apa yang diajarkannya kepada kita mengenai persatuan dengan Yesus, mungkin kita akan terkejut melihat beberapa fakta; misalnya tentang apa yang disebut oleh Paulus sebagai kuasa.

Kelihatannya masuk akal jika seorang pengikut Yesus, Sang Pembuat Mukjizat, juga mengalami kuasa yang luar biasa. Sekiranya demikianlah pendapat umat Korintus � itulah yang menjadi alasan mengapa mereka meragukan Paulus sebagai rasul yang otentik dan mengapa mereka tertarik pada misionaris-misionaris lain, yang memamerkan mukjizar-mukjizat dan pernyataan-pernyataan Allah yang diberikan kepada mereka. Sedangkan Paulus kelihatannya hanya mempunyai sedikit pewahyuan dan karunia-karunia roh.

Cara Paulus menangani persoalan-persoalan ini sangat baik. Jelas bahwa ia pun melakukan mukjizat-mukjizat dan menerima pernyataan-pernyataan Allah, tetapi ia cenderung tidak mengembar-gemborkannya. Tetapi ia mengatakan bahwa ia dapat berkata-kata dengan bahasa roh melebihi orang lain (1 Kor 14:18). Secara samar-samar ia menyebut mujizat-mujizat yang pernah terjadi dalam pelayanannya ( 2 Kor 12:12 ). Tetapi kelihatannya ketika ia mewartakan Injil di Korintus, ia tidak pernah menyebut satupun dari pengalaman spiritualnya itu (2 Kor 12:2-7).

Paulus menganggap perhatian umat Korintus terhadap hal-hal seperti itu keliru. Dalam pandangannya, kuasa Yesus yang telah bangkit bekerja dengan sangat kuat dalam diri kita bukan pada saat kita mengalami karunia-karunia roh yang luar biasa, melainkan bila kita sebagai pengikut Yesus sampai pada batas kemampuan kita dan merasakan kerapuhan dan kemiskinan dan penderitaan (2 Kor 1:9 ; 4:7-11). Di situlah kematian Yesus menjadi paling nyata bagi kita, demikian pula kuasa kebangkitan-Nya paling terlihat (2 Kor 12:9-10).

Ini adalah pesan yang keras. Seperti umat Korintus, kita mungkin lebih menyukai jika persatuan dengan Yesus mengangkat kita, paling tidak di atas tingkatan kelemahan kita. Tetapi gambaran Paulus tentang hidup Kristiani juga sangat menghibur. Kita mempunyai jaminan bahwa kelemahan-kelemahan kita yang banyak itu bukan hambatan bagi karya Allah. Paulus dengan tegas mengatakan bahwa jika kita bersatu dengan Yesus maka kelemahan-kelemahan kita menjadi alat yang paling berdaya guna di tangan Allah. Jadi kita mempunyai cita-cita yang tidak terlalu tinggi untuk dicapai. Kita tidak perlu mempunyai karunia-karunia roh yang luar biasa. Kita tidak memerlukan kemampuan-kemampuan yang luar biasa ataupun kepribadian yang mengesankan (Paulus rupanya seorang tokoh yang kurang mengesankan daripada lawan-lawannya yang mempunyai keyakinan diri yang besar). Pada intinya, persatuan dengan Yesus berarti mencintai dan dengan rahmat Allah hal itu dapat dilakukan oleh kita semua.

Pasti dalam kelemahan-kelemahan para rasul itu, kita dapat menemukan banyak hal yang dapat diterjemahkan ke dalam kehidupan kita, di saat ini dan di tempat lain. Bila kita membaca kata-kata Paulus tentang kerasulan yang penuh perhatian, pasti kita dapat menemukan pokok-pokok lain untuk diterjemahkan. Marilah kita menanggapi kata-katanya supaya apa yang benar bagi Para Rasul juga menjadi benar bagi kita sehingga dalam diri kita orang juga dapat melihat gambaran Yesus.

Sumber: Sabda Allah bagi Anda - Oktober 1996

Penulis: Kevin Perrotta adalah seorang jurnalis Katolik dan sekarang adalah mantan editor dari God�s Word Today. Ia adalah penulis buku Six Weeks with the Bible, Invitation to Scripture, dan  Your One-Stop Guide to the Bible. Kevin Perrotta tinggal di Ann Arbor, Michigan.

