Latest News

Showing posts with label Kepausan. Show all posts
Showing posts with label Kepausan. Show all posts

Friday, March 1, 2013

Lambang-lambang Pada Masa Sedevacante

Lambang Masa Sedevacante 
Lambang Untuk Kardinal Kamerlengo. Ruang putih kosong akan diisi lambang kardinal kamerlengo serta mottonya.
Lambang Kardinal Kamerlengo saat ini, Kardinal Tarcisio Bertone, SDB.

Saat ini Gereja Katolik mengalami masa SEDEVACANTE atau Tahta Suci sedang kosong/lowong semenjak Paus Benediktus XVI mengundurkan diri dan menjadi Paus Emeritus. Berdasarkan Universi Dominici Gregis, pemerintahan Tahta Suci pada Masa Sedevacante diserahkan kepada Kolese Kardinal tetapi dalam kapasitas terbatas. Pada waktu yang sama, seluruh kepala Kuria Roma melepaskan jabatan kurianya. Hal ini tidak berlaku bagi Kardinal yang menjadi Kardinal Kamerlengo yang dibebankan tugas sebagai Pejabat Kepala Negara Vatikan dengan otoritas terbatas dan terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan konklaf serta Penitensiaris Utama yang tetap menjalankan perannya. Bila ada yang ingin melakukan sesuatu hal yang mensyaratkan persetujuan Paus, maka orang tersebut harus mengajukan permohonan kepada Kolese Kardinal. Duta Besar dan Utusan Paus tetap menjalankan fungsi diplomatiknya dan baik Vikaris Jenderal Roma dan Vikaris Jenderal Negara Kota Vatikan tetap menjalankan peran pastoralnya selama masa Sedevacante ini. 


Lambang Kepausan juga berubah selama masa sedevacante ini. Tiara atau Mahkota Kepausan digantikan dengan umbraculum atau ombrellino yaitu logo payung. Hal ini menyimbolkan bahwa Tahta Suci saat ini tidak memiliki Paus dan juga menyimbolkan pemerintahan sementara Kardinal yang menjalankan fungsi Kardinal Kamerlengo. Kardinal Kamerlengo akan menggunakan lambang ini di lengannya selama masa Sedevacante dan akan segera dilepas setelah seorang Kardinal terpilih menjadi Paus. Kardinal Kamerlengo saat ini adalah Kardinal Tarcisio Bertone, SDB.

 
Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter

Monday, February 11, 2013

Bapa Suci Benediktus XVI Mengundurkan Diri - Respon Indonesian Papist



Bapa Suci Benediktus XVI Mengunjungi Makam Paus St. Selestinus V di Gereja St. Maria di Collemaggo yang rusak parah karena gempa bumi tahun 2009. Makam Paus St. Selestinus V bebas dari kerusakan akibat gempa. source:  catholicweekly.au
Pada tanggal 28 April 2009, Paus Benediktus XVI datang mengunjungi Makam Paus St. Selestinus V di Gereja Santa Maria di Collemaggio yang rusak parah karena gempa bumi tahun 2009 di Italia. Untuk menandai hari ulang tahun ke-800 Paus St. Selestinus V, Paus Benediktus XVI memproklamirkan Tahun Selestinus dari 28 Agustus 2009 hingga 29 Agustus 2010. Siapakah Paus St. Selestinus V? Ia adalah seorang Kudus, seorang biarawan Benediktin pengikut spiritualitas St. Benediktus dari Nursia yang terpilih sebagai Paus namun kemudian mengundurkan diri dari tahta kepausannya.


Hari ini, 11 Februari 2013, Bapa Suci Benediktus XVI yang mengambil nama St. Benediktus dari Nursia sebagai nama kepausannya, mengikuti jejak Paus St. Selestinus V, mengumumkan bahwa Beliau akan mengundurkan diri pada 28 Februari 2013 pukul 20.00.  Alasannya adalah Paus Benediktus XVI menyatakan tidak mampu lagi melaksanakan tugas pelayanannya karena kesehatan yang semakin memburuk. Pengumuman ini bisa dibaca sendiri di situs radio resmi dan situs berita resmi Vatican di mana terdapat rekaman suara Bapa Suci yang mengumumkan pengunduran diri Beliau.
http://en.radiovaticana.va/articolo.asp?c=663815

Bagaimanakah kita menanggapi soal ini? haruskah kita panik dan ketakutan?

