Latest News

Showing posts with label Katekese. Show all posts
Showing posts with label Katekese. Show all posts

Tuesday, October 2, 2012

Cara Merenungkan Misteri-misteri Doa Rosario




Setiap kali berdoa Rosario, hampir selalu kita akan merenungkan misteri-misteri Kitab Suci yang dalam Doa Rosario terbagi atas Peristiwa Sedih, Peristiwa Gembira, Peristiwa Mulia dan yang paling baru yaitu Peristiwa Terang. Tentu ada di antara umat Katolik sekalian termasuk saya sendiri pernah mengalami kesulitan-kesulitan untuk merenungkan Misteri-misteri tersebut. Ada juga di antara umat Katolik termasuk saya sendiri yang seringkali hanya sekadar membaca Misteri-misteri tersebut tanpa mencoba untuk masuk ke dalamnya.

Dua hari lalu teman saya menghibahkan sejumlah buku-buku tua yang bagus, salah satunya adalah buku doa berukuran kecil (buku saku) keluaran Januari 1999 yang berisi doa-doa dasar dan umum dalam Gereja Katolik. Dalam buku ini pula, saya temukan sebuah penjelasan cara-cara untuk merenungkan Misteri-misteri dalam Doa Rosario yang saya yakin bermanfaat untuk kita semua.


Cara-cara Merenungkan Misteri-misteri dalam Doa Rosario

1. Melihat apa yang terjadi: Sewaktu berdoa, kita membayangkan peristiwa yang bersangkutan dengan bantuan angan-angan, atau dengan memakai gambar-gambar seperti yang terdapat dalam buku ini. Kita hendak melihat apa yang terjadi, dan seakan-akan hadir pada peristiwa yang kita renungkan; mengamat-amati bagaimana malaikat menghadap Maria, mendengarkan apa yang dikatakan malaikat dan apa yang dikatakan Maria. Jadi, kita memandang dan mendengarkan! Oleh sebab itu, peristiwa-peristiwa yang disajikan hendaknya direnungkan dan dipikirkan dalam-dalam.

2. Bersama dengan Yesus dan Maria:  Tanpa berkhayal pun kita dapat bersama-sama dengan Yesus dan Maria, yaitu dalam sikap iman seakan-akan �beristirahat� dalam Allah. Kita tidak perlu memperhatikan kata-kata yang kita ucapkan, dan tidak perlu menaruh banyak minat pada arti kata-kata itu. Perhatian hanya kita arahkan kepada Allah. Kita berdiam di dalam Dia. Kita berbuat sesedikit mungkin untuk membiarkan Allah berkarya dalam diri kita, menguasai sepenuhnya hati kita. Maka doa dan misteri hanya satu tujuannya, yaitu mempersiapkan jalan untuk bertemu dengan Allah, yang berbicara tanpa kata. Bagi banyak orang, berdoa Rosario memberikan kedamaian di tengah-tengah kegelisahan apapun. Karena Doa Rosario ini pula banyak orang kudus merasa terdorong untuk menjalin hubungan mesra dengan Tuhan dan orang-orang yang baru mulai membina kehidupan rohani terdorong untuk lebih giat belajar berdoa.

3. Membagi-bagikan Misteri: Untuk lebih mudah memusatkan perhatian, misteri-misteri dapat dibagi-bagi sehingga pada setiap sepuluh kali �Salam Maria�, ada satu segi tertentu yang direnungkan dan diperhatikan. Kalau dengan cara ini Doa Rosario dirasakan menghabiskan lebih banyak waktu, maka lebih baik berdoa 20 sampai 30 kali �Salam Maria� (berarti 2 atau 3 Misteri saja dulu) saja daripada menyelesaikan ke-5 Misteri dengan tergesa-gesa dan tanpa menaruh perhatian apapun. Lain waktu dapat dilanjutkan. Sebab jangan lupa bahwa Doa Rosario adalah sebagai media bantuan untuk bertemu dengan Tuhan.
4. Menelaah Misteri: Dengan bantuan gambar atau visualisasi misteri-misteri, kita dapat melihat dan merenungkannya. Umpama saja, kita melihat suatu peristiwa yang menunjukkan betapa besar cinta Yesus kepada kita (misalnya peristiwa Yesus Didera). Kita lalu terdorong untuk mencintai-Nya, mengabdi-Nya dan menyatakan simpati kepada-Nya. Kita dapat seolah-olah hadir bersama dengan Dia di Tanah Suci misalnya dengan masuk ke dalam gua di Betlehem, berdiri di bawah salib dan memperhatikan wajah Maria yang berubah menjadi berseri-seri ketika melihat Putera-Nya yang bangkit. Dan barangkali hati kita dengan sendirinya memikirkan kembali arti kata-kata yang kita ucapkan: �Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini!�

5. Merenungkan hasil-buah Misteri: Setiap misteri mempunyai hasil-buah sendiri. Dan setiap misteri harus diwujudkan di dalam kehidupan kita masing-masing. Semua peristiwa dalam Doa Rosario menceritakan hidup Yesus dan Bunda-Nya. Tetapi hidup Yesus dan Bunda-Nya terus berlangsung dalam hidup kita. Misteri hidup Kristus ialah misteri hidup kita. Oleh sebab itu, sebaiknya kita memeriksa apa yang diajarkan setiap misteri itu kepada kita dan bertanya: �Bagaimana kita dapat mewujudkannya?�. Misalnya, dengan Misteri Gembira yang pertama (Kabar Malaikat kepada Maria), kita dapat merenungkan makna ucapan Maria: �Aku ini hamba Tuhan�. Ucapan itu menyatakan kesediaan sempurna untuk melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan. Maria tidak menganggap dirinya lebih daripada seorang hamba. Tugas dan kewajibannya tak lain dan tak bukan adalah melakukan semua yang diperintahkan Allah. Apakah kita memiliki sikap demikian itu? Bukankah kita juga harus bersedia melakukan apa saja yang dikehendaki Allah? Memang, seharusnya kita dapat menyesuaikan diri secara sempurna dengan kehendak Allah. Bila keinginan ini ada, kita dapat memohon perantaraan Maria untuk memperoleh anugerah itu. Dengan cara yang sama, kita dapat merenungkan setiap misteri, memikirkannya, mewujudkannya dalam diri kita dan berusaha mengubah hidup kita sesuai dengan ajaran yang tercantum di dalamnya. Rosario yang kita doakan setiap hari dengan cara demikian akan merupakan kekuatan bagi kita untuk maju dalam pengabdian kita kepada Tuhan.

6. Berdoa untuk Ujud (Intensi) tertentu:  Doa Rosario sungguh-sungguh suatu doa untuk kehidupan sehari-hari seperti telah dijelaskan dalam Kata Pengantar. Suatu kebiasaan yang baik ialah membuat suatu ujud pada setiap sepuluh kali �Salam Maria� dan mendoakannya. Ujud itu biasanya sesuai dengan hal yang menarik perhatian kita sekarang ini atau sesuai dengan misteri dari sepuluh Salam Maria yang bersangkutan.

Misalnya: Peristiwa-peristiwa Gembira berhubungan dengan masa kecil Yesus. Maka kita berdoa untuk orang tua, anak-anak, para pendidik, hidup keluarga dsb. Pada Peristiwa Pertama, kita berdoa untuk para ibu yang sedang menantikan kelahiran anak yang baru; pada Peristiwa Kedua untuk para bidan dan perawat agar meneladan Maria yang membantu Elizabeth; pada Peristiwa Ketiga untuk bayi-bayi yang lahir dalam kemiskinan; pada Peristiwa Keempat untuk mempersembahkan anak-anak kita kepada Yesus dan Maria; dan pada Peristiwa Kelima untuk mendoakan anak-anak kita supaya tidak meninggal atau mengalami gangguan dalam masa kecil. Dapat pula kita menyatakan kerelaan kita untuk menyerahkan anak kita kepada Tuhan, jika Tuhan memanggilnya untuk tugas yang luhur di dalam rumah Bapa.