Thursday, October 27, 2011

Surat Pertama kepada Gereja di Korintus

oleh Kevin Perrotta  

St. Paulus tiba di Korintus sekitar tahun 50. Ia bekerja siang dan malam. Ia mempertobatkan orang dan ada juga yang menjadi musuh-musuhnya. Setelah satu setengah tahun tinggal di kota itu, ia meninggalkannya.

Di Korintus yang hiruk pikuk dan sibuk itu, ia meninggalkan sekelompok orang-orang percaya � beberapa ratus orang, ada yang kaya, sebagian besar dari mereka adalah orang miskin. Sekarang mereka menjadi orang Kristen, tetapi mereka adalah tetap orang Korintus. Mereka telah mendengarkan tentang Injil, Roh Kudus telah berkarya di tangan mereka dengan cara yang luar biasa, tetapi mereka tetap merupakan orang-orang yang suka bertengkar, terlihat jelas bahwa tidak semua berjalan lancar.


Sang Misionaris dan mereka yang telah dipertobatkan tidak pernah saling melupakan. Ia menulis surat kepada mereka, surat ini telah hilang. Ia mengutus seorang sahabatnya, bernama Timotius untuk menjenguk mereka. Mereka menulis surat kepadanya. Beberapa di antara mereka yang sedang melakukan perjalanan untuk berdagang, bertemu dengannya dan memberitakan tentang keadaan Korintus. Tidak semuanya beres di kota itu.

Tidak mengherankan jika umat di Korintus bertengkar satu sama lain. Mereka telah menjadi �ahli� dalam agama yang baru ini � cukup pandai untuk berselisih tentang siapa misionaris Kristen yang benar-benar rohani, dan tidak semua orang di Korintus memilih Paulus sebagai yang paling top. Yang �kasar, kuat dan licik� memperlakukan umat Kristen ini sebagai suatu kumpulan yang dapat mereka kuasai. Ada banyak hal tentang Injil yang belum dipahami umat Korintus, ada banyak hal dalam diri mereka yang belum diubah oleh Injil.

Paulus menulis sepucuk surat lain. Ia menulis, perselisihanmu menunjukkan betapa sedikitnya kamu memahami Yesus. Maka ia kembali kepada dasar: kematian dan kebangkita Yesus, panggilan untuk mengasihi, pengharapan akan kebangkitan. Orang-orang Korintus mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendebatnya dan Paulus menjawab mereka. Paulus dapat pula menjadi seorang pendebat bernada tajam, tetapi ia mengasihi umat Korintus. Meskipun sibuk, ia tetap meluangkan waktu untuk menulis jawaban yang jelas tentang persoalan-persoalan itu dan sampai saat ini pun orang-orang Kristen masih membaca suratnya untuk mengerti makna Kristianitas.

Itulah surat pertama kepada Gereja di Korintus.

Betapapun baiknya surat itu, itu hanyalah sepucuk surat. Memang ada pengaruhnya, tetapi tidak mengurangi kekasaran orang-orang Korintus ataupun melunakkan kekuatan mereka. Dan kemudian Timotius kembali dengan membawa kabar buruk. Beberapa orang Kristen di Korintus berniat menolak Paulus sebagai pembimbing mereka. Telah empat tahun Paulus meninggalkan Korintus, saatnya telah tiba untuk kembali ke kota itu. Setelah beberapa hari mengarungi lautan, ia tiba di sana.

Pertemuannya dengan mereka merupakan malapetaka. Salah seorang di antara mereka melawan Paulus di depan umum, sedangkan yang lain hanya menonton pertentangan mereka berdua. Di mana kesetiaan mereka?

Paulus yang merasa terkejut, terluka dan marah, sebenarnya dapat melecut mereka dengan kecaman dan memperbaiki mereka. Tetapi ia menahan diri dan meninggalkan mereka dan berjanji akan kembali. Kemudian ia mengubah niatnya untuk segera kembali ke Korintus. Ia ingin mengetahui apa pengaruh suratnya kepada umat Korintus.

Surat itu (sekarang hilang) memang berpengaruh kepada umat Korintus. Bukankah Paulus adalah Bapa Iman mereka? Ia mengetahui isi hati anak-anaknya dan surat itu membuat mereka sedih. Mereka dihadapkan pada pilihan antara Paulus dan Injilnya atau orang lain dengan �injil� yang lain, dan mereka memilih Paulus. Mereka memperkuat hubungan dengan Paulus, sedangkan anggota-anggota yang telah menghina Paulus dikucilkan dari kumpulan mereka.