Berita pengunduran ini memang mengejutkan banyak pihak dan reaksi terhadap pernyataan Paus ini beragam; dari yang terkejut sekali, mengejek, sedih, marah dan sebagainya.

Secara pribadi, Indonesian Papist merasa sangat sedih sekali dikarenakan Bapa Suci Benediktus XVI adalah seorang Paus yang teguh dan tegas. Banyak tulisan telah Beliau hasilkan sejak ditahbiskan sebagai Imam hingga dipilih Roh Kudus menjadi Paus bagi lebih dari 1 milyar umat Katolik di dunia. Pada masa Beliaulah, saya bisa mengenal iman Katolik lebih dalam dan berani untuk mempertanggungjawabkannya melalui apologetika dan mewartakannya di dunia maya. Pada masa Beliau jugalah, saya bisa merasakan Misa Latin Tradisional, Misa Tridentinum.

Sejak pengunduran diri Beliau nanti, Tahta Suci akan memasuki fase "Sedevacante", Tahta sedang Kosong, di mana Para Kardinal Gereja Katolik akan mempersiapkan konklaf untuk memilih Paus berikutnya.

Paus Benediktus XVI, berdasarkan sejarah, bukanlah Paus pertama yang mengundurkan diri. Seorang Paus, meskipun tidak lazim, dapat mengundurkan diri dari Tahta Suci. Bapa Suci dapat mengundurkan diri jika ia menghendakinya. Kitab Hukum Kanonik menyatakan, �Apabila Paus mengundurkan diri dari jabatannya, maka untuk sahnya dituntut agar pengunduran diri itu terjadi dengan bebas dan dinyatakan semestinya, tetapi tidak dituntut bahwa harus diterima oleh siapa pun� (Kan 332 no 2). Namun demikian, jika seorang paus dipilih sebagai Penerus St Petrus, Gereja mengharapkan bahwa ia tetap mengemban jabatannya hingga akhir hayatnya.

Paus pertama yang mengundurkan diri adalah Paus St Pontianus yang dipilih sebagai Penerus St Petrus pada tanggal 21 Juli 230. Dalam masa penganiayaan umat Kristiani di bawah Kaisar Maximinus Thrax, St Pontianus dibuang ke Sardinia dan dijatuhi hukuman kerja paksa di tambang garam, di mana tak seorang pun diharapkan keluar dalam keadaan hidup dari sana. Sebab itu, ia mengundurkan diri sebagai paus pada tanggal 28 September 235 guna memungkinkan pemilihan seorang paus baru, St. Anterus, yang dapat menggembalakan Gereja. Paus St Pontianus wafat sebagai martir pada tahun 236 (atau 237), karena perlakuan keji terhadapnya atau karena suatu pukulan yang mematikan.

Paus lain yang mengundurkan diri adalah St Selestine V, yang dipilih sebagai paus pada tanggal 5 Juli 1294 dan dinobatkan pada tanggal 29 Agustus. St Selestine adalah seorang biarawan Benediktin yang menikmati hidup sebagai seorang pertapa dan terkenal karena spiritualitasnya. Guna mengakhiri jalan buntu Dewan Kardinal, ia dipilih sebagai paus meskipun usianya telah 84 tahun. Segera saja ia menjadi korban muslihat para kardinal dan kaum bangsawan. Ia mengundurkan diri pada tanggal 13 Desember 1924 dan kembali ke biaranya. Penerusnya, Paus Bonifasius VIII, memerintahkan agar St Selestine dipenjarakan, agar tak memungkinkan adanya usaha untuk menaikkannya ke tahta lagi. Paus St Selestine wafat pada tanggal 19 Mei 1295.