Pada Peristiwa-peristiwa Sedih, kita berdoa untuk berbagai macam golongan pendosa, misalnya untuk mereka yang murtad dan tegar-hati (peristiwa pertama); untuk yang melanggar kemurnian dan menodai kesetiaan dalam pernikahan (peristiwa kedua); untuk yang sombong dan angkuh (peristiwa ketiga), untuk yang mendurhakai Tuhan (peristiwa keempat); dan untuk semua pendosa (peristiwa kelima).

Pada Peristiwa-peristiwa Mulia kita berdoa untuk kejayaan Gereja (peristiwa pertama), untuk pikiran manusia agar lebih tertuju kepada Allah (peristiwa kedua); untuk mohon bantuan Roh Kudus (peristiwa ketiga); untuk mohon perantaraan Santa Maria, Ratu dan Bunda kita (peristiwa keempat) dan untuk mohon agar ia membimbing kita menuju kepada kebahagiaan abadi, mahkota hidup kita di surga (peristiwa kelima).

Tambahan dari Indonesian Papist - Pada Peristiwa-peristiwa Terang kita berdoa untuk sanak keluarga dan sahabat-sahabat kita yang akan dibaptis (peristiwa pertama), berdoa untuk pernikahan kita, saudara kita, atau sahabat kita agar Kristus mau menyatakan diri-Nya di dalam pernikahan-pernikahan tersebut (peristiwa kedua), berdoa untuk pewartaan Injil dan pertobatan kepada setiap orang di era modern ini (peristiwa ketiga), berdoa agar Kristus mau hadir dan menampakkan kemuliaan-Nya dalam kehidupan menggereja kita (peristiwa keempat) dan berdoa agar pelanggaran-pelanggaran Liturgi semakin hari semakin berkurang (peristiwa kelima).

7. Menyelingi doa dengan bacaan Kitab Suci: Paus Pius XII dan Paulus VI sering menyebut Doa Rosario sebagai �ringkasan seluruh Injil�. Memang demikian. Misteri-misteri Rosario adalah misteri-misteri Injil. Jika doa Rosario diselingi dengan bacaan Kitab Suci, maka doa itu akan sangat berguna dan merupakan cara meditasi yang unggul. Mungkin Rosario akan menjadi doa yang terlalu panjang, jika setiap sepuluh �Salam Maria� diberi kutipan Injil. Apalagi kalau harus kita selesaikan semua. Oleh karena itu, Doa Rosario perlu dilakukan dengan variasi. Misalnya, pada hari pertama kita membaca kutipan Kitab Suci untuk sepuluh kali �Salam Maria� yang pertama, lain hari untuk sepuluh kali �Salam Maria� yang kedua dst. Jika kita menyelingi doa dengan bacaan Kitab Suci, doa-doa kita akan mempunyai makna yang meresapi seluruh hati.


Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter

Katekese Berdoa Rosario


Doa Rosario terdiri dari doa-doa yang sangat indah:

1. Salib  yang menghiasi setiap Rosario mengingatkan kita akan cinta Yesus kepada kita, akan sengsara-Nya yang menebus dosa kita, dan akan kesempatan yang diberikan Yesus kepada kita untuk menjadi anak-anak Allah. Kita membuat tanda salib untuk bersyukur kepada Yesus dan untuk mengakui tiga misteri iman kita yang terpenting yaitu Tritunggal Mahakudus, Penjelmaan dan Penebusan. Kemudian dengan mengucapkan �Syahadat Para Rasul�, yaitu kedua belas pokok iman yang diwariskan kepada kita oleh Para Rasul, kita memperbaharui iman yang menjadi pegangan kita selama hidup dan pada saat kita mati.

2. Pada biji yang pertama kita berdoa: �Kemuliaan kepada Bapa...� Maka dengan doa ini kita menyatakan secara singkat tujuan hidup dan pekerjaan kita. Menyusul kemudian doa Bapa Kami, doa yang diajarkan Yesus sendiri kepada kita. Dalam Doa ini, kita terutama menghormati Allah dan mohon agar setiap orang boleh mengenal, mencintai dan mengabdi kepada-Nya. Sesudah itu, kita berdoa secara sederhana untuk keperluan dan kepentingan kita sendiri maupun saudara-saudara kita.