Sementara waktu berlalu, kemudian Titus, seorang sahabat Paulus, mengunjungi Korintus dan memberi berita tentang perubah hati umat Korintus kepada Paulus. Tentu saja ia merasa lega dan segera menulis surat yang menyambut baik kesetiaan mereka. Ia menjelaskan mengapa ia menunda kunjungannya. Ia mendesak mereka untuk mengampuni orang-orang yang telah menghinanya, dan ia memberikan penjelasan panjang lebar tentang kepemimpinan Kristiani supaya mereka tidak mudah tersesat di kemudian hari. Surat ini kemudian disebut Surat kedua kepada Gereja di Korintus.

Di Kota Korintus yang selalu bergejolak dan ramai itu agama Kristen berkembang seperti pasukan gerilya: maju dua langkah, mundur selangkah. Paulus sudah menyelesaikan beberapa persoalan, namun beberapa persoalan lain tiba-tiba muncul. Ada laporan bahwa beberapa misionaris yang singgah ke kota itu membujuk umat Korintus melawan Paulus. Mereka meniupkan kecurigaan-kecurigaan kepada tujuan Paulus, mereka mencoretnya karena dianggap sebagai orang yang tidak rohani. Mereka menghayati suatu Injil yang berbeda.

Sekali lagi Paulus merasa disakiti hatinya dan marah. Ia menulis surat lagi. Sekarang ia menunjukkan bahwa ia juga dapat menjadi seorang pemberang dan kuat. Ia mengecam dan mengancam umat Korintus. Ia mengembalikan para �rasul super� itu pada tempatnya. Ia menelanjangi kedangkalan sikap mereka.

Surat ini ada dan sekarang disatukan dengan surat sebelumnya, oleh Paulus atau mungkin juga oleh orang lain dan merupakan bab 10-13 dari surat 2 Korintus.

Apa yang terjadi setelah itu? Tak seorang pun mengetahuinya. Sekali lagi Paulus mengunjungi Korintus. Kita tidak mempunyai informasi tentang kunjungan ini kecuali bahwa ia tinggal di rumah seorang Kristen yang kaya dan di sana ia menulis penjelasan lain tentang Kristianitas: surat kepada umat di Roma yang ditulis kira-kira tahun 56-57, enam atau tujuh tahun setelah ia pertama kali mengunjungi Korintus sebagai seorang misionaris miskin yang berharap dapat menabur benih Injil di kota orang-orang yang berbahu lebar dan keras ini.

Dari Korintus, Paulus menuju Tanah Suci. Ia tidak pernah kembali ke Korintus lagi. Di Yerusalem ia ditangkap dan kemudian di bawa ke Roma untuk diadili. Di kota itu, ia dihukum mati, kira-kira pada tahun 64.

Kita hampir tidak mengetahui apa-apa tentang umat Kristen satu generasi setelah Paulus. Ada sedikit peninggalan � sebuah prasasti batu � tentang seorang yang bernama Erastus, seorang Kristen kaya yang menaiki jenjang politik di kota itu dan menjadi komisaris pekerjaan umum. Tentunya ia adalah seorang kuat dan pemberani. Gereja Korintus setelah Paulus masih bertahan. Pada tahun 96, Gereja Roma sebagai Gereja yang memimpin Gereja-gereja lain dalam kasih menulis surat kepada Gereja Korintus.


Sumber: Sabda Allah bagi Anda - Oktober 1996

Penulis: Kevin Perrotta adalah seorang jurnalis Katolik dan sekarang adalah mantan editor dari God�s Word Today. Ia adalah penulis buku Six Weeks with the Bible, Invitation to Scripture, dan  Your One-Stop Guide to the Bible. Kevin Perrotta tinggal di Ann Arbor, Michigan.


Pax et Bonum

Lihat juga:
Surat Kedua kepada Gereja di Korintus
Surat Ketiga kepada Gereja di Korintus / Surat Paus St. Klemens

Friday, September 9, 2011

Contekan ayat: Kita Harus Menyampaikan Ajaran Iman dan Moral seturut Ajaran Gereja



