Latest News

Thursday, October 25, 2012

Katekese Gereja Katolik: Gereja yang Katolik

I. Fakta. Apabila kita mempelajari sejarah Gereja, maka ada satu masalah yang patut dicatat, yaitu perkembangan Gereja yang begitu pesat. Gereja mengirim pengkhotbahnya ke seluruh daerah. Terutama Santo Paulus menunjukkan kegiatan yang tidak kenal menyerah; ia disemangati oleh suatu dorongan batin. Setelah beberapa puluh tahun Gereja sudah tersebar ke seluruh dunia di masa itu. Nama �Katolik� mulai digunakan; nama itu berarti umum, universal. Sifat itu tetap dipertahankannya; daerah pengkhotbahanya terus diperluas; utusan baru terus dikirim ke daerah yang baru terbuka. Gereja adalah satu dan kudus; ini tidak berarti bahwa ia membentuk satu kelompok kecil yang mempertahankan kemurniannya secara kaku dengan jalan mengisolasi diri; Gereja tidak sempit dan picik; sikapnya bukan menolak, tetapi mengundang; kesatuannya mencakup seluruh dunia dan kekudusannya diperuntukkan bagi semua orang.

II. Dasar Pembuktian.Perintah Kristus kepada para rasul berlaku untuk seluruh dunia: Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. (Kis 1:8). Ia memanggil semua orang untuk masuk ke dalam Gereja-Nya, atau lebih lagi Ia menyatakan suatu kewajiban bagi semua orang untuk dibaptis dan untuk percaya kepada perkataan Kristus: �Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Mrk 16:16. Setiap orang wajib taat kepada perkataan penuh kewibawaan dari para rasul karena siapa yang mendengarkan kamu ia mendengarkan Aku, dan siapa menolak kamu ia menolak Aku. (Luk 10:16)

III. Faktor Intern.Pengertian katolik mempunyai beberapa aspek. Gereja tidak terbatas pada tempat tertentu, bangsa tertentu atau kebudayaan tertentu; Gereja itu universal. Gereja tidak dimaksudkan untuk waktu tertentu saja; betapa pun lanjut usianya, ia tetap muda. Ia tidak diperuntukkan bagi manusia dan tingkat kemasyarakatan tertentu ataupun dari kemajuan tertentu, tetapi ia berpaling kepada yang miskin dan kaya, kepada yang pandai dan yang bodoh. Gereja juga universal dalam artikata bahwa ia mencakup seluruh manusia, bukan hanya pikirannya tetapi juga hatinya; bukan hanya kehendaknya tetapi juga perasaannya; bukan hanya jiwanya tetapi juga badannya. Iman Katolik bukan agama pikiran, bukan latihan kehendak, bukan juga agama perasaan. Iman katolik mau melayani Allah dalam roh dan kebenaran, (Yoh 4:23), dengan tidak melupakan kelemahan manusiawi.

Sifat Gereja yang katolik bukanlah suatu pengertian kosong. Ia menuntut kesatuan dan stabilitas. Gereja itu katolik dalam artikata bahwa ia diorganisir di seluruh dunia dan melalui segala zaman sebagai satu kesatuan dan bahwa di segala tempat dan pada segala waktu seluruh wahyu Kristen hidup di dalamnya, serta bahwa seluruh pewartaan Injil sudah menjadi nyata di dalamnya. Apa yang ia wartakan bukanlah suatu pilihan atau suatu aspek dari ajaran Kristen, tetapi semuanya, bukan hanya hal-hal pokok tetapi seluruhnya.

IV. Kenyataan. Sifat katolik tidak berarti bahwa ia dapat mencakup semua orang atau sebagian besar dari umat manusia. Statistik dapat menjelaskan bahwa belum sampai seperlima penduduk dunia menjadi anggota Gereja. Sifat Katolik harus diartikan bahwa ia dapat diketemukan di seluruh dunia dan bahwa segala bangsa dan negara, segala kelompok dan martabat memberi sumbangan untuk membentuk suatu badan yang baik dan terurus baik. Di dalam perjalanan sejarah, sifat katolik itu mendapat bentuk yang makin nyata walaupun ada kekuatan-kekuatan yang menghambat, umpamanya; perlawanan oleh musuh-musuhnya dan kekurangan semangat dari anggotanya sendiri.

V. Tanda dan Mujizat.Sifat katolik mempunyai segi yang mengherankan karena kesatuan yang benar dalam hal-hal rohani, tanpa paksaan dari luar, tidak mungkin terpelihara secara murni di suatu wilayah seluas dunia ini, selama dua puluh abad, kalau tidak ada bimbingan ilahi yang khusus. Kekuatan manusiawi saja tidak mungkin mempertahankannya. Karena itu Gereja memiliki materai kebenaran ilahi dalam kekatolikannya.