3. Pada ketiga biji yang berikut kita berdoa: Tiga kali Salam Maria untuk menghormati Maria secara istimewa Maria adalah Bunda kita karena hubungannya yang istimewa dengan Allah Tritunggal. Ketiga Salam Maria itu dapat kita dahului masing-masing dengan salam berikut ini: Salam Puteri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putera, dan Salam Mempelai Allah Roh Kudus.

4. Pada biji yang kelima kita berdoa seperti pada biji yang pertama; demikian pula pada keempat biji lain yang ada di antara setiap sepuluh kali Salam Maria yang berikut.

5. Doa Fatima, yaitu doa yang diajarkan oleh Bunda Maria pada ketiga anak di Fatima dalam penampakannya tahun 1917, dapat disisipkan pada setiap kali mengakhiri sepuluh kali Salam Maria. Doa ini dimaksudkan untuk mohon berkat dari Allah bagi perdamaian dunia dan keselamatan para pendosa. Doa ini berbunyi: Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa kami! Selamatkanlah kami dari api neraka dan antarlah jiwa-jiwa ke dalam Surga terutama mereka yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu!

Memang, mengulangi terus-menerus Salam Maria mudah membuat pikiran kita melayang-layang. Tetapi berdoa tidak sama dengan komat-kamit. Berdoa ialah mengarahkan hati pada Tuhan. Dengan mengulang-ulang salam Malaikat Gabriel kepada Maria, kita dapat meresapkan arti kata itu dalam hati. Doa ini adalah suatu salam penuh hormat dari Allah sendiri dengan perantaraan Malaikat, utusan-Nya, untuk menyampaikan pengangkatan luhur Maria: �Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu� diikuti kemudian oleh kata-kata yang diilhami Roh Kudus dan yang diucapkan Elisabet kepada Maria: �Terpujilah engkau di antara wanita, dan terpujilah Buah Tubuhmu, Yesus� Dan akhirnya, Gereja menambahkan doa yang sederhana ini: �Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.�

Cara Berdoa Rosario

1. Cara Pertama sudah disinggung di atas. Cara inilah yang mendasari cara-cara yang lain: Kita mengucapkan satu kali doa Bapa Kami, sepuluh kali Salam Maria dan satu kali Kemuliaan ini sudah merupakan sumber rahmat yang luar biasa. Kita mengucapkan doa yang diajarkan Yesus sendiri dan mohon kepada Maria agar senantiasa mendoakan kita. �Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin� Kita juga minta kepada Maria untuk mendoakan kita agar kita tidak mengabaikan kesempatan yang diberikan oleh Allah sekarang ini. Tobat pada saat sebelum meninggal dunia dapat membukakan pintu surga, tetapi tidak dapat memberikan kembali kehidupan yang kita boroskan selama hidup kita sekarang ini, selama kita masih dapat menang atas air kita sendiri dan selama kita masih memiliki cita-cita suci untuk memperoleh rahmat dan kemuliaan abadi kita dapat meminta dan akan menerimanya. Kita tidak hanya dapat meminta bagi diri kita sendiri, melainkan dapat juga meminta bagi para pendosa lain yang hidup bersama-sama dengan kita. Inilah suatu doa yang suci, yang dapat terus-menerus diulangi. Doa ini agak mirip dengan doa seorang janda dalam perumpamaan Yesus yang terus-menerus �mengganggu� hakim sampai permohonannya dikabulkan. (lihat Luk 18:1-8)

Doa Salam Maria diakhiri dengan permohonan agar kita sekurang-kurangnya pada saat terakhir, dapat mengambil keputusan yang tepat: apapun yang pernah kita perbuat, betapa bodoh kita pernah bertindak dan betapa banyak kesempatan telah kita boroskan, kita dapat meminta pertolongan Maria untuk tinggal dalam persahabatan dengan Allah sewaktu meninggal dunia. Limapuluh kali kita berseru kepada Maria yang doanya begitu berkuasa supaya terluput dari api neraka. Maria menekankan hal itu dalam doa yang diajarkan kepada anak-anak di Fatima. Maka kita dapat merenungkan dalam hati arti kata-kata itu dengan mengambil satu bagian yang kita pikirkan sejenak.