Paus Gregorius XII (1406 - 1415) terpilih sebagai paus yang sah pada masa di mana ada dua paus tandingan: Anti Paus dari Avignon - Benediktus XIII - yang didukung oleh raja Perancis; dan Anti Paus dari Pisa - Yohanes XXIII - yang didukung oleh Konsili Pisa yang diselenggarakan oleh kaum pembelot. (Perlu diingat bahwa kedua nama yang disebut belakangan tersebut bukanlah paus yang sesungguhnya.) Pada akhirnya, dalam Konsili Konstans (yang merupakan konsili resmi), guna memulihkan Gereja, Paus Gregorius XII secara resmi mengundurkan diri, Benediktus XIII mengundurkan diri dan Yohanes XXIII dipaksa turun tahta; lalu dipilihlah Paus Martin V (1417 - 1431) sebagai penerus sah St Petrus, menggantikan Paus Gregorius X.

Oleh karena itu, apa yang bisa kita lakukan sekarang adalah mendukung dan menghargai keputusan Bapa Suci Benediktus XVI ini dan mendoakan Beliau supaya selalu dilindungi dan diberkati Allah. Marilah kita doakan semoga Roh Kudus memilih pengganti Beliau yang kudus untuk menggembalakan kita.

Oh Santo Petrus, doakanlah Paus Benediktus XVI. Amin

Referensi: Pater William Saunders: Can A Pope Retire?
Pax et Bonum

Tuesday, December 25, 2012

PESAN PAUS BENEDIKTUS XVI BAGI KOTA DAN DUNIA (URBI ET ORBI), 25 Desember 2012


Bapa Suci Benediktus XVI Pada Misa Malam Natal 2012
Saudara dan saudariku yang terkasih di Roma dan di seluruh dunia, selamat Natal bagi kamu dan keluargamu!

Dalam Tahun Iman ini, saya mengungkapkan salam Natal dan niat baik saya dalam kata-kata yang diambil dari salah satu Mazmur: "Kebenaran akan tumbuh dari bumi". Sebenarnya, dalam teks Mazmur, kata-kata ini berada di masa yang akan datang : "Kasih dan kebenaran akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kebenaran akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit. Bahkan TUHAN akan memberikan kebaikan, dan negeri kita akan memberi hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan akan membuat jejak kaki-Nya menjadi jalan� (Mzm 85:11-14).


Hari ini kata-kata kenabian ini telah digenapi! Dalam Yesus, yang dilahirkan di Betlehem dari Perawan Maria, kebaikan dan kebenaran sungguh telah bertemu, keadilan dan damai telah bercium-cium, kebenaran telah tumbuh dari bumi dan keadilan telah menjenguk dari langit. Santo Agustinus menjelaskan dengan singkat secara mengagumkan: "Apakah kebenaran itu? Putera Allah. Apakah bumi itu? Daging. Tanyakan dari mana Kristus telah dilahirkan, dan kamu akan melihat kebenaran telah tumbuh dari bumi ... kebenaran telah lahir dari Perawan Maria"(dalam Mzm 84:13). Dan dalam suatu khotbah Natal ia mengatakan bahwa �dalam pesta tahunan ini kita merayakan hari itu ketika nubuat tersebut tergenapi: �Kebenaran akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit'. Kebenaran, yang ada di pangkuan Bapa telah tumbuh dari bumi, berada di dalam rahim seorang ibu juga. Kebenaran yang memerintah seluruh dunia telah tumbuh dari bumi, yang akan diadakan dalam pelukan seorang perempuan... Kebenaran yang tidak dapat dimuat surga telah tumbuh dari bumi, diletakkan dalam sebuah palungan. Untuk kepentingan siapa dengan sangat mulia Allah menjadi sangat hina? Tentu saja tidak untuk diri-Nya sendiri, tetapi untuk kepentingan besar kita, jika kita percaya" (Sermones,185,1).