Oleh Pater Herman Embuiru, SVD dalam buku �Aku Percaya� hlm. 149-151
Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter

Orang Kristen Haruslah Menjadi Injil yang Hidup



Setiap Orang Kristen Haruslah Menjadi Injil yang Hidup
St. Yosef Leonessa, OFM. Cap.
Santo Yosef Leonessa
Injil, yaitu kabar baik tentang kedatangan Tuhan di dunia dengan perantaraan Santa Perawan, hendaknya pertama-tama tertera bukannya di atas kertas, melainkan di dalam hati dan batin. Perbedaan antara hukum tertulis dan hukum rahmat adalah sebagai berikut: �tertulis� disebut tiap-tiap hukum yang ditatah pada loh batu, sedangkan hukum rahmat disebut hukum yang dicamkan di dalam hati manusia oleh karena ilham Roh Kudus.
Demikianlah dijanjikan Tuhan dengan perantaraan nabi Yeremia yang berkata: �Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kamu, bukan seperti perjanjian baru itu ia menambahkan: �Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam batin mereka. (Yer 31:31 dst). Maka setiap orang Kristiani harus menjadi hukum yang hidup yang didalamnya ajaran Injil dapat dibaca. Sehubungan dengan itu, Santo Paulus berkata kepada umat di Korintus: �Ternyatalah bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup; bukan pada loh-loh batu melainkan pada loh-loh daging yaitu di dalam hati manusia (2 Kor 3:3). Loh itu ialah hati manusia. Roh Kudus adalah si penulis dengan perantaraanku dan aku adalah alat-Nya dan lidahku adalah bagaikan pena penulis cepat. Mudah-mudahan lidah si pengkhotbah tergerak oleh Roh Kudus dan dicelupkan di dalam darah Anak Domba yang tak bercela, juga menulis cepat di dalam hatimu. 

Tetapi dapatkah tulisan yang satu ditulis di atas tulisan yang lain? Jika tulisan yang duluan tidak dihapus, maka tulisan yang baru tidak dapat ditulis di atasnya. Di dalam hatimu ada tertulis kelobaan, kesombongan, pemborosan dan cacat-cacat lainnya. Bagaimana kita dapat menulis kerendahan hati, kesusilaan dan keutamaan-keutamaan lainnya, jika cacat-cacat yang terdahulu tidak dihapus? Apabila orang-orang mengandung tulisan demikian di dalam dirinya, maka seperti dikatakan, tiap-tiap orang dari antara mereka adalah sebuah buku, dan tiap-tiap orang lalu dengan tingkah lakunya mengajar orang-orang lain dengan teladannya. Dalam arti ini, S. Paulus menambahkan: �Kamu adalah surat yang dapat dibaca dan dipahami oleh semua orang.� 2 Kor 3:2. Demikianlah para pemimping Gereja dan para pengkhotbah mendahului dalam hal pertobatan jiwa-jiwa, agar mereka membimbing sekalian orang dengan cara menarik ke pada jalan kebenaran. Memang tidak semua orang tidak diyakinkan dengan cara-cara yang sama. Karena itu, St. Paulus hamba Kristus yang setiawan dan gembala jiwa itu berkata: �Bagi orang Yahudi, aku menjadi seperti orang Yahudi. Tetapi, bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Pendek kata, ia menyesuaikan diri dengan semua orang. Karena itu ia menambahkan: �Bagi semua orang, aku menjadi segala-galanya supaya aku dapat memenangkan semua orang bagi Kristus. (1 Kor 9:20-22)

Pax et Bonum
follow Indonesian Papist's Twitter

Wednesday, October 24, 2012

Paus Umumkan Enam Calon Kardinal Baru


Paus Benediktus XVI dalam Audiensi Umum 24 Oktober 2012. Di sebelah kanan Paus adalah calon kardinal baru, Uskup Agung James M. Harvey dari AS.
Dalam Audiensi Umum yang dihadiri 20.000 peziarah pada hari Rabu tanggal 24 Oktober 2012 di Roma; Paus Benediktus XVI mengumumkan enam nama calon kardinal baru Gereja Katolik. Keenam calon ini akan diangkat secara resmi menjadi kardinal dalam Konsistori 24 November 2012 di Roma.
Keenam calon kardinal ini berasal dari 6 negara berbeda, tiga di antaranya berasal dari benua Asia, dan uniknya tidak ada satu pun calon kardinal baru dari benua Eropa. Dari enam nama calon yang ada, tidak ada satu pun dari negara Italia. Ini adalah hal yang tidak biasa terjadi mengingat Italia adalah penyumbang kardinal terbanyak dalam Gereja Katolik. 

Keenam calon kardinal baru itu adalah:
1. Patriark Pierre Bechara Rai (72) dari Gereja Katolik Maronit (Libanon).
2. Uskup Agung Utama Baselios Cleemis Thottunkal (63) dari Gereja Katolik Syro-Malankara (India).
3. Uskup Agung John Olorunfemi Onaiyekan (68) dari Abuja (Nigeria)
4. Uskup Agung Ruben Salazar Gomez (70) dari Bogota (Kolombia)
5. Uskup Agung Luis Antonio Tagle (55) dari Manila (Filipina)
6. Uskup Agung James M. Harvey (63) dari Amerika Serikat, Prefek Rumah Tangga Kepausan.

Penambahan 6 kardinal baru akan menaikkan jumlah anggota kolese kardinal ke angka 212 dan angka kardinal-elektor 120. Saat ini terdapat 116 kardinal-elektor, tetapi dua di antaranya, Kardinal Francis Arinze dan Kardinal Renato Martino, akan berumur 80 tahun sebelum tanggal 24 November 2012 dan dengan demikian kehilangan hak pilihnya dalam konklaf kelak.

Selama masa kepausannya, Paus Benediktus XVI telah mengangkat 67 kardinal baru, termasuk 2 uskup terkenal Amerika Serikat, Kardinal Timothy Dolan dan Kardinal Raymond Burke serta mantan Nuncio Vatikan untuk Indonesia, Kardinal Malcolm Ranjith dari Srilanka. Berikut ini foto masing-masing calon kardinal.

Uskup Agung Utama Baselios Cleemis Thottunkal

Patriark Pierre Bechara Rai

Uskup Agung Ruben Salazar Gomez

Uskup Agung James M. Harvey

Uskup Agung John Olorunfemi Onaiyekan

Uskup Agung Luis Antonio Tagle

Pax et Bonum