2. Cara Kedua  ialah mengucapkan setiap sepuluh kali Salam Maria untuk menghormati suatu misteri, yaitu suatu peristiwa dalam kehidupan Yesus Kristus. Banyak orang Katolik tidak begitu memperhatikan apa yang telah diperbuat Yesus. Mereka kurang bersyukur, bahwa Yesus telah lahir di sebuah kandang yang hina dan bahwa Ia telah wafat demi mereka di kayu salib. Mereka tidak berusaha untuk memperoleh berkat-berkat yang ditawarkan Yesus bagi mereka melalui misteri hidup, wafat dan kebangkitan-Nya. Keinginan untuk memperoleh kekayaan dan kesukaan duniawi, menghambat kemauan mereka untuk menerima sabda Tuhan �sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.� (Luk 8:14). Maka, tidak mengherankan kalau Yesus berdukacita di Getsemani. Ia sedih karena sikap acuh tak acuh kita yang mau diselamatkan-Nya. Berdoa Rosario akan membebaskan kita dari sikap acuh tak acuh itu. Setiap hari kita dapat memperingati dan menghormati lima misteri dalam hidup Yesus. Kita dapat mengenangkan misalnya: �Putera Allah menjadi manusia karena cinta-Nya kepada kita: oleh sebab itu, kita harus bersyukur dan memuji-Nya, dan mohon rahmat kerjasama dengan-Nya agar usaha-Nya bagi kita tidak sia-sia.� Nah, sambil kita mengenangkan cintakasih Allah, kita mengucapkan doa Bapa Kami, suatu doa pujian dan permohonan yang sungguh-sungguh diikuti kemudian oleh 10 kali seruan pada Santa Perawan Maria, agar dengan perantaraannya kita memperoleh karunia-karunia yang hendak diberikan Yesus kepada kita berkat misteri-misteri itu. Barangsiapa setiap hari menghormati peristiwa-peristiwa hidup Yesus dengan menggunakan cara berdoa ini, dia sungguh-sungguh berusaha meniru apa yang tercantum di dalamnya guna memperoleh apa yang dijanjikan-Nya.

3. Cara Ketiga ialah cara yang dianjurkan oleh  para paus dan juga menjadi bagian pokok buku ini: sementara bibir kita mengucapkan doa, budi kita merenungkan misteri-misteri yang berupa peristiwa-peristiwa penting dalam hidup Yesus yang erat hubungan-Nya dengan Maria, Bunda-Nya. Seperti telah disebutkan di atas, mengulangi doa yang sama mudah menyebabkan pikiran melayang-layang. Tetapi jika doa itu diulangi secara berirama, doa itu akan menjadikan kesempatan yang baik untuk mengarahkan pikiran kita pada nilai-nilai yang luhur. Maka perpaduan antara doa lisan dan doa batin, menjadikan Rosario suatu doa yang sangat sempurna dan mudah, suatu doa yang dapat dilakukan dalam setiap keadaan: waktu kita lelah atau sakit, atau pada saat kita tidak tertarik pada doa-doa yang lain. Justru dengan mengulangi terus-menerus doa yang indah secara berirama, kita akan merasa tertolong untuk mengarahkan pikiran kita pada hal-hal yang mulia. Namun ini tidak berarti bahwa doa demikian itu akan begitu saja mengarahkan pikiran kita pada inti peristiwa-peristiwa yang lebih tinggi dan yang tak dapat dibayangkan secara inderawi itu. Kita kadang-kadang tentu akan mengalami kesulitan juga. Maka perlulah latihan dan semangat, yaitu kerendahan hati dan sikap mau mempercayakan diri pada Allah. Pendek kata, semangat iman yang memandang segala yang duniawi dan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dari sudut pandangan Allah sendiri. Maka di sini akan terjadi hal-hal yang saling mempengaruhi secara ajaib: Semangat iman memang perlu, tetapi doa itu serentak menjadi jalan untuk membinanya. Dengan bantuan rahmat Allah, kita akan semakin mampu mengembangkan semangat iman itu dalam hati kita.