"Jika kita percaya". Di sini kita melihat kekuatan iman! Allah telah melakukan segalanya, Ia telah melakukan sesuatu yang mustahil: Ia menjadi manusia. Seluruh kuat kasih-Nya telah mengerjakan sesuatu yang melampaui semua pemahaman manusia: Yang Tak Terbatas telah menjadi seorang anak, telah memasuki keluarga manusia. Tetapi hingga kini, Allah yang sama ini tidak dapat masuk ke dalam hati saya kecuali saya membuka pintu bagi-Nya. Porta Fidei! Pintu Iman! Kita dapat menjadi takut dengan ini, berkebalikan dengan kemahakuasaan kita. Kemampuan manusia untuk mendekati Allah ini dapat membuat kita takut. Tapi lihatlah kenyataan yang mengusir pikiran suram ini, harapan yang mengatasi ketakutan: kebenaran telah tumbuh! Allah lahir! "Tanah telah memberi hasilnya" (Mzm 67:7). Ya, ada bumi yang baik, bumi yang sehat, suatu bumi yang dibebaskan dari semua keegoisan dan semua kekurangterbukaan. Di dunia ini ada tanah yang baik yang telah Allah persiapkan, sehingga Ia memungkinkan datang untuk tinggal di antara kita. Sebuah tempat tinggal untuk kehadiran-Nya di dunia. Bumi yang baik ini ada, dan hari ini juga, pada tahun 2012, dari bumi ini kebenaran telah tumbuh! Akibatnya, ada harapan di dunia, sebuah harapan yang dapat kita percayai, bahkan pada saat-saat yang paling sulit dan dalam situasi yang paling sulit. Kebenaran telah tumbuh, membawa kebaikan, keadilan dan perdamaian.

Ya, semoga perdamaian tumbuh bagi rakyat Suriah, yang sangat terluka, dan terpecah oleh suatu konflik yang tidak menghindarkan juga kaum berdaya dan menuai korban yang tidak bersalah. Sekali lagi saya menghimbau untuk mengakhiri pertumpahan darah, jalan masuk yang lebih mudah untuk kelegaan para pengungsi dan kaum terlantar, dan berdialog dalam pencarian solusi politik bagi konflik tersebut.

Semoga damai tumbuh di Tanah di mana Penebus dilahirkan, dan semoga Ia memberikan Israel dan Palestina keberanian untuk mengakhiri konflik dan perpecahan bertahun-tahun, dan untuk memulai dengan tegas jalan negosiasi.

Di negara-negara Afrika Utara, yang mengalami transisi besar dalam pencarian masa depan yang baru - dan terutama tanah Mesir yang terkasih, yan diberkati oleh masa kanak-kanak Yesus - semoga para warganegara bekerja sama untuk membangun masyarakat yang didasarkan pada keadilan dan penghormatan terhadap kebebasan dan martabat setiap orang.

Semoga damai tumbuh di Benua Asia yang luas. Semoga Kanak-kanak Yesus memandang dengan ramah orang-orang yang tinggal di dataran tersebut dan, khususnya, kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Semoga Sang Raja Damai memalingkan pandangan-Nya kepada para pemimpin baru dari Republik Rakyat Cina karena tugas mulia yang menanti mereka. Saya mengungkapkan harapan saya bahwa, dalam memenuhi tugas ini, mereka akan menghargai peran agama-agama, dalam rasa hormat untuk masing-masing agama, sedemikian rupa sehingga mereka dapat membantu untuk membangun masyarakat persaudaraan bagi kepentingan Rakyat Cina yang mulia dan seluruh dunia .

Semoga kelahiran Kristus mendukung kembalinya perdamaian di Mali dan kerukunan di Nigeria, di mana tindakan biadab terorisme terus menuai korban, khususnya di kalangan Kristiani. Semoga Sang Penebus membawa pertolongan dan kenyamanan kepada para pengungsi dari bagian timur Republik Demokratik Kongo, dan mengaruniakan perdamaian pada Kenya, di mana serangan brutal telah melanda penduduk sipil dan tempat-tempat ibadah.

Semoga Kanak-kanak Yesus memberkati sejumlah besar umat beriman yang merayakan-Nya di Amerika Latin. Semoga Ia meningkatkan kebajikan manusiawi dan Kristiani mereka, menopang semua orang yang dipaksa untuk meninggalkan keluarga dan tanah mereka, dan meneguhkan para pemimpin pemerintah dalam komitmen mereka untuk pembangunan dan melawan kejahatan.