Ayat yang menunjukkan kita harus mengawasi setiap apa saja yang kita sampaikan dalam ajaran Iman dan Moral.
Mat 18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.  Mat 18:7 Celakalah dunia dengan segala penyesatannya: memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakannya.  Mat 18:8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.  Mat 18:9 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan bermata satu dari pada dicampakkan ke dalam api neraka dengan bermata dua. 
1Tim 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. 
Ayat yang menunjukkan bahwa ajaran yang kita sampaikan harus sesuai ajaran Gereja.
1Tim 3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.  1Tim 3:15 But if I tarry long, that thou mayest know how thou oughtest to behave thyself in the house of God, which is the CHURCH of the living God, the pillar and ground of the truth. 
Mat 18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.  Mat 18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan.  Mat 18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada GEREJA. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan GEREJA, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.  Mat 18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. 
Mt 18:15 But if thy brother shall offend against thee, go, and rebuke him between thee and him alone. If he shall hear thee, thou shalt gain thy brother.  Mt 18:16 And if he will not hear thee, take with thee one or two more: that in the mouth of two or three witnesses every word may stand.  Mt 18:17 And if he will not hear them: tell the CHURCH. And if he will not hear the CHURCH, let him be to thee as the heathen and publican.  Mt 18:18 Amen I say to you, whatsoever you shall bind upon earth, shall be bound also in heaven; and whatsoever you shall loose upon earth, shall be loosed also in heaven.

 Pax et Bonum

Tuesday, September 6, 2011

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru oleh In Cruce Salus



Selamat menjelang malam putera-puteri Gereja Bundaku, Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Perjanjian Lama telah menubuatkan digantinya hukum Taurat dengan Hukum yang lebih sempurna, namanya adalah Perjanjian Baru.
Mari bersama kita baca Ibrani 8:8-12:
"Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan DATANG WAKTUNYA," demikianlah firman Tuhan, "AKU AKAN MENGADAKAN PERJANJIAN BARU dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda," (Ibr 8:8)
"bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan." (Ibr 8:9)
"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel SESUDAH WAKTU ITU," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. (Ibr 8:10)
Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku. (Ibr 8:11)
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." (Ibr 8:12)
BACA JUGA Yer 31:31-34
Sesungguhnya,akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan PERJANJIAN BARUperjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi Tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN. Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."

* Apakah hukum Taurat masih berlaku?

Tidak.

Namun patut dicatat bahwa dalam hukum Taurat juga terkandung natural law alias hukum-hukum yang dicatat dalam hati manusia oleh Allah (Rom 2:15). Sepuluh perintah Allah termasuk bagian dari natural law. Jadi, hanya karena Taurat sudah tidak berlaku bukan berarti natural law tidak berlaku. Taurat memang dihapus, tapi natural law tidak. Jadi bagian Taurat yang termasuk natural law masih berlaku (karena hukumnya beda dengann hukum Taurat).

* Apakah Yesus datang untuk meniadakan Taurat?
Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan UNTUK MENGGENAPINYA. Selama langit dan Bumi masih ada maka tidak ada satu titikpun dari hukum taurat yang akan ditiadakan SEBELUM SEMUANYA TERJADI.
Berarti apa? Berarti bahwa setelah "semuanya terjadi" maka Hukum Taurat bisa diganti.

Jadi yang dimaksud Yesus tidak meniadakan hukum Taurat ialah bahwa IA datang ke dunia untuk MENGGENAPI SEMUANYA, terutama tentang NUBUAT DIRI-NYA dan MEMBAWA AJARAN BARU serta perintah Allah SECARA PENUH.
Darah Yesus adalah darah yang diteteskan untuk Perjanjian Baru itu:
Luk 22:20

Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah PERJANJIAN BARU OLEH DARAH-KU, yang ditumpahkan bagi kamu.
Oleh karena Ia berkata-kata tentang PERJANJIAN YANG BARU, Ia menyatakan YANG PERTAMA sebagai PERJANJIAN YANG TELAH MENJADI TUA. Dan apa yang telah MENJADI TUA DAN USANG, telah dekat kepada kemusnahannya. (Ibr 8:13)

Hukum Taurat memang sudah tidak berlaku, namun patut dicatat bahwa dalam hukum Taurat juga terkandung natural law alias hukum-hukum yang dicatat dalam hati manusia oleh Allah (Rom 2:15).

Sepuluh perintah Allah termasuk bagian dari natural law. Jadi, hanya karena Taurat sudah tidak berlaku bukan berarti natural law tidak berlaku. Taurat memang dihapus, tapi natural law tidak. Jadi bagian Taurat yang termasuk natural law masih berlaku (karena hukumnya beda dengan hukum Taurat).

Deo Vindice!"--"(Dengan) Tuhan sebagai Pelindung (Kita)."
[ICS, In Cruce Salus]