Referensi: Buku Doa, Januari 1999

Pax et Bonum


Monday, October 1, 2012

Komentar terhadap 1 Raja-raja 2:19-20


Pemahkotaan Bunda Maria Sang Ratu oleh Tuhan Yesus Sang Raja. Perhatikan bahwa Bunda Maria duduk di sebelah kanan Tuhan Yesus.
1 Raja-raja 2:19-20
2:19. Batsyeba masuk menghadap raja Salomo untuk membicarakan hal itu untuk Adonia, lalu bangkitlah raja mendapatkannya serta tunduk menyembah kepadanya; kemudian duduklah ia di atas takhtanya dan ia menyuruh meletakkan kursi untuk bunda raja, lalu perempuan itu duduk di sebelah kanannya.
2:20. Berkatalah perempuan itu: "Suatu permintaan kecil saja yang kusampaikan kepadamu, janganlah tolak permintaanku." Jawab Raja kepadanya: "Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak permintaanmu."

Komentar:
Bukankah ini terlihat seperti hubungan Yesus dan Maria. Dalam tradisi Kerajaan Davidik (Kerajaan Daud), Sang Ratu Kerajaan tentulah seorang Ibu dari Sang Raja yang sedang memerintah, bukan istri atau selir Raja.

Yesus Kristus adalah Sang Raja yang memerintah selamanya, Ia adalah seorang keturunan Raja Daud. Dan dengan demikian, hukum Kerajaan Daud (bahwa Sang Ratu Kerajaan adalah Ibu dari Sang Raja) tetap berlaku pula. Allah sendiri telah menjanjikan pada Daud bahwa Kerajaan Daud tidak akan berkesudahan. Bila Yesus Kristus adalah Sang Raja, lalu siapakah Ratu-nya? Jelaslah Sang Ratu Kerajaan itu adalah Ibu-Nya, Bunda Maria sendiri.

Bacaan di atas juga menunjukkan dengan jelas bahwa kita dapat meminta bantuan kepada Bunda Maria supaya meneruskan permintaan kita kepada Kristus. Kristus sendiri mendengarkan permintaan ibu-Nya kala anggur habis saat pesta perkawinan di Kana. "Mintalah, ya ibu, sebab aku tidak akan menolak permintaanmu."

Saturday, September 29, 2012

Homili Minggu Biasa Ke-26 (30 September 2012) oleh Pater Phil Bloom



Peperangan Rohani

Kita terlibat dalam sebuah peperangan rohani � dan kita memerlukan semua pertolongan yang bisa kita dapatkan. Injil hari ini menggarisbawahi perlunya sekutu. Rasul Yohanes komplain mengenai seorang pengusir setan yang menggunakan nama Yesus untuk mengusir setan. Karena dia tidak termasuk dalam kelompok apostolik, Yohanes mencoba untuk mencegahnya.

Yesus, bagaimanapun juga, mengambil pendekatan yang berbeda: �Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.� Kata-Nya lagi, �Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.�
Yesus sedang memberitahu kita bahwa kita memerlukan sekutu-sekutu dalam pertempuran rohani. Dr. Peter Kreeft sekali waktu berbicara mengenai Peperangan spiritual. Dia bertanya, �Siapakah musuh itu?� Ia meneruskan dengan sebuah list musuh-musuh yang mungkin termasuk teroris Muslim, media, pembangunan liberal, aborsionis dan �Katolik Kafetaria�. Tidak, dia berkata, mereka bukanlah musuh kita; mereka adalah korban dari musuh yang sesungguhnya.



Lalu, siapa musuh yang sesungguhnya itu? Dr. Kreeft menjawab secara langsung, �Musuh kita adalah iblis. Malaikat yang jatuh. Roh-roh jahat.� *

Kita berada dalam perang dengan roh-roh jahat dan taruhannya tinggi. Perang Dunia II menentukan nasib bangsa-bangsa � bagi generasi-generasi. Tetapi kehidupan suatu negara adalah singkat dibandingkan dengan jiwa. Suatu hari Amerika Serikat akan menghilang. Ketika hal itu terjadi, keberadaan dan kepemilikan anda akan baru saja mulai. 