Saudara dan saudariku yang terkasih! Kebaikan dan kebenaran, keadilan dan perdamaian telah bertemu, mereka telah menjadi menjelma dalam Anak yang dilahirkan Maria di Betlehem. Anak itu adalah Putera Allah; Ia adalah Allah yang muncul dalam sejarah. Kelahiran-Nya adalah sebuah kehidupan baru yang berbunga bagi seluruh umat manusia. Semoga setiap tanah menjadi tanah yang baik yang menerima dan menumbuhkan kebaikan dan kebenaran, keadilan dan perdamaian. Selamat Natal untuk kalian semua!

via Paroki St. Antonius Purbayan
Pax et Bonum

Sunday, December 23, 2012

Surat Natal Paus Benediktus XVI Waktu Kecil Kepada Bayi Yesus

Joseph Ratzinger Saat Berusia 5 Tahun
Surat tua yang baru-baru ini ditemukan dari Joseph Ratzinger kecil kepada Bayi Yesus mengungkapkan keinginan Sang Paus kala berusia 7 tahun untuk menjadi seorang imam dan juga mengungkapkan devosinya kepada Hati Kudus.
Dear Baby Jesus,
Quickly come down to earth. You will bring joy to children. Also bring me joy. I would like a Volks-Schott, green clothing for Mass and a heart of Jesus. I will always be good.
Greetings from Joseph Ratzinger

Terjemahan:
Bayi Yesus Yang Terkasih,
Bersegeralah turun ke bumi. Engkau akan membawakan sukacita kepada anak-anak. Juga membawakanku sukacita. Aku akan menyukai Volks-Schott, pakaian hijau untuk Misa dan sebuah hati Yesus. Aku akan selalu jadi baik.
Salam dari Joseph Ratzinger.
Catholic News Agency memberikan penjelasan singkat mengenai permintaan Natal Ratzinger kecil:
Hal pertama yang Paus inginkan adalah sebuah Schott, salah satu dari buku doa pertama dengan teks Misa dalam bahasa Jerman dan teks paralel dalam bahasa Latin. Pada waktu itu, terdapat dua edisi di Jerman, satu untuk orang dewasa dan satu untuk anak-anak.

Joseph Ratzinger dan Georg Ratzinger Pada Saat Merayakan Misa Perdana Mereka
Ratzinger kecil juga meminta �pakaian hijau untuk Misa�. Paus dan saudara-saudarinya terbiasa bermain �permainan imam�, dan ibu mereka, seorang penjahit, membantu mereka dengan membuatkan pakaian yang sama dengan yang dipakai oleh para imam. Info ini berdasarkan wawancara Inside The Vatican dengan saudara Paus, Mgr. Georg Ratzinger, beberapa tahun lalu.

Ratzinger kecil juga meminta hati Yesus, merujuk kepada sebuah gambar Hati Kudus di mana keluarganya memiliki devosi mendalam kepada Hati Kudus.

Permintaan ini, menurut korazym.org yang mempublikasikan surat tersebut, merupakan permintaan yang tidak biasa untuk seorang anak kecil berusia 7 tahun yang umumnya meminta mainan atau permen yang mana mainan dan permen tersebut selalu ada untuk ketiga saudaranya kala Natal.

Surat tua ini ditemukan selama renovasi sebuah rumah yang menjadi tempat tinggal Paus Benediktus XVI kala Beliau masih menjadi seorang professor di Regensburg, dan surat ini dipublikasikan pada tanggal 18 Desember yang lalu. Surat ini disimpan oleh saudari Paus, Mary, setelah rumah Paus tersebut dialihkan menjadi sebuah museum kecil yang didedikasikan kepada Paus.

�Paus sangat senang menemukan surat [tersebut] dan isinya membuat Beliau tersenyum,� kata sekretaris Paus, Monsinyur Georg Gaenswein.

Pax et Bonum

Thursday, December 6, 2012

Akun Twitter Palsu Bapa Suci Benediktus XVI



Pontifex_id BUKAN Akun Resmi Paus Benediktus XVI (Tolong Disebarkan dan Di-report juga akun twitter palsu tersebut)

Beberapa waktu lalu, sebagaimana yang diberitakan, Bapa Suci Benediktus XVI melaunching akun resminya di Twitter. Berdasark an info yang diberitakan oleh situs resmi berita Vatikan, news.va http://www.news.va/en/news/pope-benedict-to-launch-new-twitter-account


Bahasa Inggris: Pontifex,
Bahasa Jerman: Pontifex_de,
Bahasa Perancis: Pontifex_fr,
Bahasa Arab: Pontifex_ar,
Bahasa Spanyol: Pontifex_es
Bahasa Polandia: Pontifex_pl
Bahasa Italia: Pontifex_it
Bahasa Portugal: Pontifex_pt,


namun, hari ini admin melihat muncul sebuah akun twitter pontifex_id yang memberi keterangan:
"Benediktus XVI
@pontifex_id
Selamat datang di akun resmi Twitter Yang Mulia Sri Paus Benediktus XVI (Bahasa Indonesia)
Kota Vatican � http://t.co/1xpbRtks"


Perlu ditegaskan bahwa akun pontifex_id BUKAN akun resmi Paus Benediktus XVI dalam bahasa Indonesia. Hal ini sudah dikonfirmasi langsung oleh Indonesian Papist ke official page News.va English. Foto ini adalah screenshot klarifikasi dari News.va English.


Pax et Bonum: Dear News.va English, i want to ask about the legality of twitter account https://twitter.com/pontifex_id. Is it Pope's official account too? This account claims that it is also an official account.
News.va English: The account you mentioned is not an official account of the Pope. The Pope ONLY HAS EIGHT (8) official accounts, which are: @pontifex, @pontifex_es, @pontifex_it, @pontifex_pt, @pontifex_de, @pontifex_pl, @pontifex_ar, @pontifex_fr . Thank you for highlighting this.
Pax et Bonum: Ok, thank you very much for the clarification. Pax et Bonum



SEKADAR ANALISA, ada beberapa kejanggalan mengenai "akun resmi" dalam bahasa Indonesia ini:

1. Bila kita melihat ke semua akun resmi twitter Paus Benediktus XVI dalam ke-8 bahasa tersebut, kita melihat masing-masing akun tersebut memfollow ke-7 akun resmi lainnya. Tetapi dalam 7 akun resmi ini, tidak kita jumpai bahwa setiap akun tersebut juga memfollow "akun" berbahasa Indonesia. Jadi, karena ke-8 akun resmi Paus Benediktus XVI tidak memfollow akun "pontifex_id", maka keabsahan akun "pontifex_id" DIRAGUKAN.

2. Di akun pontifex_id, anda akan melihat bahwa gelar yang digunakan adalah "Yang Mulia" sementara yang benar harusnya adalah "Yang Kudus".
Setiap akun resmi akan menggunakan kata-kata yang bila diterjemahkan menjadi "Yang Kudus".
contohnya:
Bahasa Inggris: His Holiness Pope Benedict XVI
Prancis: Saint P�re Beno�t XV
Jerman: Santidade Papa Bento XVI
"Yang Mulia" dalam Gereja Katolik dipakai untuk menyebut Uskup. Contoh: Yang Mulia Ignatius Suharyo
Tambahan Info: terdapat penyebutan resmi ke pada setiap kaum tertahbis.
Imam = Yang Terhormat
Uskup dan Uskup Agung = Yang Mulia
Kardinal = Yang Utama
Paus = Yang Kudus / Yang Suci

3. Setiap akun resmi Paus Benediktus XVI mencantumkan "news.va", tetapi akun pontifex_id ini malah mencantumkan: " hxxp://t.co/1xpbRtks ". Memang short link ini akan mengarah ke news.va, tetapi jelas sekali formatnya berbeda dari akun resmi yang menggunakan "news.va".

4.akun pontifex_id mencantumkan keterangan bahasa yang digunakan, ditulis dalam kurung: "(Bahasa Indonesia)" tetapi format penulisan bahasa seperti ini tidak ditemukan di 8 akun resmi Paus Benediktus XVI.


Pax et Bonum