Demikian juga, teroris Muslim, fanatik anti-Katolik, pengajar Keluarga Berencana � mereka semua memiliki sebuah takdir abadi. Setiap orang memiliki sebuah nilai yang tak terhitung. Kita menginginkan keselamatan mereka. Peperangan rohani akan menentukan di mana setiap orang akan menjalankan keabadiannya. Yesus memberitahu kita bahwa hidup ini adalah serius. Adalah lebih baik untuk kehilangan tangan atau kaki atau mata daripada pergi ke dalam Gehenna (Neraka), api tak terpadamkan.

Sebuah pertempuran berkecamuk dalam budaya kita � dan di dalam hati dan pikiran anda. Kita membutuhkan semua pertolongan yang bisa kita dapatkan. Jangan menolak setiap sekutu yang mungkin, nasihat Yesus.

Saya ingat ketika saya berada di sekolah tinggi mendengarkan pidato inaugural Presiden John F. Kennedy. Ia berkata, �Kita akan membayar harga apapun, menanggung beban apapun, bertemu kesulitan apapun, mendukung setiap teman, menentang setiap musuh...�

Yesus demikian pula berbicara mengenai mendukung setiap teman, membayar setiap harga dan menanggung setiap beban. Dan kita menghadapi musuh yang lebih berat dari rezim komunis manapun. Musuh kita telah memiliki pengalaman berabad-abad membuat orang jatuh. Musuh kita mengetahui kelemahan dan pikiran anda � dan dia memiliki senjata-senjata baru dan powerfuldalam internet, TV dan media pada umumnya. Musuh kita itu bukan seorang yang jantan. Seperti seekor hyena yang kejam, ia menyerang kijang yang terluka.

Kita sering terlihat tak berdaya menghadapi musuh ini. Dan kita memang demikian � bila kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Tetapi hal-hal ini berubah ketika kita berseru kepada Tuhan, Perawan Maria, St. Mikael dan para malaikat-Nya � dan seluruh persekutuan Para Kudus yang mencakup mereka yang berada di bumi yang berdiri bersama dengan Yesus. St. Yakobus mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Tuhan dan menolak iblis dan iblis itu akan melarikan diri.

Minggu berikutnya Yesus akan berbicara kepada kita mengenai pernikahan. Ini adalah topik yang sulit. Iblis sedang menyerang pernikahan-pernikahan dan pernikahan itu sendiri secara beringas. Kondisi �pasang� tampak sedang menguntungkan iblis. Tetapi saya memiliki beberapa berita. Saya akan memberitahu anda mengenai hal itu dalam homili saya berikutnya. Saya tidak ingin membiarkan kucing keluar dari karung, tetapi saya dapat berkata ini: Kemenangan adalah milik Yesus.

Kemenangan mungkin tidak terjadi besok � atau bulan November. Presiden Kennedy berbicara mengenai �panggilan untuk menanggung beban dari sebuah perjuangan panjang di dalam gelap dari tahun ke tahun, �bersukacita dalam harapan; bersabar dalam penderitaan.��

Minggu yang akan datang, saya akan meminta orang-orang muda kita � terutama laki-laki muda kita � untuk bergabung dalam perjuangan ini, peperangan rohani ini. Musuh bebuyutan kita mengusahakan kehancuran kekal kita, tetapi Yesus menawarkan kehidupan. Dan dia memberitahu kita: lebih baik kehilangan sebuah tangan, mata atau kaki daripada kehilangan hidup yang kekal. Dan Ia mendesak kita untuk mencari semua sekutu yang tersedia dalam pertempuran.

Pilihannya jelas: untuk memasuki kehidupan atau memasuki neraka. Kita berada dalam peperangan rohani dan kita membutuhkan semua bantuan yang bisa kitadapatkan. Amin.
  

Pater Phil Bloom adalah Pastor Paroki St. Mary of the Valley, Monroe
Homili di atas diterjemahkan dari situs resmiparoki tersebut.
Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter
 

*. Dr. Kreeft, pengajar seminaris Oblat Perawan Maria, menulis sebuah artikel(silahkan klik) yang berisi penjelasan mengenai pertempuran rohani, musuh-musuh kita dan senjata-senjata yang kita miliki dalam pertempuran rohani tersebut.